"Aduhh cape juga yaa gila deh udah gitu di dalam sumpek banget lagi." ujar Hans.
"Bener banget. Rora setuju. Rora aja sampek kayak mau pingsan deh. Udah gitu juga sesak napas ini Rora bikin pusing aja deh. Lagian juga kenapa gitu harus minta semua tanda tangan udah gitu ramai lagi semuanya. Ini kayaknya Rora udah ga sanggup lagi deh buat keliling keliling cari tanda tangan lagi." ujar Rora yang saat ini kelelahan itu. Pantas saja jika Rora saat ini kelelahan karena memang ia sedari tadi bersama dengan yang lainnya keliling-keliling di student center ini dari satu stand ke stand yang lain untuk mencari tanda tangan dari ukm-ukm yang sedang presentasi itu.
Bahkan mereka tadi juga ikut berdesak-desakan di dalam UKM basket yang sangat banyak diminati oleh para cowok dan para cewek. Tentu saja mereka semua sangat menyukai olahraga tersebut para cewek menyukainya karena banyak cowok tampan di sana, Sedangkan para cowok ingin memasuki UKM basket karena Mereka ingin terlihat keren di depan para cewek-cewek. Maka dari itu mereka pun Tadi ikut berdesak-desakan di sana itupun juga karena mereka terpaksa melakukannya. Karena dari sekian banyaknya UKM mereka yakin pasti UKM basket ini ini dari jam ke jam akan semakin bertambah peminat dan pengunjungnya. Karena itulah mereka tadi setelah keluar dari stan UKM basket Mereka pun langsung memutuskan untuk beristirahat sebentar karena ya tadi mereka berdesak-desakan dan mereka juga pusing. Termasuk juga dengan Rora.
saat ini Aurora dan Tania terlihat sangat lelah sekali. Hal itupun membuat Galaksi, Rion, dan Hans menjadi tidak tega dengan mereka berdua. Mereka bertiga pun memutuskan untuk lanjut mencari tanda tangan tanpa Arora dan Tania itu. Namun mereka bertiga juga turut serta membawa kertas tanda-tangan Aurora dan Tania itu Jadi mereka menjadikan tanda tangan untuk Rora dan Tania. sementara Rora dan Tania saat ini mereka berdua sedang duduk dan saling mengobrol bersama di depan Student Center. Lebih tepatnya mereka berdua sedang duduk di kursi yang ada di depan student center. Mereka pun saat ini terlihat sedang meminum minuman yang tadi baru saja mereka beli tukang minuman yang ada di depan student center. Di depan student center saat ini ini memang banyak sekali penjual makanan atau jajanan yang bisa mereka beli jika mereka sedang lapar ataupun sedang kehausan seperti Rora dan Tania ini.
"Haduhh untung aja kita ga disuruh buat ikut lagi ya Ra. Sumpah gua ga sanggup lagi kalo kudu masuk ke dalam sama. Kayak neraka anjir deh bisa sumpek banget gitu. Dah gitu ampun deh bau nya campur- campur bikin mual aja sumpah. Btw jajan yuk Ra. Gua dah mulai laper ini heheheh pengen beli apa gitu buat ganjel perut lah." ujar Tania.
"Eh oke deh siapp. Mau jajan apa nih kita. Banyak banget pilihan jajanannya. Wow enak semua deh kayaknya ini. Bingung mau beli apa kalo gitu mending kita nentuin pilihan mau apa nya sambil jalan aja yuk Tan biar cepet heheh nanti kalo kita ngilang nya lama terus mereka semua dah balik ke sana kita malah dicariin dilaporin jadi mahasiswa hilang lagi hahah. Apa sih gua tuh. Maap ya Tan gua agak error deh kayaknya. Udah yuk daripada error kita mendingan jalan lagi." ujar Rora mengajak Tania.
Mereka berdua pun saat ini sedang menyusuri jalanan depan student center untuk mencari-cari makanan atau jajan apa yang pas untuk mereka santap kali ini. Dan akhirnya mereka pun memutuskan untuk memulai dengan membeli sempol yang terdapat beberapa orang juga yang sedang membelinya. Mereka pun pergi ke sana.
"Mang sempol nya 5 ribuan 5 ya Mang. Bumbunya di pisah aja mang." ujar Rora.
"Kok 5 Ra? Siapa yang mau makan eh sebanyak itu?" tanya Tania dengan bingung.
"Ya kan kita juga beliin buat Rion, Hans, sama Galaksi Tania sayang. Ntar kalo ga dibeliin mereka ngambek lagi terus kita ga dapet kertas yang ada tdd nya bisa berabe kan kita hihihi." ujar Rora sembari tertawa dan juga ia menjelaskan kepada Tania itu.
"Oh iya ya hahah. Dasar gua emang lola banget deh kalo masalah kek gini tuh. Jadi kayak orang yang g****k banget hahha tolong pahamin aja ya Rora." ujar Tania.
"Hahaha santai aja lah Tan. Eh btw gua kau beli kue leker dulu. Lo di sini ya nungguin sempol. Ntar gua cepet kok, mumpung lagi sepi yang disana." ujar Rora itu. Tania pun mengangguk dan saat ini Rora sudah mulai berjalan meninggalkan Tania yang berada di depan gerobak sempol itu menuju ke tempat penjual kue leker itu.
Rora pun akhirnya sampai juga di tempat kue leker itu. Sama seperti tadi ia juga membeli 5 ribuan berjumlah 5 untuknya, Galaksi, Tania, Hans, dan juga Rion. Rora pun masih menunggu kue leker nya itu jadi. Ia melihat ke arah penjual sempol tadi, ternyata Tania masih juga mengantri dan masih belum giliran mereka untuk digoreng kan.
"Neng udah ini neng." ujar penjual kue leker itu kepada Rora yang masih melihat ke arah penjual sempol itu. Dan akhirnya Rora pun sadar juga. Ia pun langsung menerima kue leker itu dan dia pun berjalan menuju ke Tania dan penjual sempol. Tapi di tengah-tengah jalan, Tiba-tiba ia bertabrakan dengan seseorang yang membuatnya sedikit limbung. Namun Rora tidak sampai jatuh karena ia bisa menguasai keseimbangan diri.
"Eehhh.... Ehhhhh. Haduh untung aja ga jadi jatuh." ujar Rora pada dirinya sendiri.
"Eh sorry ya gua beneran ga sengaja. Gua lagi buru- buru ini. Lo ga papa kan ya? Kalo gitu gua tinggal ya." ujar cowok itu. Rora pun mendengarkan suara itu seperti sudah pernah mendengarkannya. Namun Rora lupa dimana. Akhirnya ia melihat orang itu.
"Oh my god. It's you? Raden? Lo beneran Raden ga sih?" tanya Rora yang membuat cowok itu yang tadinya melihat ke arah jam menjadi melihat ke arah Rora dengan kaget.
"Bener kan Raden. Ehhh gimana kabarnya Raden? Seneng bisa ketemu lagi hehehe. Lo kuliah disini juga ya? Wahh gua baru tahu. Eh gua baru masuk sih ya maklum aja kalo baru tau lo kuliah disini hehehe." ujar Rora dengan panjang lebar bercerita tentang itu.
"Lahh Rora? Lo masuk ke univ ini? Wahhh lo kudu banyak cerita nih sama gua. Lo dah ketemu Lola, Angkasa sama yang lain? Mereka juga kuliah disini loh. Eh astaga gua telat. Ra besok lagi ya Ra. Ini gua telat nih. Ntar diamuk sama yang lain gua." Ujar Raden. Setelah itu Raden terlihat berlari sembari berdarah ria dengan Rora yang menatapnya dengan tertawa ngakak karena melihat wajah Raden tersebut yang sangat ketakutan
Oh iya mereka saat ini tinggal berlima karena Marvel tadi dipanggil oleh kakak tingkat. Kali ini ia dibebaskan untuk tidak mengikuti acara di student center ini karena ia diminta dan dipanggil oleh kakak tingkat mereka yang bermain band itu. Tadi pun Marvel dengan terpaksa langsung meninggalkan student center ini. Padahal jika di suruh untuk memilih. Ia akan memilih ikut dalam kunjungan stand- stand UKM ini.
Setelah itu Rora pun kembali berjalan menuju ke arah Tania yang sedari tadi juga melihat ke arahnya dengan pandangan bertanya itu. Sesampainya Rora didepan penjual sempol itu Tania pun langsung bertanya kepada Rora mengenai siapa cowok yang tadi itu bertabrakan dengan Rora. Karena Rora terlihat sangat akrab sekali dengan cowok itu.
"Siapa tadi Ra? Mantan lo lagi kah? Atau siapanya lo?" tanya Tania dengan penasaran sekali sembari mereka masih menunggu sempol mereka yang baru saja digoreng itu. Mendengar pertanyaan dari Tania itu membuat Rora menjadi tertawa.
"Hahhaa gua ngakak deh. Kok bisa sih lo ngira dia tadi mantan gua? Aduh benar hahahah gua ngakak banget deh Tania. Lo lucu banget nebaknya tuh." ujar Rora itu.
"Ya gimana dong kan tadi lo keliatan deket banget gitu sama tuh cowok. Kayaknya ngobrolnya juga nyambung gitu heheheh." ujar Tania dengan tertawa ngakak juga.
"Hahah gua mah emang kayak gitu Tan kalo sama cowok yang udah gua kenal banget. Dia itu temen gua dari Bandung juga. Dah lumayan lama ga ketemu sih. Makanya tadi gua seneng banget waktu ketemu dan tau dia juga kuliah disini. Begitu Tania zheyenk. Jadi dia bukan mantan gua ya heheh. Jangan-jangan lo nganggep kalo Raden itu mantan gua gara-gara lo tau ya kalo gua sama Marvel ngomong nya juga kayak gitu. Hahaha. Kalo. Marvel empat mantan kalo tadi si Raden beneran temen aja hahah. Aduh masih ngakak deh gua ntuh." ujar Rora yang saat ini masih saja ngakak.
"Hehhehe ya gimana dong. Aduh gua jadi malu kan ini hehehe." ujar Tania itu.
Setelah itu mereka pun mengobrol lagi tentang beberapa hal. Dan saat sudah hampir selesai digoreng semua pesanan mereka, penjual sempol itu meminta mereka untuk mengambil saus dan kecap sesuai dengan keinginan mereka karena biasanya memang orang-orang mengambil saos sendiri. Mereka pun mengambilnya sesuai dengan keinginan mereka berdua itu. Dan tak lama kemudian akhirnya makanan sempol pesanan mereka pun akhirnya selesai juga. Setelah membayar, mereka pun akhirnya berjalannya menuju ke tempat mereka duduk tadi yang syukurnya masih kosong itu.
"Haduh untung aja ya masih kosong. Jadi kita bisa duduk deh disini. Eh Tan, lo disini aja ya. Gua mau beli es cendol dawet seger nih hihihi. Bentar ya lo mending jagain tempat duduk ini aja soalnya gua liat-liat udah lumayan banyak juga yang keluar dari dalem. Ntar tempat kita di dudukin lagi hehhee. Bentar ya Tania zheyenk ku." ujar Rora yang diangguki oleh Tania. Saat ini Rora pun sudah berjalan menuju ke tempat penjual dawet tersebut. Penjual dawet itu pun dengan senang hati menerima orderan dari Rora yaitu 5 es cendol dawet seger itu. Ia pun saat ini sedang membungkus pesanan dari Rora dengan sangat cepat karena memang ia sudah terlatih untuk membungkus semuanya dengan sangat cepat dan juga tentunya tepat itu.
"Ini neng makasih neng." ujar Mamang penjual cendol dawet seger itu. Setelah itu Rora pun kembali lagi ke tempat tadi. Tania masih sendirian disana. Rora pun saat ini sudah duduk kembali disana. Tak lupa juga ia memberikan satu es dawet seger itu kepada Tania juga.
"Eh Ra lo ini es nya juga beli 5? Nanti kalo mereka belum dateng-dateng atau lama datengnya ini es ga keburu cair?" tanya Tania kepada Rora tersebut dengan tatapan bingung.
"Tenang aja lah mereka paling bentar lagi juga keluar kok gua yakin. Soalnya udah banyak juga yang keluar ini. Dari tadi banyak liat orang keluar juga kan lo Tan?" tanya Rora yang membuat Tania pun mengangguk. Mereka pun saat ini sedang menyeruput es dawet mereka.
"Nah kan lagi diomongin beneran kan mereka ga lama dateng. Tuh mereka udah keluar kok. Jadi es nya selamat ga akan cair sebelum diminum sama mereka hehehe" Ujar Rora itu.
"Eh iya Ra hehehe mereka keliatan capek banget ya tapi. Kasian deh gua. Gua ga bisa bayangin kalo tadi kita tuh jadi ke sana. Pasti kita bakalan pusing banget ga sih ada di dalam? Udah gitu pengap lagi, sumpah mungkin kalo tadi gua jadi ikut masuk gua dah pingsan deh. Ga tahan sama desak desakan gitu di dalam. Udah gitu Sirkulasi udaranya juga kurang." ujat Tania.
"Iya Tan sama hahaha. Nah ini dia adalah pahlawan kita Tan. Aduh Galaksi sama yang lainnya kasian kayak capek banget gini. Eh tapi tenang aja ya Galaksi, Rion, Hans kita berdua dah beliin kalian makanan sama es cendol dawet seger ini. Silahkan dinikmati." ujar Rora.
"Haduh lo tau aja sih Ra kalo kita lagi dehidrasi parah. Sumpah dari tadi gua rasanya pingin minum deh. Sumpek banget didalam tuh. Ga tahan gua dah." ujar Hans langsung mengambil es cendol dawet itu dan langsung mencoblos nya serta setelahnya ia pun meminumnya.
"Kamu capek banget ya sayang. Aduhh kasian pacar aku." ujar Rora sembari ia mengelus lembut rambut Galaksi sembari membenarkan rambut yang berantakan karena kelelahan itu.
"Haduhh udah deh mulai live UwU lagi deh nih bocah dia tuh." ujar Hans dengan malas itu.
"Hahaha udah-udah mending lo makan ini banyak makanan. Udha mending gua sama Rora inget kalian ya ini. Kalo ga mah tadi kita cuman beli dua ya Ra. Ini ngantrinya lama banget tau cuman beli kayak gini tuh. Jadi kalian makan cepet gih." ujar Tania ke mereka semua itu.
"Iya iya astaga lo sekarang bawel maksimal banget ya lo." ujar Rion kepada Tania itu.
"Oh ya Gal, kamu inget Raden? Masa tadi tuh ya aku ketemu sama Raden disini. Dia itu anak sini jiga ya? Tapi tadi ga ngobrol banyak soalnya dia keburu pergi sih kayaknya ada urusan gitu deh heheheh." ujar Rora menceritakan tadi ia bertemu dengan Raden. Ia pun masih menceritakan semuanya. Sementara saat ini Galaksi sedang mendengarkan cerita dari Rora kesayangannya itu. Lelahnya yang tadi pun sudah hilang ketika ia bersama dengan Rora.