Max terlihat frustrasi ketika bicara dengan orang yang menghubunginya. Berkali-kali ia menggigit bibir bawah lalu menyuar rambut hitam legamnya dengan jari. “Ma, saya harus kembali ke Singapura. Saya tidak bisa tinggal lebih lama di Indonesia. Saya juga sudah menyiapkan rumah jika mama mau tinggal di Jakarta. Rumah itu akan ditinggali Angela untuk sementara.” “Tidak, Max. Mama tidak akan mengizinkan kamu pergi lagi. Tinggallah di Indonesia. Kamu bisa bekerja di sini.” Max mengusap wajahnya kasar. Kepulangannya ke Indonesia hanya untuk beberapa alasan. Selain bisnis dan beberapa pekerjaan, Max juga ingin memastikan rumah baru yang akan ia berikan kepada ibu atau adiknya sudah rampung dikerjakan. “Mama ingin kamu meneruskan bisnis keluarga. Selain itu mama juga ingin melihat kamu bahagi