“Kamu sudah menunggu terlalu lama ya Honey,” Alex duduk di samping Ayesa. “Ya, tapi gak masalah kok,” jawab Ayesa sambil meminum teh nya yang mulai dingin. “Ada apa kamu tiba-tiba menghubungiku?” “Aku mau mendiskusikan sesuatu denganmu,” “Katakanlah!” “Apa kamu ingat dokter yang menjadi kambing hitam untuk rencana kita lima tahun yang lalu?” “Ya, aku ingat, emang ada apa?” “Dokter itu ada di tangan Reas,” Alex menekuk dahinya saat mendengar perkataan itu. “Lalu bagaimana? Apa dia tahu bahwa kita dalang dibalik semua itu?” “Dia tahu bahwa aku lah dalangnya,” “Lalu bagaimana? Apa dia membocorkannya ke Andre?” Ayesa menganggukkan kepalanya. Raut wajah Alex berubah menjadi syok. Ia menundukkan kepalanya dan mulai memikirkan alibi yang masuk akal dan rencana yang lebih jahat lagi.