Bi Entut menepuk berkali-kali koper yang sudah selesai dia packing dengan sangat rapi. Koper berukuran besar itu berisi cukup banyak pakaian tebal dan banyak sekali pakaian dalam juga kaus kaki dan perlengkapan selama musim dingin. Meski Bi Entut tidak tahu seberapa banyak pakaian dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh Riandra selama di sana, setidaknya asisten tuah tangga yang sudah mengenal Riandra sejak kecil ini berusaha melakukan apa yang dia bisa lakukan sebelum majikan yang sudah dia anggap sebagai anak kandungnya sendiri. “Okeh, nggak ada yang ketinggalan.” Ujar Bi Entut bangga dengan pekerjaannya sendiri. “Kenapa jadi bibi yang semangat lihat bapak yang mau pergi?” tanya Pak Herman keheranan dengan semangat yan diperlihatkan oleh Bi Entut saat ini. “Soalnya bapak mau jemput Mas