CINTA YANG KURINDU- 16

1961 Kata

Telepon di atas meja berdering membuyarkan lamunan. Saujana dengan perasaan berdebar-debar mengangkat telepon itu. Setelah kacaukan briefing pagi tadi, Nata tampak sungguh marah padanya. Bahkan, belum minta bantuan sesuatu pada Saujana. Biasanya Nata tidak absen. Saujana tolong ini.. Saujana lakukan itu... “Ya, Pak.” ujar Saujana dengan suara pelan. “Ke ruangan saya sekarang!” Nadanya begitu biasa tapi, bulu tengkuk Saujana sudah bergidik lebih dulu. Nata langsung tutup telepon tanpa beri Saujana kesempatan bicara. Dikembalikan telepon ke tempatnya. Saujana menghela napas, “kalau si bos minta penjelasan, aku harus bilang apa?!” Saujana tidak bisa melarikan diri, jadi dia kumpulkan keberanian dan harus hadapi apa pun di dalam ruangan itu meski Nata marah sekali pun. Pasrah saj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN