Bunyi erangan panjang untuk sekian kalinya memenuhi ruangan megah bergaya Yunani Kuno. Deru nafas terengah-engah terdengar jelas. Mereka berdua mengambil nafas sedalam-dalamnya untuk merilekskan pasokan udara. Aldrich ambruk diatas Zaneta sambil mencium rakus cuping telinga gadis itu. Perlakuan tersebut membuat hasrat Zaneta kembali berada dipuncak. Ia bergerak kepanasan seperti belut, menggeliat-geliat ingin disentuh lebih dalam lagi. Namun, Aldrich segera bangkit dari ranjang. Tentu saja gadis itu kecewa. Meskipun mereka melakukan beberapa ronde, nyatanya ia belum puas ingin merasakan pusaka milik pria itu, lagi dan lagi. Kepiawaian Aldrich di atas ranjang memang sangat luar biasa, sampai Zaneta tergila-gila. “Mau kemana?” tanya Zaneta dengan manja agar Aldrich mengurungkan niat untu