Beberapa hari telah Alex lalui tanpa hadirnya sebuah senyuman dari orang yang amat sangat dikasihinya, sudah hampir seminggu Ara belum juga membuka mata indahnya. Mungkin memang benar jika Alex takut untuk menghadapi apa yang akan terjadi jika Ara terbangun dari istirahat panjangnya, tapi Alex lebih takut jika Ara tidak kunjung membuka matanya. Seperti pagi ini, terlihat Alex yang baru saja memasuki ruang rawat dimana Ara terbaring lemah di bawah alam sadarnya. Dengan sebuah senyuman Alex mendudukan tubuhnya disebuah kursi tepat di samping tempat Ara berbaring dengan beberapa alat yang menempel pada bagian tubuhnya. Alex meringis perih melihat tubuh mungil istrinya kini tengah bergantung hidup pada alat-alat yang menancap pada tubuhnya, Alex yakin itu pasti menyakiti tubuh Ara. Dengan l