M1 - I Leave You Cause I Love You (3)

873 Kata
Hana duduk di depan toserba sambil menunggu Dany pulang dari bekerja. Dia sudah menghabiskan satu cup mi, dengan empat buah sosis. Menunggu Dany dengan wajah imut, itu yang dia lakukan jika sedang terjadi pertengkaran. Hana yakin, Dany pasti sangat kesal padanya pagi ini, karena dia memaksa untuk menemui kenalan barunya. Hana menatap jam tangannya. Sudah pukul delapan malam dan Dany belum juga terlihat. Hana mengehela nafas, lalu meneguk air mineral di depannya hingga habis. "Kemana dia? kenapa belum pulang juga jam segini?" gumam Hana sambil menoleh kesekitar, "Sepertinya dia sangat marah, kenapa dia selalu begitu? mengesalkan sekali," ucapnya lagi, sambil cemberut. Setelah sepuluh menit, tampak sosok Dany berjalan pelan dari stasiun. Hana tersenyum ceria lalu berdiri sambil melambaikan tangannya, "Dany! aku disini!" Mendengar suara Hana, Dany langsung mengalihkan pandangannya. Dia berjalan cepat, melewati Hana tanpa menoleh. Hana langsung berdiri dia menarik nafas dalam, dan berlari kecil menyusul Dany. "Dany, tunggu! kau tak dengar aku?" jalan Dany semakin cepat, Hana terpaksa berlari lebih cepat lagi, di pertengahan jalan, Hana mulai terengah-engah, karena dia dalam keadaan kekenyangan, Hana berhenti sejenak, "Dany, tunggu! perutku sakit," Hana menaruh kedua tangan di lututnya. lalu mulai meringis. "Dia hanya cari perhatian, dia pikir aku peduli?" omel Dany masih terus saja berjalan. "Akh! D-Dany ...." Hana berjongkok sambil memegangi perutnya. Dany berhenti lalu berbalik, "Kau mau menipuku, kan? berhenti pura-pura sakit." "Ini bukan pura-pura, perutku ... akh!" Hana terduduk. Melihat itu, Dany mulai mendekat perlahan, "Jangan bercanda, Hana. Bangun, kau begini agar aku tak marah lagi, kan?" Hana, menggosok-gosok perutnya. Keringat dingin mulai membasahi dahinya, "Hana!" Dany langsung berlari dan memeriksa keadaan Hana, "Kau kenapa?" "P-Perutku ... begah." "Kau kekenyangan? siall berapa banyak makanan yang masuk ke perutmu?!" Dany sedikit panik, dia menggendong Hana dan berlarian menuju rumah. Sesampainya di rumah, Dany mendudukkan Hana di sofa dan mulai kelabakan memasak air, "Tahan sebentar, aku akan siapkan pepermin untukmu," ucap Dany sambil bergerak dengan cepat. Dua puluh menit kemudian, keadaan Hana sudah membaik karena meminum air hangat dengan daun mint. Hana selalu begini. Memakan banyak makanan hingga kekenyangan, dan ketika dia bergerak, maka perutnya menjadi sakit. Dany selalu menyediakan daun mint di rumahnya karena kebiasaan makan Hana yang buruk. "Sudah kubilang perhatikan makanmu. Jangan terburu-buru dan memenuhi semua lambungmu dengan apapun, kenapa kau selalu begini? kau benar-benar ..." Dany mengacak rambutnya kesal. "Kenapa kau marah? hua ... perutku sakit, tapi kau malah marah-marah, hiks ..." Hana mulai menangis. Dia memang orang yang cengeng, dia bahkan menangis saat Dany tak mau menemaninya ke pasar swalayan. "Itu karena kau ..." Dany menghela nafas dalam, "Hei, jangan menangis." "Kau memarahiku, bagaimana aku tak menangis? hiks ... dasar menyebalkan." "Diamlah, aku tak kan marah lagi," "Bohong, kau masih marah," Dany mendekat, lalu mengusap air mata Hana, "Lihat ... aku tak marah, berhenti menangis. Lain kali dengarkan aku. Jangan lakukan hal yang sama berulang-ulang." Hana menggangguk, lalu mengulurkan tanganya, "Gendong, aku mau ke kamar." "Kau mau tidur?" Hana mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Dany, "Kau tak bisa jalan sendiri?" "Perutku masih sakit ..." Dany terpaksa menggendong Hana lalu membaringkan Hana ke tempat tidur. Hana tersenyum riang sambil memakai selimutnya. "Lulu," ucap Hana manja, menyebut nama boneka tomat yang sering dia bawa tidur. Dany beranjak ke meja rias lalu mengambil boneka tersebut. "Tidurlah, jika perutmu masih sakit, segera katakan padaku," ucap Dany, lalu beranjak keluar dari kamar setelah mematikan lampu. *** Beberapa hari kemudian, Hana melihat Dany yang sedang sibuk mengutak-atik laptopnya. Hana mengintip dari belakang, beberapa hari ini Dany selalu berada di depan laptop. Dia sangat fokus menonton sesuatu. Hingga Hana jengah, karena tidak dipedulikan. "Kau sedang apa? menonton film dewasa ya?" Hana yang datang secara tiba-tiba, membuat Dany terlonjak. Dia mengusap dadanya karena terkejut, "Kapan kau ada di belakangku? ya ampun, seperti hantu saja." "Kau pasti nonton film dewasa, kan? ayo ngaku," ucap Hana sambil menyipitkan matanya. Dany kemudian menunjukkan laptopnya ke depan wajah Hana, "Kau lihat? untuk apa aku nonton film dewasa? aku bukan orang m***m sepertimu," ucap Dany kemudian, lalu mulai fokus lagi ke layar laptopnya. "Kau nonton drama? ya ampun, kenapa nonton drama segala?" "Jangan menggangguku. Kau pergi makan saja, aku sudah siapkan makanan di meja." "Gingsul, jangan nonton lagi. Nanti kau terbawa perasaan. Aduh kasihan sekali. Kau bahkan tak pernah punya pacar, sekalipun." "Kau bisa diam tidak? berisik sekali," Dany mulai jengkel, lalu menggeser duduknya menjauh dari Hana. Hana mengikuti Dany, lalu kembali berdiri di belakang Dany, "Lihat? adegan ciuman!" Dany menjauhkan laptopnya, lalu menatap Hana, "Kau bisa berhenti menggangguku?" "Kau tahu? salah satu mantan pacarku ada yang punya ciuman hebat, pokoknya dia ahli," Hana tersenyum memikirkan mantan pacarnya. Dany melihat Hana, lalu menghela nafas, "Gendut, ciuman itu mudah. Aku juga bisa, malah mungkin lebih hebat dari mantan pacarmu itu." "Hah, yang benar saja. Kau bahkan belum pernah ciuman sekalipun," "Kau tak percaya? jika aku menciummu kau tak kan mau lepas dariku." Dany berdiri, menatap Hana lekat. "Apa? mau menciumku? coba saja kalau berani. Ayo cium ..." Hana memonyongkan bibirnya, menantang Dany. Dany kemudian menarik Hana ke arahnya. Perlahan Dany mendekatkan bibirnya, "Ya ampun, aku sedang apa? ini terlalu dekat," batin Dany bergejolak. Dia menatap bibir Hana yang lembut. Ingin sekali dia menyesap keindahan itu. Namun, dia membatu dan tak bergerak sedikitpun, "A-Apa yang harus aku lakukan?" To Be Continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN