MHFN 10

3091 Kata
⚠️Bijaklah dalam membaca⚠️ ⚠️Terdapat unsur kekerasan⚠️ . . . . . . . Author Pov Di hari minggu pagi ini seorang pemuda dengan mobil mewahnya berhenti tepat di depan mansion yang besar, memarkirkan mobilnya di parkiran kemudian menyusuri gudang bawah tanah, seperti nya ingin memastikan sesuatu. Unknown Pov Hari ini aku mampir lagi ke markas, sebenarnya ini termaksud markas kami tapi hanya untuk berkumpul biasa sekedar mengobrol atau tempat untuk membawa orang yang merupakan musuh untuk di bunuh. Sedang kan markas penyimpanan senjata jelas berada di tempat tersembunyi. " hanbin dimana yang lain " mendudukkan diri di sofa sambil bertanya ketika yang aku lihat hanya sebagian dari mereka saja yang berada di sini. " seperti biasa taeyong, mark, lucas dan beberapa anggota sedang dalam misi " aku mengangguk pertanda mengerti. " lalu, bagaimana dengan orang itu "tanyaku kembali. " sudah di bereskan, sesuai perintah Tuan Muda " itu ten. Ten hyung memang lebih banyak menghabiskan waktu di sini karena selalu memantau semua cctv yang kami pasang dimana - mana. " bagus, lalu tentang penyusup diantara anggota itu apa yang akan kalian lakukan " aku menatap hanbin yang duduk dengan sangat tenang. " belum ada intruksi lebih jauh dari taeyong, katanya biarkan dia bersenang - senang terlebih dahulu " jawab hanbin. " bagus, biarkan dia terus mengulangi kesalahannya, setelah itu akan semakin besar juga kesakitan yang akan dia dapatkan " ucapku dingin. Hanbin, yuta, ten, bobby dan anggota lainnya yang mendengar itu seketika merinding. Kenapa masih ada juga orang yang memiliki niat bermain dengan Tuan Muda atau Bos mereka itu, sangat jelas jika mereka mengantar kan nyawa dengan sia sia yang dengan senang hati di terima olehnya. Kalau dipikirkan lagi lebih baik langsung mati saja dibanding mengantar nyawa pada Tuan Muda itu sangat menyakitkan dan menyiksa menurut mereka. " tentang wanita yang pernah aku katakan tempo hari, bagaimana, sudah ada info ten " Ten yang di tanya dengan segera menyerahkan tumpukan kertas yang sudah ada sejak tadi di atas meja depan sofa yang mereka duduki. " wah.. wah.. benar - benar harus di beri penghargaan wanita ini, sudah berani mengganggu ketenangan gadis ku sekarang berniat mengincar anak CEO juga, sepertinya wanita ini tidak bisa diremehkan. Melihat foto foto ini sepertinya dia berhasil sedikit lebih dekat dengan jungkook " kataku dengan santai saat melihat tumpukan foto yang ten berikan. " lalu apa lagi yang harus kami kerjakan tentang masalah ini " bobby buka suara setelah diam cukup lama. " tunggu dia bergerak dulu, sebenarnya penyakit yang susah di sembuhkan itu di permalukan, mau mencoba "aku dengan senyuman miring yang tergambar jelas diwajahku. Semua orang hening mendengar ucapan sang bos, tentu mereka tau sembuh karena di permalukan itu rasanya sangat lama, beruntung kalau tidak depresi dan langsung bunuh diri. Tuan Muda mereka memang lain dari yang lain tidak peduli pria atau wanita asal mereka mencoba mencari masalah dengan nya atau orang terdekatnya pada akhirnya mereka akan berakhir dengan tragis. Jaemin yang sedari tadi diam langsung membuka suara. " aku mau Tuan Muda " dia berseru antusias kapan lagi coba. " baiklah besok kau akan mulai kuliah ditempat yang sama dengan gadis ku, jangan coba - coba menyukainya atau kau akan mati ditanganku. Dengar ini bukan hanya peringatan untuk jaemin tapi untuk kalian semua juga "aku dengan tegas. " Nee Tuan Muda " jawab mereka lantang. Bagus lagian mereka sudah melihat wajah gadis ku jadi sedikit lega jika nanti mereka bertemu dengannya. Selesai bertemu dan bercerita sedikit dengan mereka aku kembali melajukan mobilku menuju suatu tempat. Setelah sampai pada tempat tujuanku aku mendekati sebuah pohon disana menuju suatu makam saat sampai aku berjongkok mengusap kedua makam itu. " ayah ibu, apa kalian selalu bahagia berada disana, tenang saja jangan cemaskan aku, aku sudah dewasa sekarang, tak perlu khawatir disini aku bisa menjaga diri jadi mulai saat ini berbahagialah selalu aku menyayangi dan mencintai kalian disetiap langkah dan nafasku " aku menghapus air mataku yang turun tanpa aku minta. " aku pergi, mulai sekarang aku akan lebih rajin lagi mengunjungi kalian, I Love You ayah, ibu " aku bangkit berdiri setelah mengusap dua makam itu. " akan kemana aku selanjutnya "aku bertanya pada diriku sendiri. Jennie Pov Semakin hari wanita itu semakin gencar menempel pada taehyung namun entah kenapa dihari jum'at ini perempuan itu justru mulai menempel pada jungkook. Lama kelamaan melihat kejadiaan tidak menyenangkan itu membuat aku jengkel juga. Sungguh definisi wanita gila. Apa mungkin dia bosan di dekat taehyung karena culun dan orang yang pas pasan sehingga dia mulai memilih mendekati jungkook yang tampan dan kaya. Bisa jadi kan. Sudah lah aku malas memikirkan wanita gila itu. Sekarang Ayo pikirkan jimin aku semakin dekat dengan nya tapi aku punya alasan, aku harus merencanakan sesuatu bersamanya. Message Park Jimin " Jimin apa hari ini kau sibuk, jika tidak ayo jalankan rencana kita" " tidak, baiklah kau tentu kan saja jam dan tempat nya nanti aku kesana" " baiklah, jam 08 di caffe dekat kampus, kau tau kan caffe yang tempat kau traktir aku americano " " dijemput atau bertemu langsung disana " " nanti bertemu disana saja " " baiklah aku siap siap sekarang see you jennie " End Setelah bertukar pesan dengan jimin aku segera bersiap - siap untuk ke caffe, aku akan berangkat dengan berjalan kaki soalnya tempat itu tidak jauh dari rumahku. Alasan sebenarnya bukan itu aku hanya ingin melihat taehyung saja siapa tau saja kan hari minggu ini dia bekerja di supermarket itu. Astaga kenapa sekarang aku seperti gadis pencari perhatian sih. Aih sudah lah aku harus berangkat sekarang. Aku bergegas mandi, tak butuh waktu lama satu jam kemudian aku sudah rapi dengan pakaian sederhana tapi elegan tidak akan terlalu mencolok kalau aku hanya berpura - pura miskin. Aku akan izin pada daddy dan yang lain nya, karena hari ini memang family time tapi kalau menunda terus kan lama - lama kasian juga sama nasib jimin. " daddy, mommy, oppa morning " sapaku dengan ceria. " morning sayang, loh kok hari weekend seperti ini sudah rapi " daddy memicingkan mata melihatku membuat atensi semua orang di ruang keluarga menatap ku. Karena memang sedari tadi mereka sibuk bercerita. " ii... ini daddy nini ingin keluar sebentar saja, nini ada sedikit urusan dengan teman " kataku gugup jelas aku takut daddy tak mengizinkan, kan kasian jimin kalau menunggu terlalu lama. " apa yang mau kau urus di hari weekend seperti ini " aih kenapa seok jin oppa ikut - ikutan. " loh kenapa memang nya lagian ini sedikit penting "kataku dengan cepat. " dengan siapa kau akan keluar " kenapa hoseok oppa bertanya hal yang sangat sensitive itu. " tentu saja aku akan pergi sendiri dan akan berjalan kaki " kataku meyakinkan sambil memeluk daddy. " NO " aku terlonjak kaget mendengar seruan mereka yang kompak, astaga rasanya jantungku mau copot saja. " kalau kau ada teman daddy setuju, tapi kalau jalan sendiri jangan coba - coba atau kau tidak akan bisa keluar selama beberapa hari kedepan " kata daddy dengan tegas. " ba.. baiklah aku akan menghubungi taehyung " aku gugup bukan main, mengeluarkan ponsel yang ada dalam tas untuk menghubungi taehyung, bukan karena apa aku gugup soalnya sudah lama aku tidak bicara dan bertegur sapa dengannya dan beruntung nya aku karena taehyung langsung mengangkatnya. Call... " ha.. hallo tae kk.. kau bisa..bisakah menjemput..- " aku memberenggut kesal bagaimana tidak belum selesai permintaan ku namjoon oppa sudah mengambil alih ponsel ku. " taehyung apa ini kau " tanyanya pada orang diseberang sana. " Iya hyung ada apa " " apa kau sedang sibuk " kenapa oppa harus basa basi dulu. " tidak hyung, aku lagi tidak ada piket hari ini, jadi di kosan saja " " bagus lah, bisa kau menemani jennie keluar, katanya dia ada urusan dengan temannya kalau tidak merepotkan mu, soalnya dia tidak mau jika yang antar kami, hanya kau temannya yang kami percaya " " baik hyung aku segera kesana " " hmm hati - hati tae " Setelah itu panggil an diakhiri. " kenapa oppa yang bicara kan aku bisa bicara sendiri " kataku cemberut. " kalau kau yang bicara kau akan lama karena gugup " aku membulatkan mataku mendengar perkataan yoongi oppa. " ke.. kenapa oppa me.. menuduhku seperti itu " aku memalingkan wajahku melihat kesegela arah, tidak mau jika ditatap oleh mereka. " sekarang oppa yang tanya kenapa wajahmu yang memerah, kau sakit atau malu " aku terperangah dengan ucapan hoseok oppa yang terlalu blak - blakan itu. " kenapa menuduhku begitu, jelas ini hanya karena panas " aku mengibaskan tangan ku di depan wajahku. " jangan mengada - ngada nini disini sangat dingin AC nya sedari tadi menyala dan tidak pernah mati " aku meringis mendengar ucapan yoongi oppa, sebenarnya kapan taehyung datang agar aku terbebas dari sini. Daddy, mommy dan seok jin hanya tersenyum menggelengkan kepala melihat tingkah mereka yang tiada henti - hentinya mengerjai adik mereka itu. Mereka baru berhenti ketika mendengar suara yang sangat mereka kenal. Taehyung Pov Aku sangat kaget ketika mendapat telpon dari jennie, tapi ada senang nya juga karena setelah sekian lama aku bisa lagi berbicara dengan nya. Ada urusan apa sebenarnya jennie di hari minggu seperti ini. Tidak biasanya dia akan keluar, pasti urusan itu sangat penting. Tanpa menunggu lama aku bersiap - siap dan menuju ke mansion keluarga Kim. Mansion Kim " selamat pagi " ucapku kaku. Jelas saja semua orang yang di hadapanku adalah orang penting dan sudah lama juga aku tidak pernah kesini lagi, jadi rasanya sedikit aneh. " tae kau sudah datang, ayo duduk dulu " Tuan Kim mempersilahkan aku duduk namun belum sempat aku duduk sebuah tangan yang sangat halus dan lembut sudah lebih dulu menyambar dan memegang tangan ku setelah aku melihatnya memberi ciuman dipipi pada semua orang. " bye semua nini pergi dulu, ayo tae lain kali saja kalau mau berbincang santai dengan daddy atau kalau tidak nanti saja setelah pulang " katanya dengan cepat, membuat aku sedikit bingung tapi tetap menurut. " kalau begitu tae pamit juga dad, mom, hyung " aku sedikit menundukkan kepala. " bilang saja kau takut kalau oppa akan mengatakan pada taehyung kalau kau..- " aku sudah tidak lagi mendengar ucapan hoseok hyung karena sudah berada di luar mansion apa sebenarnya yang akan dia katakan tentang jennie. " apapun yang di katakan oppaku tadi abaikan saja, mereka memang sangat suka menjahiliku " aku melihat raut gugup jennie dengan pipinya yang bersemburat merah. Aku hanya tersenyum menanggapi. " jadi kita akan kemana, kau tidak apa kan naik motor lagi " tanyaku karena belakangan ini jennie selalu diantar jimin dengan mobil jadi tentu saja aku sedikit tidak enak. " tidak apa tae, aku juga rindu waktu kita yang seperti ini di awal - awal kita berteman. Kita ke caffe yang di samping kampus ya, aku rasa jimin sudah menunggu ku dari tadi " dia tersenyum ketika aku menyerahkan helm padanya. Senyum ku seketika hilang saat mendengar ucapan jennie, rasanya jantungku sakit sekali seperti sedang dihujam jarum yang sangat banyak, mendadak dadaku terasa sesak. Apa urusan penting yang namjoon hyung maksud itu jimin. Sepanjang perjalanan aku tidak bersuara begitu pula jennie, rasanya aku tidak bersemangat lagi ketika mendengar ucapannya tadi. Sebenarnya aku tidak mau ikut kedalam takut bertambah sesak melihat interaksi mereka, jennie juga berdandan cantik hari ini, lebih tepat nya dia cantik setiap hari. " ayo tae kau harus ikut kedalam " aku terlonjak kaget merasakan tangan halus jennie kembali memegang tangan ku. " apa aku tidak akan mengganggu " aku kurang yakin jika harus ikut masuk, aku belum siap merasakan patah hati. Aku sudah seperti orang yang kalah sebelum berperang. " tidak tae, justru akan sangat bagus jika banyak orang, semakin banyak orang semakin cepat juga selesai, mau ya... ya... please tae " jennie memasang puppy eyes nya tentu saja aku tidak bisa menolak nya astaga gadis ini dan sejuta pesonanya. " baiklah.. baiklah berhenti memasang wajah seperti itu atau kalau tidak aku akan mengantongimu di kantong kemejaku agar tak ada yang melihat wajah menggemaskanmu itu " kataku megusap pipinya yang langsung memerah. " ta... tae.. aa.. aku.. aku " aku mengusap kepalanya dengan lembut kemudian menggenggam tangan kecilnya. " ayo jimin pasti sudah lama menunggu mu " aku dengan menguatkan hati. Kami pun memasuki caffe, disudut sana aku sudah melihat jimin namun ada yang aneh dia tidak sendiri ada jungkook bahkan lisa ada disana, bukankah kata jennie hanya ada jimin. " hai jennie, loh ada taehyung juga baguslah dengan begini rencana kita akan selesai dengan cepat " yang di angguki mereka dan aku yang tidak tau apa apa hanya diam. " jadi bagaimana jim, kita akan mendekorasi dimana " lisa bersuara. " menurutku caffe ini cocok, tapi menurut kalian bagaimana " tanya jimin. " aku sih setuju tapi minta yang rooftop saja supaya pemandangan nya dimalam hari itu indah " kata jungkook. " benar tapi ada bagusnya kalau booking restaurant aja jim, semakin tinggi bangunan nya semakin indah juga pemandangan nya " itu jennie. " benar kata jennie nanti biar dihias seromantis mungkin deh " kata lisa. " bagaimana menurut mu tae " aku bingung harus mengatakan apa dan memberi masukan seperti apa karena aku memang tidak tau apa yang sedang mereka rencana kan. " aku sedikit bingung mau memberikan masukan yang bagaimana karena aku tidak tau kalian melakukan ini atas dasar apa lamaran kah atau mengungkapkan perasaan pada seseorang atau lamaran pernikahan " tanyaku. " ini tae, aku sebenarnya ingin mengungkapkan perasaan ku pada seseorang " kata jimin dengan senyum manisnya. Kenapa aku merasa takut apa mungkin orang itu adalah jane. " benarkah, wahh pasti perempuan itu sangat beruntung " kataku dengan senyum terpaksa. " benar dia sangat beruntung di cintai oleh jimin. Chaeyoung pasti sangat senang karena melihat dari cara dia selalu mencuri pandangan ke arah jimin dia pasti menyukai nya juga " perkataan jennie membuat aku bernafas lega. Apa selama ini aku cemburu buta, hanya menuduh jennie tanpa mau bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Aku baru tau sekarang ternyata aku benar - benar pengecut. Aku tersenyum melihat gadis itu yang sangat antusias bercerita dan bersemangat untuk membantu jimin. " aku rasa yang di katakan jennie tadi sudah pas, tapi menurut ku karena ini baru ungkapan perasaan tidak masalah di tempat manapun asal wanita kita merasa kan nyaman dimana pun tempat dia berada " aku dengan semangat karena telah mengetahui semua yang terjadi. " wah taehyung benar juga jimin, biar tidak mewah asal itu tulus dan usaha kamu sendiri aku yakin chaeyoung akan lebih senang " kata jungkook meyakinkan. " baiklah kalau begitu caffe saja, apa ada yang punya rekomendasi dimana " tanya jimin pada kami. " aku ada, itu tidak jauh dari sini disana caffe sekaligus restaurant juga, nama caffe nya itu VV Caffe, itu milik temanku jadi mungkin akan lebih murah, nanti aku yang berbicara padanya " aku merekomendasikan. " kenapa kau tidak pernah bilang punya teman sekaya itu kan bisa sekali skali kita launch barang kesana " aku menggaruk tengkukku yang tak gatal mendengar ucapan lisa. " kapan - kapan saja aku rasa dia orang yang sangat sibuk karena kami jarang bertemu " aku beralasan. " baiklah berarti sekarang kita ke mall berbelanja peralatan dan pernak pernik yang akan kita gunakan terlebih dahulu " aku hanya menurut saja yang penting gadis yang ada bersamaku selalu aman dan tidak kecapean. ❈❋ Mall ❈❋ Setelah sampai kami segera berkeliling mencari barang - barang yang di butuhkan jimin. Jennie dan Lisa lah yang paling bersemangat dan bersenang - senang kedua gadis itu tidak ada capeknya sama sekali. " jimin apa menurut mu ini sudah lengkap dan cukup " tanya jennie. Aku memperhatikan nya sedari tadi dia sangat senang. Apa sekali - kali aku harus mengajaknya keluar, terakhir kan saat kejadian waktu itu. " aku rasa cukup, sekarang sudah jam sebelas siang, apa tidak ada yang ingin kalian beli lagi, kalau tidak ada dan sudah lengkap semua sebaiknya kita mencari tempat makan dulu " kata jungkook. " aku... aku.. aku.. ingin nggg..- " aku memicingkan mata melihat tingkah gadis itu yang sangat lucu. " ingin apa Jane " tanyaku. " jangan menertawakanku, aku ingin membeli boneka beruang yang di sana " aku mengikuti arah telunjuk jennie menunjuk. Aku tersenyum astaga gadis ini, sebenarnya berapa usianya. " ayo aku akan mengantar mu, kalian bisa mencari tempat makan terlebih dahulu, kirim saja lokasi kalian nanti kami menyusul biar aku mengantar jennie supaya kita cepat pulang karena sebentar lagi sore " kataku yang di angguki mereka bertiga. Aku dan jennie mendekati toko khusus boneka. Dia mulai melihat - lihat, aku hanya mengekorinya sedari tadi. " tae aku mau ini, ya... ya... " tuhkan dia mulai lagi. " baiklah, sini kita akan membawanya kekasir untuk dibayar " aku mengambil boneka beruang yang telah dipilih olehnya kemudian dibayar. " berapa tae " aku tersenyum melihat nya menggemaskan sekali. " anggap saja ini pemberian dari ku, aku sudah membayarnya tidak perlu khawatir " dia tersenyum dengan lebar. " benarkah asikkk makasih tae, aku menyayangi mu " aku tersentak mendengar ucapan jennie. " aku juga menyayangi mu jane, ayo jimin dan yang lainnya sudah menunggu kita " aku lihat pipinya memerah astaga gadis ini ingin aku makan sekalian. ❈❋ Caffe ❈❋ Setelah makan siang kami bergegas ke caffe untuk menghiasi nya. Aku sudah memberi tahu pemilik caffe katanya untuk ku kalau hanya sehari tidak akan bangkrut jadi gratis. Semua sudah di hiasi, jennie dan lisa sudah tertidur pulas mungkin kedua gadis itu lelah. Setelah semua selesai aku membangunkan jennie dan jungkook membangunkan lisa, untuk membawa kedua gadis itu pulang dan berganti pakaian nanti malam baru balik kesini lagi, kebetulan sekarang masih jam tiga sore jadi masih banyak waktu untuk gadis kecil ini istrahat. " jane ayo bangun, kita harus pulang takutnya orang tua mu khawatir " aku menepuk pipinya dengan pelan agar tidak terkejut nantinya.  " ngghhh.. sebentar lagi oppa " astaga gadis ini. " heyy.. bangunlah jane atau oppa akan meninggalkan mu disini " kataku dengan mengancam. " ngghhh.. oppa " dia langsung bangun dan memeluk leherku erat, membuatku terkejut bukan main. Karena gadis itu melanjutkan tidurnya aku langsung menggendongnya ala koala. " jane kita akan pulang " gadis itu membuka mata dan langsung menatap ku. " oppa kenapa " ia langsung membulatkan mata dan memberontak agar segera turun dari gendonganku. " maafkan aku oppa, apa aku terlalu susah di bangun kan " dia menunduk sambil memainkan jari tangannya. Kenapa gadis ini menggemaskan skali. " tidak apa, ayo naik semua sudah pulang hanya tersisa kita yang masih disini " aku tersenyum memakaikannya helm, menuntunnya menaiki jok motor setelah itu kami meninggalkan parkiran caffe mewah itu. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN