Andrea dan Naka terhanyut dalam ciuman yang dalam dan penuh gairah. Bukan sekadar mengecup, tapi melumat dengan segenap rasa. Meluapkan segala gejolak yang berkecamuk di dalam hati mereka. Melupakan kesakitan karena keputusan yang ternyata sangat tidak bijak. Memulai ciuman panas ini, keduanya seakan berdamai. Saling mengakui kalau ternyata, mereka saling membutuhkan dan saling menyayangi. Sekian menit berlangsung, Naka melepaskan tautan bibirnya. Membiarkan Andrea mengambil napas, sebelum kembali mencium dengan lembut dan dalam. Ia seakan tidak rela melepaskan wanita yang sudah ia buat menangis. Mencecap bibir itu, mengurai kerinduan yang membelenggu. Kedua tangan Andrea meremas erat pakaian yang Naka kenakan. Bibirnya membalas lumatan lembut dari laki-laki itu. Air matanya masih mengal