“Kamu sudah punya gaun untuk ke pesta pernikahan Santi?” Max yang masih sibuk memilih kemeja tidak sedikit pun menatap Kanaya. Melihat harga yang tertera pada jas hitam yang menggantung di sampingnya membuat Kanaya menelan ludahnya. Harganya bukan hitungan ribu, tapi jutaan. “Lo mau beliin?” tanya Kanaya. Max lalu meliriknya kemudian kembali memilih jas. “Tidak,” jawabnya singkat. Kanaya langsung cemberut. Ia mulai kesal dengan sikap cuek Max yang tidak ada obatnya. “Ya sudah gue pulang.” Baru saja Kanaya ingin beranjak, Max langsung mencegatnya. Ia memanggil seorang pelayan untuk mencarikan gaun dengan warna yang sama dengan jasnya. Hati Kanaya berbunga-bunga mendengar ucapan Max. Ia berpikir kalau Max ingin membeli pakaian couple. “Itu gaun buat gue?” Mata Kanaya mengedip beber