Secepat mungkin Ara berlari untuk menghindari Alex yang masih terus mengejarnya, hingga rasa mual menghentikan langkahnya dan mengingatkanya bahwa ada kehidupan yang tinggal di dalam dirinya, membuat Ara menghentikan langkahnya dan meletakan tangannya pada sebuah mobil untuk menopang tubuhnya yang mulai merasakan lemas. Dihapusnya kembali air matanya yang masih enggan berhenti dengan kasar, sakit?tentu saja. Wanita mana yang tidak sakit hati di saat seorang pria yang dicintai menerima begitu saja permintaan wanita yang sudah jelas memiliki perasaan yang spesial terhadapnya. Kebahagiaan yang ingin ia bagikan kini harus tersimpan dibalik air mata yang sama sekali bukan mengisyaratkan kebahagiaan tetapi melainkan rasa sakit yang teramat dalam. "Sayaang... " lirih Alex yang kini sudah memel