Tidak seperti pagi biasanya, hari ini aku bisa lebih santai. Bangun kesiangan pun tidak akan masalah karena pesawat kami akan berangkat pukul 13.00, masih ada waktu untuk berkemas dan mengabadikan moment selama di hotel. Kuputuskan untuk melupakan kejadian semalam dan kembali menjadi Anatasya yang dulu saat sebelum mengenal Alex. Aku tidak tahu apakah Alex semalam kembali ke kamar ini atau tidak yang jelas pria itu tidak ada di kamar saat aku bangun. Barang-barangnya bahkan sudah dikemas dengan rapi entah sejak kapan. “Lebih baik aku tidak bertemu dengannya,” gumamku sembari menatap tiket pesawat yang ada di dalam tas. Pada akhirnya perjalanan yang aku bayangkan berakhir dengan indah justru berakhir menyakitkan. Pintu kamar terbuka, Alex masuk ke dalam. Sejenak kami bertatapan namun a