Hari semakin larut malam, terlihat seorang gadis yang tampak sangat gelisah dan tidak bisa tidur malam ini, gadis itu tentu saja Mandagadis yang di jadikan wanita malam oleh kedua orang tua tirinya.
Manda tidak bisa tidur karena Brian tidak ingin pulang dari kosannya, padahal dirinya sudah sangat ngantuk. Manda sangat takut jika dirinya ketahuan berduaan dengan laki-laki oleh pemilik kosan dan diusir karena Manda tidak mampu lagi mencari kosan lain selain tempat tersebut, belum lagi kosan tempatnya sangat dekat dengan perusahaan tempat dirinya bekerja.
Dari tadi Manda diam-diam memperhatikan Brian yang sedang berbaring di sampingnya, bahkan Manda sangat gelisah ketika mendengar nafas Brian yang sangat dekat dengan telinganya. Rasanya Manda benar-benar sangat kesulitan untuk bergerak karena dirinya sedang terhimpit antara Brian dan dinding tembok, sehingga Manda hanya diam saja tanpa bergerak lagi.
"Pak, ini sudah larut malam," ucap Manda yang berharap Brian mengerti apa yang ia ucapkan barusan.
"Aku tahu," ucap Brian yang tiba-tiba saja membelai rambut Manda dari belakangnya, Manda yang merasakan hal itu sekejap melotot tidak percaya dengan apa yang bos nya itu lakukan saat ini.
"Apa yang Bapak lakukan?!" ucap Manda sedikit tegas, namun suaranya ia kecilkan karena ia tahu pasti akan sangat terdengar jika ia bicara nyaring oleh tetangga sebelahnya.
"Aku sangat menginginkannya, sama seperti malam itu," ucap Brian yang langsung saja menindih tubuh Manda, Manda mendengar suara Brian terdengar sudah di kuasai hasrat sekarang. Namun anehnya Manda malah merasakan jantung nya berdegup dengan sangat kencang sekarang.
"Aku menginginkannya," bisik Brian di telinga Manda dengan suara seraknya.
Manda tiba-tiba saja merasakan seluruh tubuhnya seperti tersengat listrik, bahkan ia kembali teringat dengan malam itu di mana dirinya sempat merasakan bagaimana Brian menyatukan benda yang panjang dan keras itu ke miliknya, membuat Manda semakin dikuasai hasrat juga. Tatapan kedua orang itu sekarang sama-sama saling menginginkan rasa itu lagi.
Tanpa Manda duga lagi, Brian langsung saja melumat bibirnya dengan sangat rakus bahkan Manda tidak memiliki kesempatan untuk membalas ciuman tersebut, jadi Manda hanya memilih untuk diam saja dan merasakan tubuhnya semakin memanas ingin lebih dari itu, perlahan-lahan tangan Manda membelai rambut Brian, sehingga Brian semakin liar ketika mendapatkan sinyal dari Manda, begitu juga dengan tangan Brian perlahan-lahan menyentuh kedua benda kenyal itu dibalik baju Manda.
"Emh!" Suara lengkuhan itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Manda, ia tidak menyangka dirinya bisa kelepasan karena saking nikmatnya ketika Brian menyentuh kedua benda kenyal miliknya.
"Sttt!" ucap Brian sebentar, ia tidak ingin saat melakukan itu mereka berdua diciduk oleh tetangga Manda, lalu Brian pun kembali melanjutkan aksinya dan Manda hanya bisa menutup mulutnya, supaya tidak kelepesan lagi seperti tadi.
Lalu Brian pun perlahan-lahan berpindah ke leher Manda dan membuat bekas kepemilikan yang sangat banyak, mungkin besok Manda akan sangat terkejut dengan surprise yang di berikan oleh Brian karena Brian dengan sengaja melakukan itu semua, supaya Manda tidak melupakan kegiatan panas mereka malam ini. Sambil tangannya meremas kedua benda kenyal itu dengan lembut, sehingga Manda mengeliat keenakan seperti cacing yang terkena garam sekarang.
"Pak, Brian," panggil Manda dengan pelan, ia benar-benar sudah tidak tahan dengan yang di lakukan Brian pada tubuhnya, bahkan dalaman Manda pun sudah sangat basah sekarang.
"Nikmatin saja dengan pelan-pelan, honey," ucap Brian dengan lembut, sambil melakukan aksinya dan bahkan tangannya pun sudah mulai turun kebawah, menuju dimana tempat miliknya untuk berlabuh nanti dan tiba-tiba Brian tersenyum ketika mendapatkan Manda yang sudah sangat basah itu.
"Ehm." Lagi-lagi Manda mengeluarkan suara lengkuhan tersebut dan untungnya Brian dengan cepat menutup mulut Manda dengan tangannya, setelah Manda terlihat tenang dan diam, Brian pun kembali melanjutkan aksinya dengan membuka baju Manda, lalu bagian sensitif milik Manda terlihat sangat mengoda di mata Brian, sehingga Brian pun langsung saja melumatnya dengan sangat rakus dan liar, sambil sebelah tangannya memainkan salah satu gunung kembar milik Manda.
"Pak, emh," ucap Manda yang sudah tidak tahan lagi, bahkan ia sudah merasakan dirinya mengeluarkan sesuatu dari bawahnya sekarang. Karena sudah tidak tahan lagi, Manda pun melakukan aksinya dengan memegang benda keras milik Brian yang dari tadi sudah sangat tegang dan tentu saja sudah sangat siap untuk dimaksukan kedalam lubang kenikmatannya.
"Honey, emh. Kau sangat nakal," ucap Brian yang sangat terkejut ketika benda miliknya di pegang oleh Manda dan ini pertama kalinya bagi Brian pusaka berharganya di pegang oleh seorang gadis, sehingga dirinya semakin sangat liar melakukan aksinya, bahkan Brian pun semakin ganas kedua bagian sensitif Manda sampai-sampai kedua bagian sensitif gadis itu di penuhi dengan bekas kiss mark sekarang.
"Aku sudah tidak tahan, kau harus bersiap-siap, sayang," bisik Brian di telinga Manda, sedangkan Manda nafasnya sudah tidak berarturan lagi.
"Emh." Suara lengkuhan tersebut pun sudah keluar ketiga kalinya itu pun terdengar cukup nyaring dan itu semua karena Brian berusaha memasukan benda pusaka untuk masuk kedalam tempat yang membuat miliknya nanti begitu nyaman l, walaupun ia tahu Manda sudah tidak perawan lagi tapi tentu saja yang mengambil keperawanan Manda adalah dirinya juga.
"Manda, milik mu masih saja sempit dan ini benar-benar membuat ku gila, sayang," bisik Brian lagi, lalu Brian pun langsung saja memasukkannya dengan sedikit kasar karena dirinya sangat kesal ketika pusakanya tidak masuk-masuk dan setelah itu tentu saja berhasil.
"Pak, ini terasa sakit," bisik Manda karena merasakan miliknya ditusuk dengan benda yang sangat besar.
"Tidak apa-apa, lama-lama akan nikmat, sayang," bisik Brian, lalu perlahan-lahan Brian pun mengerakan badanya dan Manda hanya bisa memejamkan matanya, sambil memegang erat tangan kekar milik Brian, bahkan sampai tangan Brian meningalkan jejak cakar oleh kuku Manda.
Sudah semenit lamanya Brian melakukan gerakannya, lalu ia melihat Manda sudah menemukan rasa nikmat itu sehingga Brian semakin mempercepatkan gerakannya, sambil sebelah tangannya meremas salah satu dari bagian sensitif Manda yang sangat besar itu, bahkan tangannya pun tidak cukup untuk mengengamnya.
Dibalik kesederhanaanya, Manda memanglah wanita yang memiliki tubuh yang sangat indah dan sangat mengoda. Bahkan Manda memiliki kulit yang sangat putih mulus dan terlihat seperti melakukan perawatan khusus.
"Brian," ucap Manda sambi mendesah kecil.
"Lagi, sebutlah namaku dan mendesahlah du telingaku, honey," bisik Brian dan tentu saja Manda melakukannya.
Sedangkan Brian semakin mempercepat gerakannya, bahkan keringatanya pun sudah membasahi dahi dan seluruh tubunya, begitu juga dengan Manda, rambutnya pun terlihat menempel di pipinya saking berkeringat karena permainan panas malam ini.
"Pak, aku ingin pipis," ucap Manda yang merasakan dirinya benar-benar ingin pipis ketika Brian sangat mengila melakukan permainan panas itu.
"Bersama-sama, Sayang," bisik Brian dan Brian pun melakukannya gerakannya semakin cepat dan semakin lebih cepat lagi, bahkan Manda sampai menutup wajahnya mengunakan bantal karena sudah tidak tahan lagi dengan gerakan Brian yang membuat tubuhnya terasa sangat nikmat saat ini.
"Emh." Kedua orang itu pun dengan serempak melengkuh kenikmatan saat sudah tiba mencapai puncaknya.