Sesuatu yang Mencurigakan

1118 Kata
“Papa” suara sang istri ternyata mengejutkan Papa Hana yang antara benar atau tidak yang dilihatnya tadi. Apakah mungkin Adit memiliki ponsel, kalau ponsel biasa mungkin bisa tetapi ponsel yang menggunakan kuota apakah mungkin memilikinya juga, bukan menyepelekan tetapi seolah tidak wajar saja. Toh, bapak tukang ojek dan Nyak baru saja menjadi asisten rumah tangga dan kalau tidak salah nyambi menjahit kecil-kecilan di rumah. “Ihh, papa lihat-lihat ponsel Hana ya?” tanya Hana ketika mama dan papanya berada tak jauh dari ponsel yang Hana letakkan di atas meja belajarnya. Padahal isi ponsel Hana tak ada yang aneh hanya saja, karena sudah beranjak dewasa rasanya risih apabila ponsel di lihat oleh orang tua. Sudah masanya karena anak pasti akan bertambah dewasa sehingga tak ingin kehidupannya diketahui oleh orang banyak. Biasa lah namanya anak beranjak dewasa. Sudah mau kuliah, sudah berada di tingkat akhir sekolah menengah ke atas. “Ma, anak Bibik itu namanya Adit ya?” tanya papa meyakinkan diri. “Iya, memangnya kenapa pa?” tanya mama kembali. “Nggak papa ma, hehe” timpal papa Hana yang duduk bersender di ranjang. Hana menutup pintu kamarnya, kemudian memastikan bahwa papa dan mamanya sudah berada di kamar masing-masing untuk beristirahat setelah makan malam. Dalam hati ia berucap semoga papa atau mamanya tak sempat untuk melihat ponsel Hana yang tadi terbuka. Bukannya mau menutupi namun belum waktunya saja untuk memberitahukan kedekatan Hana dengan siapa ia sedang dekat. Pak Suryo dan istrinya telah tertidur, sebaliknya Hana justru sengaja tidur lebih lambat karena hanya saat malam saja baru Hana dan Adit bisa bertukar sapa. Entahlah sudah seperti kebiasaan saja/ Mereka berdua menghabiskan tiap malam dengan bertukar kabar, membahas apa saja yang ingin bicarakan, tetapi hanya sebatas berkirim pesan, tak bertelepon atau justru video call karena Adit beralasan tak ingin mengganggu adiknya yang sedang tertidur. Hana sendiri tak memendam keraguan seperti sang papa yang sedikit curiga melihat Adit dengan kondisi keluarga yang sederhana tapi memiliki ponsel, atau mungkin ia yang salah lihat atau mungkin saja itu yang sebenarnya terjadi. Wajar saja sebenarnya kalau Adit punya ponsel, yang bisa membuat urusan menjadi panjang adalah apabila ponsel Adit terlihat karena ponsel yang Adit miliki adalah yang berharga mahal. Ponsel keluaran terbaru yang berlogo apel tergigit, siapa yang takt ahu bahwa ponsel berlogo tersebut pastilah mahal harganya. Terutama untuk Adit yang hanyalah anak tukang ojek pasti akan menjadi dugaan yang bahkan bisa menjalar ke mana-mana. Mulai dari, dapat uang dari mana untuk beli ponsel mahal, dapat ponsel dengan cara dan laim sebagainya. Jelas lah orang lain tak akan percaya bahkan berspekulasi bahwa Adit hanya mengada-ada saja bahwasanya ia mendapatkan beberapa kemudahan dari suatu benda yang bernama sumpit ajaib, tapi tak lepas juga dari perantara Sang Maha Pencipta agar jangan sampai mengagungkan suatu benda hingga membuat insan diri lupa dan lalai pada Yang Maha Kuasa. Adit masih asyik berbalas pesan dengan Hana, gadis cantik yang rutin menghubungi dirinya. Apakah Adit terganggu? Tentu tidak, karena Hana adalah tipikal anak yang menyenangkan sehingga mereka berdua tak pernah kehabisan membicarakan banyak hal, dari satu hal ke hal yang lainnya. Selalu tak membosankan untuk membahas apa saja yang bisa mereka berdua bahas, kalau di sekolah mereka berbincang hanya seperlunya lagipula kedekatan mereka nanti akan ramai dibicarakan, jadi cukup mereka berdua saja yang tahu dan menjalaninya. Lagipula mereka juga baru berkenalan, tetapi entah bila udah ada benih-benih cinta yang timbul di antara mereka berdua baik di antara salah satu pihak atau justru keduanya sudah memendam rasa yang sama. Rasa yang hanya anak seusia mereka yang paham, rasa yang biasanya terjadi di usia belasan. Di usia yang masih mencari jati diri, ketika rasa yang indah seolah menyajikan nirwana bagi yang menjalaninya namun tak sedikit juga yang terkecoh dan terperosok dalam kubangan berlumur dosa. Hana dan Adit adalah anak yang baik, lingkaran pertemanan mereka pun kumpulan anak-anak yang baik sehingga minim kemungkinan untuk terkontaminasi hal-hal buruk seperti anak muda kebanyakan yang bisa dengan mudah sedikit banyak mempengaruhi kondisi setiap anak. “Yaudah Dit, udah malam, aku mau tidur. Sampai ketemu besok” ujar Hana yang hendak mengakhiri obrolan mereka berdua. Obrolan yang terkadang ngalor ngidul tetapi tetap mengasyikkan, karena saling sambung menyambung obrolan yang tengah mereka bicarakan. Saling melengkapi obrolan dan juga saling memberi saran. Malam pun terlewati. Di buai dinginnya malam sehingga memikat insan manusia untuk merehatkan diri sejenak dari buaian dunia yang terkadang membuat raga dan jiwa menjadi lelah tak berdaya. Menyelimuti setiap insan manusia dengan kedamaian. Tak ada yang menyangka bahwa di gelapnya malam, anak buah Pak Suryo berusaha untuk menyusuri daerah rumah Adit. Sepertinya informasi yang didapatkan mengarahkan mereka untuk mencari di seputar kediaman Adit. Paranormal yang baru saja di temui menyarankan agar anak buah Pak Suryo mengitari daerah yang telah ditunjukkan. Walaupun petunjuk yang diberikan belum mengarah ke tempat yang pas, tetapi radar paranormal tersebut mengatakan bahwa ada getaran kuat di daerah skeitar rumah Adit yang cukup banyak di huni oleh rumah warga walaupun tak berdempetan seperti rumah-rumah di kota yang bahkan dinding saja saling menempel karena ketiadaan lahan, di tambah harga tanah yang cukup tinggi di perkotaan berbeda dengan lahan di daerah pinggiran kota yang masih tersisa banyak dan cenderung memiliki halaman yang luas. Sesuatu yang jarang di temui di perkotaan yang bahkan untuk halaman hanya tersisa sedikit bahkan cenderung tak ada. Setelah Cukup lama mencari. Namun belum membuahkan hasil membuat anak buahnya memutuskan untuk pulang, itu pun smepat di tegur oleh para bapak yang lagi ronda malam atau istilah kerennya adalah siskamling. Di buat untuk menjaga keamanan di beberapa RT yang juga dikoordinasikan oleh pemangku kewenangan di sana. Ke dua anak buah Pak Suryo memang terlihat seperti bukan penduduk setempat dengan tampilan seperti orang yang mencurigakan. Menggunakan jaket hitam dan pakaian yang cenderung membuat orang yang lewat menaruh kecurigaan, untungnya mereka bisa berkelit walau sebenarnya gugup juga karena takut di amuk massa. Bayangkan saja tengah malam buta, dua lelaki misterius mengitari area perkampungan dengan penampilan yang juga mencurigakan membuat para bapak yang sedang ronda menaruh rasa curiga walaupun mereka mengatakan bahwa mereka berdua sedang mencari kodok, alasan yang di buat sedemikian rupa agar tidak di snagka sebagai maling. Ya, singkatnya saja penampilan anak buah Pak Suryo bak maling yang hendak berakdi di tengah gelapnya malam, di saat para penghuni rumah telah terlelap dalam buaian dinginnya malam. Akhirnya anak buah Pak Suryo mengurungkan niat untuk malam ini, mungkin beberapa hari ke depan akan mencoba lagi, karena jelas kalau mereka bisa mendapatkan apa yang dinginkan oleh atasannya maka bonus untuk mereka pun jelas akan di dapatkan. Bonus yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari plus foya-foya. Prinsip yang memang terlihat biasa namun dengan bersenang-senang maka akan membuat semangat bekerja tumbuh kembali. Apalagi uang yang di dapatkan nantinya cukup banyak, jelas saja keinginan untuk bisa sedikit hedon bisa tercapai.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN