Pov Devinka Saat aku mulai membuka mata, yang pertama terlihat sosok wajah tampan yamg tengah menatapku. Entah berapa lama aku pingsan. Yang jelas, saat ini banyak orang disekitarku. Para tetangga sepertinya sudah banyak yang berdatangan, untuk melayat dan mengucapkan Bela Sungkawa terhadap keluargaku. Ada titik air menetes dan menimpa wajahku. Aku pun mencoba untuk bangkit. Ada kesedihan yang menyelumuti hati ini, melihat emak yang dikabarkan pingsaan sesaat setelah bapak meninggal. Emak langsung memeluku dengan penuh kerinduan, Air matanya begitu deras mengalir membasahiku. Sementara aku melihat Nilla tengah membaca surat Yasin disamping jenazah bapak dengan khusuk. Sesekalu terdengar isak dari Nilla. Memang hari ini adalah hari yang paling menyakitkan dalam kehidupan kami. Bahkan,