Arumi tertegun.
"Su-suka?" Ia kemudian membuka mulutnya.
"Iya Disa. Aku suka kamu.." Saga menatapnya penuh cinta. "Apa tidak terlihat? Tidak kamu rasakan?"
"Seperti kejadian tadi malam.. Mmm.. Aku bukan orang gila yang bisa mencium perempuan serampangan," Saga tergelak.
"Ci-cium?" Arumi seketika teringat peristiwa semalam. Wajahnya langsung merah padam.
Saga memamerkan senyum menawan hati, "Ayudisa si merah putih... Kulitmu putih, jadi setiap kali memerah langsung terlihat jelas."
"Aku sudah mengungkapkan perasaanku. Bagaimana denganmu? Apa aku bisa berharap kalau kamu merespon positif perasaanku?" Saga menggenggam erat kedua tangan Arumi.
"A-aku.." Arumi menunduk.
Aku juga suka.. Tapi malu rasanya menjawab saat ini juga. Apalagi dengan mengungkapkan langsung melalui kata
