Naka bisa merasakan tubuh Andrea yang bergetar dalam pelukannya. Tangannya terus mendekap, berusaha untuk menenangkan wanita itu. Meski ia juga tidak bisa menahan air matanya karena kesedihan yang teramat. Berharap rasa sakit dan kecewa Andrea selama ini, bisa berpindah kepadanya. Demi melihat senyum bahagia wanita itu. “Jangan menangis hanya karena kamu merasa tidak pantas disayangi. Saya tidak mau kamu terus-terusan merasa rendah, hanya karena status kamu saat ini,” ucapnya tulus. “Tuhan tidak akan membuat kamu merasakan kepahitan terus-menerus, Andrea. Akan ada cahaya setelah gelap. Akan ada pelangi setelah semuanya terlihat abu-abu. Akan ada tawa, setelah tangis. Dan ada saya, untuk menemani kamu.” Setelah beberapa saat, perlahan Naka mengurai pelukannya. Tangannya mengusap air mata