Om, Nikahi Aku!

Om, Nikahi Aku!

book_age18+
237
IKUTI
3.4K
BACA
HE
age gap
goodgirl
kickass heroine
boss
heir/heiress
drama
bxg
bold
friends with benefits
like
intro-logo
Uraian

Obsesi cinta yang dimiliki Olivia pada seorang om tampan, rekan kerja dari sang ayah, membuatnya nekat untuk melakukan sesuatu di luar dugaan. Dengan sedikit tipu daya dia memisahkan sang pria dari kekasihnya.Apakah sang kekasih akan diam saja? Dan apakah Olivia akan bahagia dengan apa yang dilakukannya itu? Bagaimana kisah cinta Olivia selanjutnya? Baca ceritanya yuk di sini, jangan lupa untuk selalu berikan dukungan buat Author, ya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Obsesi Pada Om Ganteng
Olivia masuk ke ruang kerja Arya dengan mulut yang dimanyun-manyunkan. Kedua tangan dia tautkan ke belakang pinggang. Kalau sudah begini, Arya tahu jika putrinya itu hendak meminta sesuatu. "Papa," panggil Olivia manja. "Apa, Liv?" tanya Arya seraya memandang sekilas pada sang putri, lalu kembali berkutat dengan pekerjaannya. Olivia dengan santainya duduk di atas meja, tepat di hadapan Arya. "Oliv mau ngomong, Pa," ucapnya. "Ngomong aja, Sayang." "Papa berhenti dulu," protes Olivia seraya merebut kertas-kertas yang sedang dipegang oleh Arya dan meletakannya di samping dirinya duduk. Arya menghela napas pelan. Putri semata wayangnya ini memang manjanya luar biasa. Olivia tumbuh tanpa kasih sayang mama yang meninggal saat melahirkannya sembilan belas tahun lalu. Jadi, Arya berperan sebagai ayah sekaligus ibu bagi Olivia. "Okay, okay," timpal Arya menyerah. "Mau ngomong apa?" tanyanya. "Besok malam kan acara ulang tahun Oliv yang ke-19, tapi Oliv nggak mau ngundang banyak orang. Paling yang deket-deket aja. Terus, papa harus undang Om Ethan juga, ya?" Arya mengerutkan kening memandang putrinya heran. "Ngapain ngundang Om Ethan?" Yang Olivia maksud jelas Ethan sahabat sekaligus rekan bisnisnya. Mereka sempat beberapa kali bertemu saat Ethan berkunjung ke rumah. "Ya seru aja kayaknya kalau ada Om Ethan. Ya, Pa, yaaa ...," rengek Olivia. Bagi Arya, tidak ada kata tidak untuk putri kesangannya itu. Semua yang Olivia minta akan selalu dia turuti. Mungkin itulah yang membuat Olivia tumbuh menjadi anak yang sangat manja. Besok malamnya, taman belakang rumah sudah dihias sedemikian rupa untuk acara ulang tahun Olivia. Seperti permintaan gadis itu, hanya ada orang-orang terdekat saja yang diundang yaitu dua sahabatnya, Cyril dan Metta, dan beberapa temannya yang lain. Tidak lupa tamu paling spesial untuk Olivia yaitu, Ethan. Cukup lama dia menunggu, namun pria tampan itu belum nampak batang hidungnya. Padahal pesta sudah akan dimulai. "Papa, om Ethan kok belum dateng, sih?" tanya Olivia. "Katanya masih di jalan, Sayang. Tadi om Ethan masih harus selesaikan kerjaan dulu." "Ooh," gumam Olivia lirih. Dia sudah tidak sabar melihat wajah tampan rekan bisnis papanya itu. Olivia menyukai Ethan sejak pertama kali dikenalkan oleh papanya. Beberapa kali berkunjung ke rumah, Olivia selalu mencari perhatian Ethan. Pria itu sangat menyenangkan dan juga sangat tampan. Meskipun usianya hanya empat tahun lebih muda dari umur papanya yang sudah berusia empat puluh empat tahun, tapi Ethan masih terlihat sangat mempesona dan seksi di mata Olivia. Yang lebih membuat Olivia girang adalah, Ethan masih lajang. Kata Arya, Ethan dulu pernah menikah tapi bercerai tanpa anak. "Kapan acaranya dimulai, Liv?" Cyril menghampiri Olivia dengan sepiring camilan yang sebagian telah memenuhi mulutnya. "Bentar lagi, nunggu om Ethan datang," sahut Olivia seraya memeriksa pintu belakang menuju taman. Berharap sosok pria idamannya itu muncul. Cyril mencebik. "Cieh, yang nunggu pangerannya datang," ledeknya. "Hush!" Olivia menempelkan jari telunjuk di bibir, takut Arya mendengar ucapan Cyril. "Ngomongin apa, sih?" Metta bergabung dengan Olivia dan Cyril. Olivia dan Cyril hanya tertawa. "Aku tahu, kayaknya ada yang ngarepin kedatangan om ganteng, nih." Metta menggerakkan dagu ke arah pintu belakang. Terlihat sesosok pria tampan berbalut kemeja merah marun berjalan memasuki taman. d**a Olivia langsung berdebar melihat Ethan yang di matanya terlihat seperti seorang pangeran yang siap menjemputnya. "Sorry, Ar, telat ... tadi di jalan juga dikit macet." Olivia terpaku mengikuti gerakan Ethan memberi pelukan sekilas pada Arya. Dia semakin terhipnotis saat pria itu mendekat ke arahnya. "Hello, Om." Cyril dan Metta menyapa bersamaan. "Loh, ini pestanya belum mulai?" tanyanya pada Olivia. "Oh ya, Liv ... selamat ulang tahun, ya?" ucapnya seraya mencium sekilas pipi gadis itu. "Aduh, Om nggak bawa kado, nih." "Nggak papa, Om," sahut Olivia malu-malu. "Gini aja, deh ... kamu boleh minta apa aja buat kadonya." Mata Olivia membulat. "Boleh, Om?" "Iya, Liv. Kamu pingin apa?" "Makan malam berdua aja, Om. Besok." Bibir Ethan mencebik sambil kepalanya mengangguk-angguk. Tanpa rasa curiga sedikit pun, Ethan mengiyakan permintaan Olivia. "Makan malam apa, nih?" tanya Arya yang kini ikut bergabung. "Aku lupa bawa kado buat Oliv. Jadi aku tawarin dia mau minta apa. Oliv minta traktiran makan malam," kekeh Ethan. "Ooh, gitu," timpal Arya seraya menggelengkan kepala pelan. Ada-ada saja putrinya itu. Malam itu Olivia merayakan ulang tahun ke sembilan belasnya dengan gembira. Dia selalu mencuri-curi kesempatan untuk berdekatan dengan Ethan. Bahkan saat acara dansa, dia cuma mau berdansa dengan Ethan. Semua teman laki-laki yang mengajaknya berdansa dia tolak. Bagi Olivia, tidak ada pria lain yang mampu membuatnya terpesona selain Ethan. Keesokan harinya saat dirinya sudah pulang dari kampus, Olivia sengaja menolak untuk dijemput sopir karena dia hendak pergi ke kantor Ethan. Namun sebelumnya dia pergi ke tempat Cyril terlebih dahulu untuk berdandan dan menunggu waktu hingga sore hari untuk menagih janji makan malamnya dengan Ethan. Setelah dia berpenampilan rapi dengan gaun dan polesan make up yang membuatnya terlihat cantik, dia bertolak ke kantor Ethan. Sebenarnya ini bukan kali pertamanya dia datang ke sana. Beberapa kali setiap kali dia pulang dari kampus, Olivia akan selalu datang ke kantor Ethan dengan mengarang-ngarang alasan ini itu agar Ethan tidak curiga jika dirinya hanya ingin bertemu. Sekretaris pribadi Ethan pun sudah mengenal Olivia sehingga dia mengizinkan saja gadis muda itu masuk ke ruangan Ethan. "Om," ucap Olivia sembari membuka pintu ruangan. "Loh, Liv ... kenapa kamu ke sini? Om kan bisa jemput nanti," tanya Ethan keheranan saat melihat gadis itu masuk ke ruangannya dengan dandanan yang menunjukkan bahwa dia sudah siap untuk pergi makan malam. "Nggak papa, Om. Biar Om nggak usah repot-repot jemput nanti." "Oh, gitu ... ya udah tunggu bentar ya, Liv. Om selesaikan kerjaan sebentar. Kamu duduk dulu di situ." Olivia tersenyum senang lalu duduk di sofa yang ada di seberang meja kerja Ethan. Dilihatnya Ethan sedang merapikan beberapa berkas yang tadi tertumpuk tak beraturan di atas meja kerjanya. Ia sudah membayangkan betapa syahdunya makan malamnya nanti bersama orang yang begitu ia kagumi. Namun semua bayangan itu segera pudar setelah Ethan meraih ponsel dari saku celana yang tiba-tiba berdering. "Ya, Sayang? Kayaknya malam ini nggak bisa deh, aku udah janji mau traktir Oliv, putrinya Arya buat makan malam. Kemarin lupa kasih kado jadi dia minta ditraktir makan malam aja katanya," ucap Arya seraya tersenyum pada Olivia. Olivia yang mendengar kata 'sayang' yang terucap dari bibir Ethan untuk seseorang yang sedang berbicara dengannya di telepon, seketika memasang wajah cemberut. Siapa dia? Siapa perempuan yang dekat dengan Ethan. Olivia memang selama ini tidak tahu jika pria incarannya sudah memiliki seorang kekasih. Yang Olivia tahu, teman sekaligus rekan bisnis papanya itu adalah seorang duda tanpa anak. Pernikahan pertamanya gagal setelah istrinya yang lebih memilih karir daripada pernikahannya. 'Nggak bisa! Nggak mungkin ‘kan kalau itu adalah gebetan dari om ganteng? Aku harus bisa bergerak lebih cepat!' Olivia hanya bisa melampiaskan kekesalannya di dalam hati.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
296.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
153.0K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
174.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
215.4K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.7K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.7K
bc

TERNODA

read
193.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook