Aku di antarkan pulang oleh Naren sampai rumah dengan aman, aku menunggu sampai Naren pulang tanpa menawari cowok itu mampir ke rumah, kondisi terasa canggung karena Naren mengungkapkan perasaan dan ajakan pacaran seperti tadi. Tidak lama kemudian Lingga datang memakirkan kendaraan di depanku, “Baru pulang?” Lingga menyugar rambut nya ke belakang, aku mengangguk, Lingga turun dari kendaraan dan kami masuk ke dalam rumah. “Kok sepi, yang lain pada kemana?” Lingga celingukan, “Mungkin lagi keluar jalan-jalan sore.” jawabku sembari berjalan ke arah kamar, Lingga mengikutiku lalu tiduran di atas kasur tapi matanya melihatku. “Naren ngajakin kamu jalan emang dia bicara apa aja sama kamu?” Aku menoleh berkacak pinggang, “Apa aku harus bilang setiap detik hal yang aku lakukan, hello.., mama a