“AKU TIDAK PERCAYA KAU MELAKUKAN HAL SEBERENGSEK ITU, TRISTAN!” Vitto mencengkeram kerah jas Tristan dengan kemarahan yang terus memendar.
Tristan hanya pasrah. Membiarkan sang sahabat menghakiminya tanpa ampun di dalam ruangan pribadinya tersebut.
“Sekarang kau harus memilih, Tristan! Caterina atau Mirele?!” Vitto menghempas kasar tubuh Tristan hingga tersungkur di badan lantai. Tristan meringis sembari menyeka bercak merah pekat yang mengukir di sudut birainya. Vitto tidak main-main saat menghajarnya tadi. Benar-benar melimpahkan kekesalan karena perselingkuhan yang dilakukan bos mafia tersebut.
“KENAPA DIAM?! KAU PILIH SIAPA, TRISTAN?!” teriak Vitto semakin kesal karena sejak ia bertindak brutal menghajar Tristan, sahabatnya itu hanya terdiam mengunci rapat birainya.
Tristan pun ba
