3

1157 Kata
“ Selamat pagi Bu guru” ucap para warga saat berpapasan dengan Melly di jalanan “Pagi” jawapnya ramah dan tak lupa untuk tersenyum manis. “Bu guru gak pulang ke kota gitu? Kan xekolahnya libur.” Tanya salah satu warga “Gak tau juga buk, masih dalam pertimbangan.” Ujar Melly sambil nyengir “Pulang aja Bu Guru. Pasti bapak sama ibunya kangen banget sama anaknya. Lagian saya belum pernah melihat bu guru pulang selama setahun di mari. jangan salah ngerti ya, ibuk bukan ngusir, Cuma ngasih saran. Ibuk ngerasa apa yang di rasain sama bapak dan ibuk nya bu guru. Ibuk jujur ya kangen banget sama anak ibuk yang lagi kerja di kota. Setiap hari ibuk berdoa biar bisa ketemu cepat sama anak ibuk, ya, walaupun bulan kemaren anak ibuk ada pulang sih.” “Iya buk, makasih ya nasihatnya.” Melly kembali meneruskan langkahnya kembali kerumah kontrakan. “Apa aku harus pulang aja ya, aku juga kangen sama mama dan papa.” Gumamnya. Setelah berfikir fikir, akhirnya Melly memutuskan untuk pulang kerumah orang tuanya. Untuk memberi kejutan buat mama dan papanya, Melly sengaja gak ngasih kabar tentang kepulangan nya. Dengan cekatan tangan halusnya menyimpan semua barang barang keperluannya ke dalam koper. Setelah selesai Melly langsung nyamperin tetangganya untuk memberi kabar kalo dirinya akan pulang kekota sekarang juga. *** Setelah menempuh perjalanan yang panjang selama kurang lebih enam jam akhrnya Melly tiba juga di Jakarta. Karna memang udah jauh malam saat tiba di Jakarta, Melly memilih untuk menginap di hotel sementara besok baru pulng ke rumah orang tua nya. Setelah melaku kan check in di salah sebuah hotel yang terdekat Melly segera mencari makanan karna memang dari siang tadi perutnya cuma di isi dengan sebuku roti sahaja. Karna memang pengaruh capek Melly malas buat jauh jauh mencari makan, pilihannya jatuh pada sebuah warteg yang menjual nasi goreng yang ada di seberang hotel. Dalam perjalanan menuju ke warteg. BHUK! Bahu nya menubruk seseorang “ eh, maaf ya “ ucap Melly “Oh, gak pa pa mbak. Salah kan saya yang kurang hati-hati” jawab pria itu. Deg! Jantung Melly berdetak kurang normal saat menatap wajah pria itu dan segera Melly memalingkan wajahnya semula dan terus bergerak cepat dan tenggelam di antara lautan manusia yang berseliweran di jalanan. “Den Danni ternyata. Duh ngapain dia malam-malam keluyuran di tempat kayak gini.” Melly ngomong sendiri dalam perjalanannya. Nafsu makannya tadi jadi hilang begitu sahaja. Dan untung buat Melly karna Danni tidak mengenali dirinya. “Kalo tahu kayak gini, gue gak mau pulang ke Jakarta. Tapi kan udah terlanjur kayak gini. Harusnya gue tanyain dulu ke papa, apa Den Danni nya udah pulang ke Jakarta atau masih di Ausi..duh begok banget deh lo Melly! Melly!. malah begoknya kebangetan lagi. Baru aja jejak kaki di Jakarta udah apes.”Melly berperang dengan batinnnya sendiri dan di saat ini gadis mungil yang berkaca mata itu jadi menyesali keputusannnya untuk kembali ke Jakarta. *** Pagi menyapa, Ting tong! “Lho pa, siapa yang bertamu pagi pagi sekali?” Linda ,menatap suami nya dan keduanya juga saling menatap karna sangat langka bagi rumah mereka kedatangan tamu seawal ini. “Yuk lihat ma, siapa tahu ada yang mau minta bantuan gitu” Pasangan suami istri itu terus meninggal kan sarapan pagi dan bergegas menuju ke depan. Tatkala gerbang terbuka keduanya di buat melopong dengan pemandangan yang tersaji di depan mata bah kan Linda sendiri sampai mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya benar apa adanya. “Assalamualaikum” “Waalaikumusalam, Melly!” Bryan berlari mendapatkan putri tercintanya dan ini benar benar kejutan yang tidak terduga sama sekali. “Ma, anak kita pulang Ma.” Bryan memanggil istrinya yang masih terpaku ditempat berdiri. Setelah melepaskan kan pelukan papanya Melly segera mendapat kan mamanya yang masih lagi dalam kondisi shock berat. “Mama, gak seneng ya Melly pulang?” sambil meraup kedua pipi mamanya. “Mama seneng banget sayang, Cuman mama masih belum percaya aja kalo Melly udah pulang gitu.” Akhirnya Linda meraih tubuh mungil semata wayangnya dan membawa nya masuk ke dalam pelukan. “Terima kasih sayang karna udah mau pulang.” Ucap Linda di sela isak tangis bahagianya. “Yuk masuk, kita sarapan bareng ya, kamu pasti belum sarapan kan?” Linda langsung menarik lengan anaknya dan membawanya langsung ke meja makan, sementara Bryan sendiri sibuk mengurus koper putrinya. “Wah, nasi goreng ya ma menunya? Enak banget pastinya ini.” “Mama seneng kalo Melly suka.” Linda terus menghulurkan piring yang sudah terisi nasi goreng buat anaknya “ makan yang banyak ya sayang”. sembari tersenyum menatap wajah cantik putrinya yang sudah benar-benar dewasa. “ Anak papa makan kok gak nungguin gitu.” Bryan pura pura ngambek “He,sorry pa, Melly laper banget soalnya malam tadi Melly gak sempet makan” Nyengir untuk menutupi rasa bersalahnya. “Suapi papa dong, baru ngambeknya hilang ni” Masih lagi usil menjaili putrinya. Alasan yang sesungguhnya Cuma pengen bermanja. “Beres, ayuk sini Melly suapi mama sama papa” seketika ruangan jadi penuh dengan canda tawa. Sarapan pagi yang paling bahagia sepanjang hampir satu tahun lebih. “Oh ya, tadi sampai di Jakarta jam berapa sayang?” tanya Linda “Melly sebenarnya udah nyampe semalam, karna udah terlalu larut ya Melly nginep aja di hotel. Gak enak aja gangguin mama sama papa malam malam” “Kok gak kabari kami sih nak. Kalo Melly kasih kabar kan mama sama mama bisa jemput di halte” Timpal Bryan “Kalo gitu surprisenya gak jadi dong.” Melly terkekeh melihat reaksi kedua orang tuanya.” Oh ya, papa sama mama gak kerja gitu?” tanya Melly melihat keduanya masih santai. “Mama mau minta izin gak masuk kerja sama nyonya, mama masih mau kangen kangenan sama Melly” Linda merangkul bahu putrinya sambil mendaratkan satu kecupan di pipi gembul Melly. “Jangan bilang kalo Melly udah pulang ya ma” Melly mewanti wanti mamanya takut nyonya Aiyana tahu kepulangannya nanti urusan Melly akan bertambah ribet apalagi Danni sudah kembali. “Beberapa hari lalu Den Danni pernah datang ke kantor papa, tujuannya mau minta alamat kamu Mel .”Bryan menginterupsi obrolan istri dan anaknya. “Trus, papa kasih?” “Ya enggak lah sayang. Papa orang paling tepat sama janji. Papa bilang papa gak bisa kasih alamat Melly ke dia karna takut Melly akan lari semakin jauh” Jelas Bryan lagi. “Terima kasih pa” “Ya udah, papa berangkat dulu ya. Kalian baik-baik di rumah. Mama jangan lupa izin sama nyonya, tapi harus di inget jangan pake alasan sakit ya. Nanti takutnya nyonya khawatir lagi.” Ucap Bryan sambil mendekati dua orang bidadarinya “Iya pa, entar mama izin sama nyonya” Jawab Linda, terus bangkit dari duduknya buat menyalimi suaminya dan di ikuti Melly. “Papa! hati hati di jalan ya” seru Melly setelah papanya beranjak pergi menuju ke car port. “ Iya, makasih sayangnya papa.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN