"Dasar b******n!" Demitrio memaki geram setelah bayangan Kiran dan Om Bima menghilang. Hal yang pertama kali ia lakukan adalah menelepon timnya. Ia menjelaskan tentang peristiwa penembakan yang terjadi di depan rumah Om Bima. Setelahnya ia mencabut pistol dari pinggang sembari memeriksa keadaan. Sepertinya Kiran benar. Bahwa si penembak sudah pergi. Karena ia tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan di TKP. Kecuali beberapa tetangga Om Bima yang mengintip dibalik pagar-pagar rumah mereka. "k*****t!" Demitrio kembali memaki. Ia melihat ada lubang bekas tembakan pada kaca samping mobilnya. Ada titik lain juga yang terlihat retak-retak di seputarannya. "Nyaris saja," Demitrio menghembuskan napas napas kasar sekaligus lega. Kalau saja tadi Kiran terlambat menunduk sepersekian detik, pasti