Pernikahan Aidil dan Andara

1073 Kata
setelah Aidil menjadi suaminya tentu dia akan membongkar satu demi satu kebusukan yang disimpan oleh perempuan yang menjadi pujaan lelaki calon suaminya tersebut. Malam pun tiba, kini Raina sangat bersikap manis kepada Aidil, ia meminta sang suami untuk memakai pakaian yang rapi, celana hitam kemeja putih beserta jas warna senada dengan celana yang dikenakannya tak lupa juga pecis yang melekat di kepalanya. Aidil sempat bingung dengan apa yang diminta oleh istrinya, tapi saat dirinya bertanya Raina menyuruhnya untuk menutup mulut dan diam. "Mau kamu apa sih Rai? kamu mau ngajak aku makan di kamu mau ngajak aku makan kemana? jangan aneh-aneh deh kamu!"protes Aidil. "Udah deh mas, tidak usah banyak tanya! ikuti saja apa yang ku minta nanti, aku tidak akan membawamu untuk mati bersama! percayalah!"kata Raina yang semakin ngelantur menurut Aidil. "Emangnya kita mau menghadiri apa? kenapa kita harus berpakaian serapi ini? aku mohon jangan berbuat macam-macam!"kata Aidil lagi. "Aku tidak akan macam-macam kok mas, satu macam saja!"jawab Raina sambil cengengesan tak jelas. Malam ini dia bertekad harus bisa membuat sang suami untuk menikahi Andara, seorang wanita yang tergila-gila terhadap suaminya tersebut. ia tak mau membuang-buang kesempatan lagi, foto suaminya ini sangat bucin kepadanya, Dia sangat yakin bila sang suami tidak akan pernah berpaling darinya meskipun itu kepada seorang Andara, Begitulah kira-kira yang ada di pikiran Raina saat ini. Raina lupa jika ada sang membolak-balik hati, iya lupa bawa songkok daging yang berada di dalam d**a bukanlah dia pemiliknya, setiap detik setiap saat akan bisa berubah. Aidil semakin merasa heran karena saat ini yang berhias bukan cuma dirinya saja melainkan Surya putranya pun turut dihias oleh Raina. Dalam hati Aidil bertanya-tanya sikap aneh yang dilakukan oleh istrinya... saat fikirannya masih sibuk menerka-nerka, tiba-tiba saja Raina mengagetkannya. "Taksinya sudah datang mas, ayo kita segera berangkat!"ajak Raina. "Jangan banyak tanya dan ikuti saja apa yang aku mau!" kata Raina lagi yang semakin membuat Aidil mesra curiga tapi tak tahu seperti apa. "Sesuai aplikasi ya pak?"kata Raina kepada sang sopir. Sopir taksi itu pun langsung mengangguk, tanda mengerti apa yang dimaksud oleh pelanggannya. Aidil semakin dibuat bingung karena kini mobil tersebut menuju ke sebuah masjid besar yang ada di kota tempat mereka tinggal. "kita menghadiri acaranya siapa? di sini sepertinya ada acara?" tanya Aidil semakin penasaran. Raina yang ditanya pun hanya tersenyum menanggapinya, digenggamnya tangan sang suami untuk mengikutinya masuk ke dalam masjid yang ada di hadapan mereka, meskipun dalam keadaan kebingungan Aidil tetap mengikuti langkah dari sang istri. Sesampai di dalam masjid, Aidil pun dituntun Raina untuk duduk di samping seorang perempuan, Aidil belum menyadari jika perempuan tersebut adalah bosnya yang bernama Andara. Perasaan Aidil mulai tak enak, ia merasa ada yang tidak beres, entah mengapa dia merasa air kan ada sesuatu yang besar yang akan terjadi. "Pengantin laki-lakinya sudah siap pak penghulu, silakan untuk memulai ijab kabulnya!"perkataan Raina membuat Aidil terperanjat kaget. Ditatapnya dengan lekat perempuan yang ada di sampingnya yang iya curigai sebagai calon pengantin, Aidil benar-benar percaya dengan penglihatannya sendiri. "Ibu Andara?"kata Aidil terbata. Andara hanya membalasnya dengan senyuman termanisnya yang sengaja ia sebutkan untuk calon suaminya tersebut. "Maafkan aku mas, mungkin aku terkesan memaksamu! tapi aku tidak memiliki cara lain selain ini!"batin Andara dalam hatinya. Setelah mengetahui bahwa calon pengantinnya adalah dirinya sendiri, dan perempuan yang akan dinikahinya adalah bosnya, Aidil pun menatap tajam wajah istrinya tersebut. "Rupanya semua sudah direncanakan, kalian benar-benar berniat untuk mempermainkan aku, sebegitu tidak berartinya aku untuk kalian!"Batin Aidil nelangsa. Tak ada keinginan Aidil untuk lari ataupun menolak keadaan yang ada, dia sudah bertekad untuk mengikuti oleh kedua wanita yang ada di hadapannya. "Meskipun terkesan kalian menganggapku hanya sebuah barang yang pantas untuk ditukar ataupun diperjual belikan, aku akan tetap terima apa yang kalian lakukan!"batin Aidil dalam hatinya. "Kita lihat sejauh mana kalian akan mempermainkanku...!"lanjut Aidil lagi yang tentu saja hanya terucap dalam hatinya saja. "Bagaimana mas? apakah ijab kabul sudah bisa kita laksanakan?"tanya penghulu tersebut kepada Aidil. "Saya siap Pak,,,,!"jawab Aidil. Jawaban Aidil yang tak terduga membuat Andara dan Raina tersenyum bahagia, padahal sebelumnya Andara dan Raina sempat ketar-ketir dengan pemberontakan yang akan dilakukan oleh Aidil. "Maharnya apa mas?" tanya penghulu itu lagi. "Saya akan memberi semampu saya!"jawab Aidil atas pertanyaan penghulu tersebut. "Ibu Andara, apakah anda menerima berapapun yang akan saya berikan?"tanya Aidil memastikan. "Saya terima berapapun yang akan kamu berikan sebagai mahar, meskipun itu hanya sebiji kurma saja!" jawab Andara. "Baiklah saya pegang omongan Ibu,,,! karena memang semua tiada persiapan, maka saya akan memberikan mahar sesuai yang ada di kantong saya, kita lihat di dalamnya ada berapa!"Aidil menjawab dengan merogoh tangannya ke kantong celananya. "Maaf Bu, di kantong saya hanya ada uang koin 1000 rupiah! apakah ibu keberatan dengan mahar ini?"pertanyaan Aidil membuat penghulu pun mengerutkan keningnya dan heran dengan negosiasi yang ada. "Saya terima!"jawab Andara mantap. "Baiklah kalau begitu, saya akan memberikan mahar 1.000 rupiah pak!"kata Aidil ke penghulu. "Siapa yang akan jadi walinya?"tanya pak penghulu kemudian. "Saya pak, saya adalah ayah kandung dari pengantin perempuan!"kakak laki-laki yang baru pertama kali ditemui oleh Aidil. Sesuai kesepakatan yang ada, pernikahan pun langsung dilaksanakan, pernikahan di bawah tangan dengan bukti dan saksi yang kemudian akan di daftarkan ke catatan negara di kemudian hari. Pernikahan yang cukup membuat kedua wanita yang kini berstatus menjadi istrinya aidil sama-sama bahagia, Raina bahagia karena akhirnya mendapatkan 10% harta milik Andara, sementara Andara yang bahagia karena sudah berhasil menjadi istrinya Aidil. Tanpa kedua wanita itu sadari ada seonggok hati yang telah disakiti oleh mereka, hati seorang laki-laki yang kini sah menjadi suami mereka berdua. "Sekarang tepati janjimu mbak! minimal berikan dulu satu miliar dulu untuk uang mukanya!"kata Raina yang tak sabar memiliki nominal uang yang pernah disebutkan oleh Andara. Bahkan dia mengatakan itu di hadapan suaminya seolah suaminya itu tak memiliki hati dan perasaan. Andara melirik ke arah Aidil, ia ingin tahu reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh Aidil atas perkataan dari istri pertamanya itu. Tanpa andara sadari bahwa kini Aidil pun merasa kecewa dengan sikap bosnya tersebut. Aidil benar-benar merasa seperti sebuah barang yang bebas di pertukarkan sesuka hati oleh kedua wanita yang ada di hadapannya kini yang telah sah menjadi istrinya. Melihat sikap Aidil biasa saja, membuat Andara pun merasa lega dan langsung memberikan cek kepada kakak madunya tersebut. "Kamu bisa mencarikannya besok di bank yang sudah tertera di sana!"kata Andara setelah menyerahkan cek tadi. "Terima kasih Mbak Andara!"ucap Raina dengan mencium kertas cek yang diberikan oleh andara. "Oh ya mas, setelah ini kamu nanti pulang saja bersama ibu Andara! nikmati malam pengantin kalian!"ucap Raina enteng.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN