Ada sebuah legenda yang pernah terjadi di masa lalu, tepatnya beratus-ratus tahun silam. Sebuah kisah yang dipercaya secara turun temurun dalam keluarga besar Akibara, karena sangat berhubungan erat dengan kisah kehidupan nenek moyang mereka juga berhubungan dengan kehidupan mereka kini.
Legenda ini menceritakan tentang kisah seorang gadis miko yang bertarung dengan iblis yang pernah menyebabkan sebuah bencana besar di muka bumi. Iblis buruk rupa yang sangat kuat dengan wajah yang sangat mengerikan.
Dia adalah iblis berwujud monyet dengan wajah yang jelek dan juga menyeramkan karena dipenuhi rambut di sekitar mata. Tubuhnya tinggi dan besar layaknya raksasa. Jika dibandingkan dengan sekarang, mungkin tingginya seperti sebuah pohon berusia ratusan tahun. Sekilas, iblis ini mirip dengan salah satu jenis monyet* yang ada di kepulauan Jepang. Iblis berbulu lebat berwarna abu-abu ini telah banyak menghancurkan pemukiman tempat tinggal umat manusia, demi kepuasan dirinya sendiri.
Memang seperti itulah sifat dasarnya iblis, senang dengan kehancuran, kemaksiatan dan hal-hal yang sangat dilarang oleh tuhan.
Berdasarkan legenda atau kisah dari mulut ke mulut lainnya, semasa hidup sang miko, gadis itu berusaha keras menyegel dan melenyapkan keberadaan makhluk yang telah banyak menyebabkan masalah ini dengan kekuatan supranaturalnya yang besar. Iblis yang sudah membunuh banyak sekali manusia itu harus segera dikurung dan disucikan dengan kekuatan yang berasal dari dalam jiwa seseorang, dan seorang miko atau pendeta sajalah yang bisa melakukannya.
Gadis itu menghabiskan banyak sekali waktunya untuk mencari keberadaannya dan mengejar Yamasuke, nama sang iblis monyet yang selalu bersembunyi darinya. Dan setelah bertemu pun, sang miko akan langsung menyerang Yamasuke tanpa ampun.
Dalam pertarungan mereka, miko itu tanpa kenal henti terus melayangkan serangannya berupa kekuatan spiritual murni kepada iblis yang memanggil dirinya sendiri sebagai Dewa Kematian.
Jelas, dia hanyalah iblis pemangsa manusia yang entah mengapa mengakui dirinya sebagai dewa. Panggilan itu jelas sangat tidak cocok untuknya. Tidak mungkin iblis bisa berubah menjadi dewa, bahkan jika bisa sekalipun, rasaya sangat mustahil terjadi. Sebab, yang ada hanyalah kehancuran di mana-mana.
Terjadi perkelahian yang sangat sengit, antara seorang anak manusia dan sesosok iblis licik. Sang gadis kuil memiliki nama yang indah; Akibara Kimiko. Gadis hebat itu lantas melepaskan kekuatan yang sangat besar untuk memusnahkan sang iblis monyet yang juga melakukan perlawanan, dengan daya yang tak kalah luar biasa darinya.
Langit yang sebelumnya cerah, mendadak kelabu dan suram. Namun, agaknya tak ada yang menyadari hal sekecil itu. Ketika Kimiko berada dalam bahaya, ia memasang pelindung di sekitarnya. Sang iblis terkekeh, lalu menatap sengit sang miko. "Berlindung di balik penghalangmu, eh?" ejeknya sambil tertawa meremehkan.
Kimiko hanya diam tak menjawab. Bereaksi bahkan menanggapi perkataan sang iblis pun tidak. Ia bukannya tidak bisa membalas perkataan penuh kesombongan iblis itu, tetapi kali ini tujuannya hanya satu.
Yaitu, melenyapkan iblis monyet untuk selama-lamanya dari muka bumi ini.
Di saat iblis bertubuh besar sibuk tertawa, Kimiko tampak menyiapkan diri. Inilah satu-satunya kesempatan untuk memusnahkan sang iblis monyet, tepat ketika iblis itu melonggarkan kewaspadaannya.
Kimiko lalu mengeluarkan bandul dengan bentuk bulan sabit yang dikelilingi oleh dua buah titik hitam. Pemberat berbentuk aneh tersebut dijadikannya sebagai liontin dari rantai kalung yang sudah dialiri dengan kekuatan spiritualnya.
Gadis bersurai hitam dengan poni yang membingkai wajahnya itu pun langsung memakai kalung perak tersebut dan membaca sebuah mantra, tepat ketika sang iblis monyet buruk rupa mulai mengamuk, dan hampir mencelakakan sang gadis Akibara.
Mantra tersebut begitu kuat. Ketika diucapkan secara terus-menerus, mantra itu mampu menangkap dan menghentikan pergerakan sang iblis monyet yang terus meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya.
Cara kerja teknik itu seperti sebuah tangan yang menangkap seekor hamster kecil.
Gadis itu berupaya menyegel sang iblis ke dalam bandul yang kini ada di lehernya sebagai liontin kalung. Ia tidak boleh gagal, jika ia gagal maka ia akan tamat. Kimiko berupaya keras menangkap jiwa Yamasuke, terlihat dari gerakannya yang beberapa kali mundur ke belakang—seolah sedang menarik sesuatu.
Akan tetapi, perlawanan Yamasuke ternyata tak bisa diremehkan begitu saja. Kekuatan makhluk bengis itu tampak menakjubkan saat ia berhasil mengalahkan energi yang ada pada bandul yang dikenakan oleh sang miko, dan membuat gadis kuil tersebut merasakan akibatnya.
Akibara Kimiko terlempar jauh karena energi gelap yang mendorong usahanya dalam melakukan penyegelan, membuatnya melayang cepat dan menabrak sebuah pohon besar yang ternyata ada di belakangnya. Ia terlempar ke tebing, mengenai benda keras dan jatuh tersungkur ke tanah. Gumpalan darah kental seketika merembes keluar dari mulutnya, menitik hingga menyebabkan bibir mungilnya dipenuhi dengan warna merah gelap.
Gadis itu batuk beberapa kali, dan kembali memuntahkan darah kental dari mulutnya. Kimiko hampir mencapai batasnya sebagai seorang manusia biasa.
Akan tetapi, setidaknya gadis muda itu berhasil melukai sang iblis, karena energi iblis yang gelap jika diserang atau dialiri dengan energi spiritual yang murni, maka akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Hal ini berlaku pula untuk iblis monyet yang sedang menatap tajam ke arahnya.
Kimiko tersenyum samar. Sedikit lagi, sedikit lagi ia akan mencapai keberhasilannya.
"Sialan," rutuk sang iblis dengan tubuh yang terluka cukup parah di beberapa bagian. Tubuh besarnya tampak gosong, sebab terbakar oleh kekuatan suci sang miko. "Kau ... berhasil menyakitiku," ucapnya dengan suara berat yang bergetar menahan amarah.
Sang iblis menggeram, tak terima dengan perbuatan sang anak manusia yang dengan beraninya sudah melukai tubuhnya yang bersifat abadi. Ia menyeringai, setidaknya yang ia dapatkan itu hanyalah luka, tetapi tak cukup mampu membunuhnya.
Jika saja kekuatan spiritual yang dilayangkan padanya itu lebih besar, mungkin saja Yamasuke akan kalah dan lenyap dari permukaan bumi untuk selama-lamanya.
"Sekarang, aku akan membunuhmu, Iblis," ucap Kimiko. Ia lalu mengeluarkan tasbih penyucian miliknya yang mengeluarkan cahaya putih meta. Yamasuke menatapnya nyalang.
"BERANI SEKALI MANUSIA SEPERTIMU MENGANCAM DEWA!?" murka sang iblis monyet sembari mengeluarkan kekuatan iblisnya yang luar biasa pekat dari tangan kanannya. Ia lalu membentuk bola api dengan energi gelap yang tampak menakutkan. Energi jahat berputar di sekitarnya.
Bola api di tangan sang iblis monyet lama kelamaan semakin membesar. Kimiko pada akhirnya hanyalah manusia biasa, ia mulai putus asa ketika melihat kekuatan mengerikan sang iblis. Di sisa kekuatan terakhirnya, gadis itu pun membuat pelindung yang lebih besar dan kuat. Sang iblis pun semakin geram dibuatnya.
"Wahai, Miko yo! Terkutuklah kau dan anak keturunanmu! Kau, dan mereka semua! Harus menyerahkan anak perempuan kalian kepadaku ketika sudah berumur 18 tahun!" teriak sang iblis.
Yamasuke lalu melepaskan bola berkekuatan jahat tersebut dan mengarahkannya tepat kepada Kimiko. Sang gadis menatap nanar. Miko itu lalu kembali membaca mantra, memusatkan inti energinya di telepak tangan. Ia harus menahan kekuatan iblis di depannya jika ia ingin selamat dari serangan.
Yamasuke terlihat tidak peduli, ia kembali berucap, "Kurunglah mereka di Dunia Bawah selama 100 hari. Jika ada anak keturunanmu yang berhasil mengalahkanku, maka kalian semua akan kunyatakan bebas. Tetapi, jika kalah ... maka jiwa mereka yang bebas, akan kujadikan b***k untuk melayaniku yang agung ini!"
Iblis berwujud monyet berbulu abu-abu itu lantas tertawa terbahak-bahak, berusaha menganggu konsentrasi sang gadis pengusir roh jahat yang berada di depannya. Kimiko memasang ancang-ancang, masih berusaha menahan bola besar yang semakin menekan pelindung cahaya miliknya dengan daya yang luar biasa.
Yamasuke—sang iblis monyet hanya terkekeh, kemudian lagi-lagi berkata, "Jika kalian tidak menyerahkannya padaku, maka bersiaplah ... AKAN ADA BENCANA BESAR di muka bumi ini yang menimpa keluarga kalian!"
Kedua tangan Kimiko bergetar hebat, merasa tidak sanggup lagi menahan energi jahat yang dilayangkan iblis kepadanya. Sang iblis monyet tersenyum bengis melihat Kimiko di ambang kekalahan.
"Ingatlah kutukanku ini!" seru Yamasuke dengan suaranya yang menggelegar bak petir di siang hari.
Pelindung yang dibuat oleh Kimiko akhirnya retak, tenaga dahsyat yang terus menekan pelindungnya membuat penghalang tebal Kimiko itu hancur. Energi iblis berbentuk bola raksasa mengarah tepat pada gadis malang yang kini siap menemui ajalnya. Tetapi, Kimiko hanya tersenyum.
Yamasuke tersenyum lebar menyaksikan kekalahan Kimiko. "Ha! Rasakanlah itu, Manusia!" ejek sang iblis seraya berbalik badan. Bersiap kembali ke dunianya.
***
Asano memperhatikan cucu perempuannya Rin yang sedang menari dalam sebuah pertunjukan kuil Akibara keluarga mereka. Tarian yang dipercaya sebagai tarian penghibur yang dipersembahkan untuk Sang Dewa. Dapat pula dilakukan sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan roh. Itulah makna dan kegunaan tarian kagura.
Gemerincing bel dan alunan alat musik yang dimainkan terdengar mengiringi langkah Rin yang sedang berputar seraya mengangkat tinggi-tinggi suzu*nya ke atas. Mahkota bunga menghiasi puncak kepala sang gadis berambut hitam lebat.
Asano menatap tarian cucu perempuannya dengan mimik yang terlampau serius. Cucunya itu telah tumbuh semakin dewasa, tanpa mengetahui bahwa ia akan dikorbankan menjadi tumbal kutukan yang didapat oleh Kimiko, sekitar lebih dari 500 tahun yang lalu.
Asano tahu takdir sang cucu memang begitu menyedihkan, tetapi ia juga kasihan terhadap putrinya yang bernama Kaede. Anaknya yang telah kehilangan anak pertamanya yang bernama Akibara Yuuto. Hilangnya anak laki-laki itu adalah luka di keluarga Akibara, waktu menghilangnya Yuuto yaitu ketika Rin masih berusia tujuh tahun.
Kaede telah kehilangan anak untuk meneruskan keturunan, lantas apa yang bisa mereka lakukan selain menerima takdir? Melawannya? Sungguh itu mustahil.
Wanita tua tersebut tiba-tiba saja teringat dengan perjuangan Kimiko yang masih dapat bertahan hidup, setelah mendapat serangan dari iblis yang bertarung dengannya sehari semalam. Gadis itu lalu melepas statusnya sebagai gadis penjaga kuil, lalu menikah dengan seorang pemuda biasa serta mendapat keturunan.
Namun, kutukan dari sang iblis monyet ternyata sudah dimulai.
Anak perempuan Kimiko dengan Akibara Shota, menghilang ketika genap berusia 18 tahun. Gadis malang itu menghilang tanpa jejak, tetapi Kimiko dapat menebak kemana perginya anak perempuan pertamanya. Tentu saja, Satniko sudah dibawa oleh utusan sang iblis monyet ke Dunia Bawah, tanpa sepengetahuan mereka.
Sejak itu, tak ada yang bisa menghentikan kutukan sang iblis monyet yang masih berkeliaran bebas di luar sana. Kini, mereka hanya bisa berharap Rin dapat menghapuskan kutukan tersebut dari kehidupan keluarga Akibara untuk selama-lamanya.
Hanya Rin satu-satunya harapan keluarga mereka. Maka dari itu, demi kelangsungan hidup keluarga Akibara, mereka rela mengorbankan gadis kesayangan Kaede dan Hideki itu, untuk dikirimkan ke Dunia Bawah selama 100 hari lamanya.
+ Note +
- Torii (**) merupakan pembatas antara kawasan tempat tinggal manusia dengan kawasan suci tempat tinggal Kami atau dewa. Selain itu, bangunan ini juga berfungsi sebagai gerbang kuil.
- Kagura suzu ( * * * ) adalah satu set dua belas lonceng yang digunakan dalam tarian kagura atau merupakan perlengkapan yang biasa digunakan oleh para miko pada saat tarian kagura.
- Kabuki adalah teater tradisional jepang yang terkenal akan pertunjukkannya yang dipenuhi dengan nyanyian dan tarian yang indah dan memukau. Alam bahasa Jepang modern, kata “Kabuki” ditulis dengan karakter “Ka” yang mengartikan lagu, “bu” yaitu tarian, dan “ki” yang mengartikan tarian. Biasanya pemain Kabuki akan mementaskan drama dengan bernyanyi dan menari, juga memakai make-up yang tebal dan para pemain akan memakai tepung beras di wajah agar mendapatkan warna putih yang nyata dan mendapatkan kesan “porselen”.
- Monyet jepang adalah salah satu spesies monyet dari familia Cercopithecidae yang endemik di Jepang. Monyet ini sering disebut monyet salju karena hidup di tengah kawasan bersalju. Monyet jepang terdiri dari dua subspesies: Macaca fuscata fuscata Macaca fuscata yakui.