Disebuah klub malam, terlihat seorang gadis sedang duduk dengan angun, namun orang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Wajahnya sangat cantik dan mengemaskan, apa lagi bentuk tubuhnya sangat seksi dan mengoda dan tentu saja penampilan gadis tersebut sangat mengoda di mata para laki-laki yang berada di klub malam itu. Termasuk dengan seorang laki-laki yang sedang duduk di sofa VIP, ia dari tadi menatap gadis yang bernama Manda Ayu Putri.
"Ini sangat tidak nyaman," protes Manda dengan pakainnya yang sangat terbuka dan sedikit menerawang.
Manda pun langsung saja menoleh kesana kemari, karena sedang bingung apa yang ia harus lakukan sekarang. Padahal dirinya sudah sangat tidak betah berada di tempat yang sangat berisik itu, belum lagi bau alkhol yang sangat menyengat di hidungnya. Semakin membuat Manda ingin pergi saja, namun sayangnya keinginannya itu harus ia kubur dalam-dalam, karena kedua kedua orang tuanya dari tadi terus mengawasi Manda dari kejauhan, mereka ingin Manda melaksanakan semua perintah mereka dengan sangat baik dan tidak ingin Manda kabur dari klub malam itu.
"Ya, Tuhan, haruskah aku melakukan semuanya ini demi mereka?" tanya Manda dalam hatinya.
Kedua orang tua Manda selalu saja memperlakukan dirinya dengan sangat buruk. Dari usia 5 tahun Manda selalu di perintahkan untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan di rumah, jika tidak Manda akan disiksa habis-habisan oleh kedua orang tuannya.
Manda berharap di usianya yang sudah 24 tahun ini, ia bisa terbebas dari penyiksaan kedua orang tuanya, tapi ternyata salah. Justru sekarang Manda di suruh untuk menjadi wanita malam di klub tersebut, Manda benar-benar sangat tidak ingin melakukannya, namun kedua orang tuanya itu tetap memaksanya, hingga akhirnya Manda pun pasrah dengan nasibnya sekarang.
Mungkin dengan cara ini kedua orang tuanya itu tidak lagi menyiksanya dan tidak lagi menyuruhnya dengan seenak mungkin.
"Permisi!" ucap seorang pelayan menghampiri Manda dan seketika Manda terkejut dengan kedatangan pelayan itu secara tiba-tiba di hadapannya.
"Ya, ada apa, Mbak?" tanya Manda.
"Maaf Nona, anda di perintahkan untuk menghampiri tuan Brian yang sedang duduk disana!" tunjuk pelayan tersebut dengan sangat sopan.
"Brian?" tanya Manda bingung.
"Iya, silahkan Anda kesana sekarang juga!" pinta pelayan itu.
"Kalau saya boleh tahu, untuk apa?" tanya Manda yang masih belum mengetahui siapa nama orang yang akan ia layani nantinya.
"Maaf saya juga tidak tahu, silahkan Nona kesana saja untuk mengetahui lebih jelasnya. Kalau begitu saya permisi!" ucap pelayan tersebut yang langsung saja pergi begitu saja.
Dengan langkah yang penuh ragu, Manda pun langsung saja menghampiri pria tampan yang sedang meminum sebuah alkohol berwarna biru itu di gelasnya, sambil Manda membersihkan dres nya yang sedikit melorot ke atas untuk menariknya kebawah, karena ia merasa pahanya terlalu tampak terlihat. Belum lagi baju di bagian belahan dadanya sangatlah terbuka, sehingga Manda benar-benar sangat tidak nyaman dengan pakain yang ia pakai saat ini.
Manda melihat seorang laki-laki tampan mengunakan pakain jas yang sedikit berantakan sambil meminum minuman yang berada di tangannya saat ini.
"Mungkin inikah laki-laki yang di katakan ibu dan ayah saat di rumah tadi?" gumam Manda dalama hatinya sambil bertanya-tanya.
Rasa gemetar dan sekaligus rasa takut, itulah yang Manda rasakan saat ini. Ia benar tidak tahan dengan pemandangan yang ada di sampingnga karena sangat menganggu matanya yang menurutnya masih suci selama ini. Rasanya Manda ingin muntah ketika melihat seorang gadis dan seorang bapak tua sedang melakukan yang sangat tidak layak untuk dilihat karena gadis tersebut dalam posisi sedang menikmati benda pusaka laki-laki tua itu dalam keadaan menunduk.
"Saya tidak menyuruh kamu untuk melihat mereka, saya menyuruh kamu kemari untuk melayani saya, paham?!" kesal Brian
"Kemarilah!" ucap Brian lagi dengan dingin sambil menatap sinis ke arah Manda.
"Ba—baik tuan," ucap Manda dengan gugup dan sekaligus gemetar.
Perlahan-lahan Manda mendekati Brian, sedangkan Brian sangat kesal dengan tingkah Manda yang sangat malu-malu itu, sehingga ia pun langsung saja menarik Manda ke pelukkannya dengan sangat kasar dan akhirnya Manda terjatuh ke pangkuan Brian, tanpa sengaja mata mereka saling berpandangan. Terutama Brian matanya tidak bisa berkedip ketika menatap wajah gadis yang sangat cantik di hadapannya itu.
"Layani saya dan saya akan memberikan kamu bonus lebih jika kamu membuat saya merasa puas di atas ranjang malam ini," ucap Brian dengan nada suara yang terdengar serak, namun sangat seksi. Bahkan Manda yang mendengarnya pun membuat darahnya berdesir seketika. Belum lagi ia mencium bau parfum yang sangat wangi itu.
"Haruskan aku melakukannya?" gumam Manda dalam hatinya.
Brian menatap bingung dengan ekspresi wajah Manda yang tidak dapat ia tebak itu, namun matanya sambil beralih menatap belahan d**a Manda yang terlihat sangat seksi dan mengoda, sehingga dirinya pun sudah tidak sabar lagi menikmati malam yang panas malam ini bersama gadis cantik di pangkuannya. Manda terus saja diam dari tadi, bahkan Brian membawanya menuju kamar atas pun dirinya sudah tidak sadar lagi, karena pikirannya sekarang benar-benarlah sangat kacau.
Manda tidak bisa membayangkan nasibnya setelah ini dan ia tidak tahu apa kah hidupnya bisa bahagia setelah melakukan hal yang keji itu.
Ingin rasanya Manda menangis dan berteriak, tapi ia tidak bisa mengecewakan kedua orang tuanya, ia ingin kedua orang tuanya tidak lagi meminjam uang dengan rentenir setelah ia mendapatkan uang malam ini, karena selama ini kedua orang tua Manda selalu saja meminjam uang kepada rentenir dengan beralasan untuk mengongkosi biaya hidupnya.
Padahal yang Manda ketahui dirinya tidak pernah mengunakan uang itu untuk biaya hidupnya, bahkan Manda makan mengunakan uangnya sendiri, karena Manda bekerja sampingan di warung makan.
Selama ini yang Manda ketahui kedua orang tuanya itu meminjam uang untuk membuka usaha toko sembako, tapi karena toko mereka sangat kesepian dan jarang ada pembelinya, akhirnya kedua orang tua Manda berhenti berusaha dan akhirnya tidak mampu membayar uang yang mereka pinjam, sehingga mereka pun selalu saja di desak untuk membayar uang yang mereka pinjam tersebut.
Padahal sebenarnya mereka tidak akan pernah kesusahan jika kedua orang tua Manda tidak berjudi, namun kedua orang tua Manda itu sudah terlihat sangat candu untuk bermain judi, bahkan saat kalah pun kedua orang tua Manda tetap saja bermain sampai meminjam uang dengan teman-temannya dan pada akhirnya memiliki hutang yang tidak mampu mereka bayar dan Manda pun di dijadikan wanita malam untuk mengubah nasib kedua orang itu.
"Kenapa diam saja?" tanya Brian yang sudah merebahkan tubuh Manda di atas ranjangnya.
"Ti—tidak apa-apa," jawab Manda dengan gugup.
"Kalau begitu, lakukan tugas mu sekarang juga!" perintah Brian.
"Ta—tapi bisakah tuan menutup mata?" tanya Manda dengan gugup lagi.
"Tidak, saya ingin melihat mu melakukannya!" tolak Brian.
Manda pun pasrah, ia tidak berani membantah kepada lelaki dingin di hadapannya itu, karena ia sangat takut akan disiksa ketika dirinya memprotes, jadi lebih baik ia diam dan melakukannya sekarang juga dengan perlahan-lahan.
Dengan pelan-pelan Manda melepaskan kancing baju Brian satu-satu persatu dan hati Manda pun semakin berdegup kencang dan sekaligus tanganya sangat bergemetar hebat, ia sangat takut ketika tidak bisa melakukannya dan mengecewakan lelaki di hadapanya itu, sehingga dirinya tidak di bayar dan mendapatkan pukulan dari kedua orang tuanya lagi.
"Cepat cium bibir saya sekarang juga!" perintah Brian dengan dingin, dirinya sudah benar-benar tidak sabar sekarang.
"Ba—baik tuan," ucap Manda dengan gugup.
"Bagaimana aku melakukannya?" tanya Manda dalam hatinya, karena selama ini Manda tidak pernah sama sekali berciuman dengan laki-laki mana pun, bahkan memiliki seorang kekasih pun manda tidak punya.
Perlahan-lahan Manda pun mendekatkan wajahnya ke wajah Brian, Brian yang melihat itu wajahnya semakin panas karena salah tingkah.