Perjalana Pak Suryo

2051 Kata
            Siapa tahu saja, benda yang ia cari justru di miliki oleh kalangan orang biasa yang justru takt ahu kegunaan sumpit yang ia miliki. Seandainya seperti itu, tentu saja Pak Suryo bisa untung banyak, karena dengan harga yang ia tawarkan tentu sudah cukup besar bagi kalangan warga di perkampungan itu. Apalagi untuk sekelas orang kampung yang mungkin tak tahu seberapa besar jumlah uang yang pantas untuk menukar sebuah barang berharga yang bernilai mahal sekali. Semoga saja ia bisa mendapatkan sumpit ajaib itu dengan mudah dan tak ada halangan berarti yang akan membuat sulit urusan ke depannya. Ini perihal kehidupan Pak Suryo ke depannya nanti jikalau ia berhasil memiliki sumpit ajaib, ia akan berhenti bekerja dan akan membuka usaha atau menjalankan bisnisnya dari rumah saja. Ia ingin bersantai, di usianya yang sekarang memasuki usia empat puluh tahunan itu. Uang yang di rasa sudah cukup banyak, rencananya akan di putar sehingga bisa menjadi lahan bisnis untuk masa depan keluarga nantinya. Entah di mana sekarag keberadaan benda yang ia cari, namun kalau soal jarak sudah ia kantongi dan akan segera merapat ke wilayah sumpit ajaib itu berada. Akan segera ia temukan dan semua pencariannya akan segera berakhir.             Keesokan harinya, papa dan mama Hana sudah bersiap sejak pagi. Mereka berdua membawa beberapa barang yang bisa dioper sebagian ke sana dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Hana masih di kamarnya, ia masih asyik merajut mimpi. Untuk makan siang dan lain sebagainya, Hana bisa membeli di aplikasi online kalau memang tidak jadi jalan dnegan teman-temannya toh hari ini mama tidak memasak lagipula asisten rumah tangga harian juga tidak ke sini karena memang mama tidak membutuhkan bantuannya. Sebab sistem harian jadilah tidak setiap hari asisten rumah tangga datang ke rumah. Sedari dulu, mama etrbiasa menyiapkan semuanya sendiri, itulah mengapa mama kekeuh ingin menjadikan Hana anak yang teratur, disiplin dan tidak manja. Sayangnya tak di dukung penuh oleh papa yang memang sejak dulu selalu memanjakan Hana dalam hal apapun padahal mama Hana selalu mewanti-wanti agar jangan emmanjakan anak walaupun Hana adalah anak semata wayang, namun bukti kasih sayang yang amat sangat luar biasa dari papa Hana justru disalah artikans ehingga emmbuat Hana menjadi sosok anak yang ekras kepala, cukup manja dan ingin selalu menjadi yang terdepan. Tak masalah memang untuk saat ini namun apabila ia sudah berumah tangga nanti, bayangan akan seperti apa Hana ketika menjadi seorang istri tentu menjadi kecemasan sendiri bagi mama Hana. Sosok anak gadisnya yang tergolong manja tentu akan menyulitkan dirinya nanti di masa yang akan datang. Berusaha untuk membuat Hana menjadi anak yang lebih baik pun terkadang seakan menemui jalan buntu dengan kekeras kepalaan Hana.             “Kita bawa segini dulu deh ma, takut mobil nggak bisa nampung kalau kebanyakan yangd I bawa” ujar papa sambil melirik tumpukan kardus yang baru beberapa persen bagian dari barang-barang yang akan di bawa nantinya. Ternyata setelah dicicil di bawa masuk ke dalam mobil lumayan banyak juga yang akan di bawa padahal kelihatannya hanya sedikit saja yang akan di bawa tetapi akhirnya jadi lumayan banyak juga yang harus di bawa. Perkiraan hanya sedikit namun lama-lama jadi banyak juga yang akan di bawa. Membuat papa dan mama Hana harus mengecek dengan saksama agar barang yang di bawa tak berlebih sehingga bisa tepat sasaran apa yang mesti di bawa dan mana yang akan di tinggal untuk di bawa nanti sekalian bersama barang-barang lainnya. Lumayan banyak yang akan di bawa hingga memenuhi bagasi mobil. Kemudian akan di bawa ke rumah baru untuk dicicil sedikit demi sedikit.             Tak lama kemudian mama dan papa Hana pun berangkat, setelah mengunci pintu dan juga memastikan agar Hana menjaga rumah seandainya jadi jalan-jalan dengan teman-temannya atau kalau memang tidak jadi, ia bisa memesan makanan apa saja yang di mau karena ada banyak uang jajan yang telah papa berikan pada Hana, belum lagi dompet digital yang tak pernah kosong. Sehingga memudahkan untuk Hana membeli apapun yang ia mau, sebenarnya kemampuan yang memasak yang dimiliki oleh mama Hana bisa saja menular kepada Hnaa namun sayang Hana seperti tidak berminat untuk mencoba belajar memasak agar selihai mama. Hana hanya dituntut untuk belajar oelh papanya sehingga Hana memang tak begitu bisa mandiri bila harus dilepas kecuali dengan pantauan orang tua. Entahlah akans eperti Hana bila hingga dewasa nanti masih saja betah berkelakuan manja. Sedangkan di luaran sana ada banyak anak yang terpaksa harus mandiri dan dengan keterpaksaan itu anak-anak menjadi sosok yang bisa berdikari sehingga tanpa bantuan orangtua pun anak-anak bisa untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan Hnaa hingga sedewasa ini hal-hal kecil saja harus orang lain yang bantu menguruskan, ya didikan yang salah akan terbawa hingga anak besar nanti. Mama Hana tak menyalahkan, hanya saja menyayangkan sikap papa Hana yang sedari dulu sudah suka memanjakan anak dan jelas saja terbawa hingga sekarang. Rasanya sudah sangat sulit kalau ingin mengubah perilaku anak yang sudah dididik sedari kecil dnegan pengajaran yang berbeda dari yang seharusnya.             “Ngapain ya enaknya” Hana bingung sendiri karena ia sedari awal memang tidak ada janji dengan teman-temannya. Itu hanya alasannya saja agar tidak usah repot-repot bangun pagi dan mengurusn ini itu plus di tambah perjalanan yang cukup jauh. Membayangkannya saja sudah membuat Hana malas apalagi kalau benar-benar ia ikut nanti. Ia kemudiang menghubungi teman-temannya di aplikasi berbalas pesan yang berwarna hijau. Tak lama ada balasan masuk.             “Sorry Han, gue ada acara keluarga” tolak Melati.             “Gue juga mesti nemenin mami kondangan” jawab Adel kemudian.             Ya sudahlah, mungkin emmang harus di takdirkan di rumah saja. Kalaupun keluar, percuma juga masa jalan-jalan sendiri, pasti jadi kurang seru. Lagipula Hana memang sedang tidak mood untuk berkendara sehingga ia memutuskan untuk di rumah saja. Lumayan bisa rebahan, menonton tivi sendirian di rumah tanpa ada yang mengganggu. Untuk urusan makanan kan gampang, tinggal pesan lewat hape, bayar, tunggu, dan kemudian akan di antar sampai depan rumah. Kemudahan yang sangat amat mudah di dapatkan pada zaman sekarang membuat siapaun akan terbuai karenanya, mau apapun tinggal memainkan hape saja, mau belanja, beli makanan, menanbung, hingga bayar tagihan ini itu pun bisa lewat hape. Hana pun sama, tak ingin ambil pusing karena mama dan papa sebelum berangkat tadi menyuruh Hana untuk mengunci pintu jikalau hendak pergi keluar, kalau di rumah saja pun tak masalah. Terlebih jika ada hal yang mencurigakan tinggal telepon anak buah papa yang akan dengan segera datang untuk membantu. Ia kemudian kembali ke kamar setelah memastikan semuanya terkunci dengan baik. Kemudian ek dapur untuk mengambil beberapa camilan dan minuman manis yang lengkap tersedia di lemari pendingin yang berukuran besar.             Hari libur kali ini, Adit dan Adhim sengaja pagi-pagi ikut nyak dan bapak yang harus menyelesaikan pekerjaan yang masih tertinggal. Kalau menurut hitungan bapak mungkin kalau tidak besok, lusa semua akan selesai dengan baik dan sempurna. Nyak dan bapak begitu profesional dalam bekerja sehingga yang memberi pekerjaan akan puas dengan hasil yang bapak kerjakan. Tak hanya tentang materi yang nanti akan di dapatkan namun juga tentang kesenangna batin ketika apa yang kita kerjakan mebuat orang lain puas dan juga senang. Hal-hal kecil seperti inilah yang kadang luput dari perhatian, banyak orang yang bekerja hanya ingin mengharapkan materi belaka tanpa menghayati setiap pekerjaan yang dikerjakan. Penghayatan dan mengerjakan semua pekerjaan dengan baik tentu juga akan berdampak positif terhadap apa yang akan diperoleh baik dari pekerja maupun si pemveri kerja. Bapak tak pernah malu walaupun harus mengerjakan pekerjaan serabutan asalkan halal yang didapat, begitulah prinsip bapak yang akan selalu diingat oleh Adit dan Adhim. Bapak yang selalu menjadi panutan bagi Adit dan Adhim dalam bertindak, tumbuh kembang meerak berdua begitu dipengaruhi oleh didikan nyak dan bapak yang luar biasa dalam memberikan pengajaran. Nyak da bapak adalah figure luar biasa bagi Adit  dan juga Adhim, tak hanya berperan sebagai pemberi contoh yang baik namun juga mampu menempatkan diri agar jarak antara orang tua dan anak tak timpang begitu jauh.             Sesampainya di rumah besar itu, masing-masing bersiap untuk membersihkan dan juga membantu menyapu serta mengepel lantai bekas cat yang jatuh di beberapa bagian keramik lantai. Mereka berempat saling membantu satu sama lain, benar kata istilah berat sama dipikul ringan sama di jinjing. Pekerjaan yang berat akan terasa ringan bila dikerjakan bersama-sama. Pekerjaan sesulit apapun bila dikerjakan bersama akan terasa lebih mudah dan tentu akan lebih cepat selesai. Sama seperti pekerjaan yang nyak dan bapak kerjakan, dengan penuh semangat nyak membantu pekerjaan bapak begitupun sebaliknya. Lalu di tambah dengan Adit dan Adhim yang juga turut serta membantu nyak dan bapak lumayan cukup membantu. Tak perlu dipatok anak-anak harus mengerjakan harus begini atau harus begitu, cukup dnegan inisiatifnya untuk membantu saja sudah merupakan hal positif yang tentu menjadi cerminan dari pengajaran yang baik dari orang tua selaku pemberi contoh yang tindakannya di guugu dan ditiru.             Mama dan Papa Hana menikmati perjalanan yang mereka jalanai. Udara pagi yang masih yang kemudian berganti dengan hembusan angin di siang hari. Ketika perut terasa lapar, papa dan mama Hana menepikan mobil dan menyantap menu makanan sederhana yang disajikan secara prasmanan di salah satu rumah makan yang cukup besar di pinggir jalan. Memang hari sdudah semakin siang, dan perut pun mulai meminta haknya untuk segera diisi. Setelah mengisi lambung tengah dengan masakan ala rumahan yang disajikan dengan mengusung konsep prasmanan, menu yang disajikan pun menu makanan tradisional yang cukup beragam. Usai makan, Pak Suryo dan sang istri melanjutkan perjalanan karena baru setengah perjalanan yang mereka lalui. Di tengah perjalanan suara panggilan telepon terdengar, setelah di lihat dari anak buah Pak Suryo. Ia menelepon rupanya hendak mengatakan bahwa rumah Pak Suryo masih dalam tahap renovasi, sehingga ada beberapa pekerja yang masih mengerjakan perbaikan. Daripada kaget nantinya ketika sampai, anak buah Pak Suryo lupa mengatakan karena ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Pak Suryo pun tak masalah, justru senang karena ada orang yang membantu untuk memperbaiki rumah yang akan di tempatinya sebentar lagi. Tak terasa perjalanan sisa sebentar lagi, lumayan melelahkan juga karena hanya berkendara berdua tidak ditemani oleh supir karena awalnya hendak mengajak Hana sekalian namun Hana sedang tidak inging ikut.             Adit dan Adhim sesekali mengusap peluh yang menetes. Ternyata melelahkan juga. Dilihat-lihat pekerjannya yak sebeapa sulit namun ketika dijalani cukup melelahkan dan mengurs tenaga. Sesekali Adit dan Adhim beristirahat di sela-sela membnatu nyak dan bapak. Sebab belum terbiasa sehingga lebih mudah lelah.             “Kakau capek, buka bungkusan di tas nyak. Ada camilan sama air minum juga di sana” ujar nyak sambil menunjuk ke arah tas rotan yang nyak bawa.             Adit dan Adhim mengangguk kemduian membuka tas rotan itu. Ada beberapa buaah gorengan, Adit dan Adhim masing-masing mengambil satu bagian kemudian meminum air yang tekah nyak bawa. Lumayan cukup membantu ketika perut sedang tidak lapar namun keinginan untuk mengunyah tetap ada, sehingga camilan cukup sangat membantu. Kemudian emreka berdua kembali membantu nyak dan bapak yang masih bersemangat menyelesaikan pekerjaan yang tengah mereka geluti.             Hana sudah mulai lapar, sedari tadi ia asyik menonton drama korea di kamarnya dnegan berbagai camilan dan minuman kemasan yang sudah dalam kondisi habis dan sampahnya telah di amankan oleh Hana ke dalam sebuah kresek. Ia selalau menjaga kebersihan kamarnya, agar tak bau, tetap bersih dan juga wangi, jangan sampai ada binatang-binatang menjijikkan seperti kecoa, lipan dan lain sebagainya. Hana kemudian mengampai hape dan mulai mencari dan memilih menu-menu makanan yang sekiranya menarik untuk di makan. Setelah menyeleksi sekian banyak jenis makanan lezat yang ada di aplikasi, Hana pun memilih salah satu jenis makanan fast food yang terkenal dnegan ayam gorengnya. Setelah memilih menu, bayar otomatis, Hana tinggal menunggu kedatangan kurir yang akan mengantarkan. Hana pun melanjutkan acara menontonnya, sambils esekali mengunyah keripik kentang yang masih ada separuh. Asyik juga ternyata di rumah sendirian, rasanya sudah lama ia tidak menikmati quality time sendiri seperti ini. Lebih mengasyikkan taanpa harus capek-capek berdandan. Untung saja Hana sudah mandi, kadang kalau tidak ke mana-mana ia malas untuk mandi. Toh, di rumah gini, pikirnya. Hana yang tetap cantik walaupun tidak mandi seklaipun tetap mempesona dengan segala kecantikan yang ia miliki. Wajah cantik dnegan kulit putih, rambut panjang hitam lurus dengan maata indah, seakan sempurna membingkai wajah seorang Hana. Di tambah dengan nilai plus yang ia punya sebagai anak orang berpunya yang memiliki segalanya. Apa yang kurang, sejenak kelihatan sempurna namun ada rsa rindu yang ia inginkan. Bisa merasakan kehangatan keluarga walaupun hidup sederhana adalah salah satu haal yang Hnaa inginkan. Semuanya terasa kaku walaupun ia tahu mama dan papa sangat menyayangi dirinya namun ia merasa ada yang kurang. Namanya manusia ada saja kurangnya padahal menurut orang lain ia telah memiliki segalanya.               
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN