Kandidat ke enam OUT!
Sebelum akhirnya bertemu Ben, Freya juga berkeliling untuk mendapatkan suami yang ia inginkan, walau hanya suami bayaran, tapi penampilan harus yang utama dalam syarat itu.
Lalu jatuh lah pilihannya ke pria bernama Ferdinan salah satu manager di perusahaan HS company, milik sang Kakek. Ferdinan adalah pria ke 6 yang akan out dari list calon suami.
Ketika Ferdinan dan selingkuhannya itu hendak melintasi mereka, Freya batuk-batuk terdengar disusul dengan suara tawa, membuat Ferdinan dan sekretarisnya.
Ferdinan memicingkan mata dan melihat wanita yang menghampirinya dengan seksama, Ferdinan membulatkan mata dengan mulut menganga, ia benar-benar terkejut melihat Freya ada di sini, yang Ferdinan lakukan pertama kali, ia langsung melepaskan genggaman tangan sekretarisnya itu dari lengannya dan hendak memeluk Freya.
Freya menghentikan Ferdinan dengan mengangkat tangannya, membuat Freya terlihat sangat berkelas, kehilangan Ferdinan tidak akan membuat Freya merasa rugi sama sekali, yang akan rugi, karena Freya adalah sumber penghasilan lain Ferdinan.
"Hebat sekali .Pasti enak sekali." Freya terkekeh.
"Kami tidak berselingkuh, Fre. Kami ada meeting di sini. Akun jelaskan sebelum kamu curiga."
"Bukankah kalian menginap di kamar 503? Lantai 5? Salah satu kamar suite? Bahkan pernah menginap di kamar deluxe. Dengan uang siapa itu? Tidak mungkin dengan gajimu yang kecil,” sindir Freya, tidak membuka kacamata hitamnya, karena tak mau terlihat miris.
"Kamu tahu darimana, Fre? Jangan salah." Ferdinan berusaha menenangkan.
"Apa sih yang tidak Freya ketahui? Secara hotel ini adalah milik kakakku, jadi aku pasti tahu semuanya. Kamu jangan mengelak lagi. Kamu tahu kan satu hal yang tidak ku sukai, yaitu dikhianati. Aku tidak akan rugi sama sekali meskipun aku menendangmu saat ini juga, tapi yang akan rugi adalah kamu."
Sekretaris Ferdinan membulatkan mata, ia akan kehilangan uang banyak jika Ferdinan putus dengan Freya, karena sejujurnya kekayaan Ferdinan tergantung pada Freya.
"Ona, telepon bagian HRD dan beritahu ke mereka turunkan jabatan Ferdinan dan pecat selingkuhannya," titah Freya.
" Fre, aku bisa jelaskan. Jangan salah paham. Aku dan Anna tidak ada hubungan apa-apa, kami real hanya atasan dan sekretaris. Jika kamu menurunkan jabatanku, sama saja kamu membuatku sia-sia sampai di sini, bukan? Jangan, ya? Aku janji akan memecat Anna sendiri. Aku pasti akan memecatnya. Asalkan kamu tenang dulu dan jangan sampai membuat keributan di sini, semua orang sedang melihat kita." Ferdinan memohon.
"Apa kalau aku menurunkan jabatanmu artinya aku membuat perjuanganmu sia-sia? Seperti itu? Apanya yang sia-sia? Kamu berada di atas saat ini, itu semua karena diriku bukan karena usahamu sendiri, karena itu aku suruh kamu menjaga sikap, aku suruh kamu untuk setia, itu saja sebagai bentuk terima kasihmu padaku, tapi nyatanya kamu malah bermain api di belakangku. Artinya … kamu sudah siap kehilangan segalanya."
"Aku tahu aku salah tapi ini tidak seperti yang kamu lihat, sudah aku katakan aku dan Anna hanya sebatas pekerjaan saja."
"Apakah hanya sebatas pekerjaan saja sehingga dia bisa memegang tanganmu seperti itu?"
Ferdinan langsung menghempaskan tangan Anna yang sejak tadi sudah memegang lengannya walau dihempas. Hal itu membuat Freya tertawa terbahak-bahak membuat semua orang melihat ke arahnya.
“Pria seperti ini memang tidak patut dikasihani, pria sepertimu hanya pintar menjilat tapi tidak pintar untuk berterima kasih.” Freya tertawa lagi.
"Sayang, maafkan aku, aku pasti akan memecat Anna, bahkan saat ini juga aku akan memecatnya."
"Sudah! Aku tidak mau mendengar kan penjelasanmu lagi, mulai sekarang lepaskan jabatanmu dan jangan pernah berharap untuk naik ke atas. Aku masih memiliki hati nurani sehingga aku menurunkan jabatanmu bukan benar-benar memecatmu, jadi merangkaklah dari bawah seperti dulu. Jangan bermain denganku. Sudah aku katakan, aku tak akan rugi apa pun meskipun kamu pergi dari hidupku. Jadi, pergi lah dari hadapanku. Beruntunglah kamu, aku tidak membuatmu kehilangan semuanya. Termaksud pakaian yang kamu kenakan sekarang. Dan, buat kamu, berbahagialah karena kamu akan menjadi orang miskin." Freya tertawa terbahak-bahak, merasa semua ini lucu. "Ayo pergi, Ona."
Ferdinan tidak menyerah dan menyusul langkah kaki Freya, ia menarik lengan Freya dan berkata, “Jangan tinggalkan aku, Freya, aku akan membagiakan kamu. Jangan membuat semua ini sia-sia. Kita akan menikah sebentar lagi.”
Ferdinan berlutut didepan Freya membuat semua orang yang ada di lobi menontonnya. Ferdinan lebih baik malu dibandingkan harus kehilangan segalanya.
“Aku janji akan menjadi pria yang setia hanya padamu.”
“Ona, kamu bawa kan minuman kita?” tanya Freya.
Ona mengangguk dan berkata, “Aku membawanya.” Ona lalu mengambil sesuatu dari dalam tas besarnya, ternyata wine yang harganya sangat mahal.
Freya membukanya dan berkata, “Ini sebagai hadiah perpisahan kita,” kata Freya menumpahkan isi wine ke kepala Ferdinan, membuat semua orang membulatkan mata dan ada beberapa yang mengabadikan momen itu dengan kamera mereka.
“Kamu tidak akan bisa lepas dariku,” kata Ferdinan.
“Why? Kamu mengancamku? Kamu mau aku panggil security untuk membuka semua pakaianmu? Kamu harusnya sadar bahwa yang kamu lakukan adalah merugikanmu sendiri.”
“Apakah ada seorang kekasih atau calon istri yang tidak mau disentuh sepertimu?”
Freya membulatkan mata kaget dengan pertanyaan Ferdinan.
“Aku tidur dengan Anna untuk melampiaskan hasratku, karena kamu tidak mau aku sentuh. Kamu menolak untuk tidur denganku, apa itu yang namanya hubungan? Setahu aku, hubungan itu di dasari dengan rasa percaya, ‘kan? Tapi kamu malah tidak menginginkan itu. Jadi, jangan menyalahkanku. Salahkan dirimu juga.”
“KAMU!” Ona hendak menampar Ferdinan namun Freya menghentikannya.
“Kamu tidak normal, ‘kan? Aku adalah pria ke 6 yang putus dari kamu. Alasannya apa? Pasti alasan mereka sama denganku.”
“Diam kamu!” bentak Ona.