Selena Memikirkan Radit?

853 Kata
Hari telah berganti menjadi pagi dan saat ini Selena dan Thalia sedang bersiap untuk pergi ke bandara dan menuju pulau Dewata Bali, seperti yang dua hari lalu mereka rencanakan. "Yuk kita berangkat" ajak Selena, menyampirkan tas di bahunya dan memegang gagang kopernya. "Sebentar, aku coba cek lagi takutnya ada yang ketinggalan" Thalia berkata, membuka koper miliknya dan memeriksa isinya, memastikan tidak ada satupun yang tertinggal. "Ya udah, tapi buruan entar kita malah ketinggalan pesawat" Selena berkata sambil menatap temannya. "Iya, iya, ini aku juga lagi ngecek kok" jawab Thalia sambil menatap isi kopernya. Selena hanya mengangguk, bersandar di dinding belakangnya dan melipat tangannya di d**a. Namun ia kembali teringat dengan kejadian kemarin saat ia dan Thalia sedang berada di mall, disaat ia tidak sengaja melihat seorang wanita yang menjadi selingkuhannya Radit. Ia masih bertanya-tanya pada dirinya kenapa wanita itu malah makan siang dengan pria lain? Bahkan mereka terlihat cukup mesra. Ia tahu, seharusnya ia tidak perlu memikirkan hal tersebut karena itu bukan urusannya. Apalagi, jika mengingat ia dan Radit sudah bercerai. Tapi tetap saja Selena terus-menerus memikirkannya. "Ternyata benar enggak ada yang–" ucapan Thalia terhenti saat ia menoleh ke arah Selena dan melihat sahabatnya yang sedang melamun. Ia menghela nafas dengan sedikit kasar, bangkit dari posisinya dan berjalan menghampiri Selena. Dengan lembut ia meletakkan tangannya di bahunya. "Udah enggak usah dipikirin, itu kan udah berlalu" Selena tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Thalia, ia melihat Thalia yang sedang menatapnya. "Pikirin apa?" tanyanya dengan dahi yang mengerut dan terlihat tidak mengerti dengan yang dimaksud oleh temannya. "Radit. Kamu sedang memikirkannya, kan?" Thalia bertanya mengangkat satu alis. "Enggak, aku sedang enggak memikirkan Radit" jawab Selena menggelengkan kepala. "Terus kamu mikirin apa? Kok sampai melamun gitu?" Thalia kembali bertanya dengan dahi yang mengerut, dan mau tidak mau ia merasa penasaran dan bertanya-tanya apa yang sedang Selena pikirkan. "Kamu ingat enggak wanita yang kita lihat di mall kemarin?" Selena bertanya dengan satu alis yang terangkat. "Wanita yang menjadi selingkuhannya Radit?" Thalia mengerutkan dahi dan Selena mengangguk. "Terus kenapa? Kok kamu malah bahas wanita itu?" "Aku cuma penasaran aja kenapa dia malah makan siang dengan pria lain dan terlihat mesra. Padahal dia dan Radit kan berpacaran" jawab Selena beralih menatap ke depan. "Mungkin dia juga berpacaran dengan pria itu" Thalia berkata dan Selena menoleh ke arahnya. "Maksud kamu wanita itu selingkuhi Radit?" Selena mengerutkan dahi dan menatap Thalia yang berdiri di sebelahnya. "Mungkin" Thalia mengangkat bahu dengan acuh tak acuh. "Seperti yang kita tahu karma itu kan nyata dan mungkin itu lah balasan untuk Radit karena telah mengkhianati kamu" katanya mengalihkan pandangan. Namun Selena hanya terdiam dan menatap Thalia tanpa mengatakan apa-apa. Dan kini ia semakin penasaran dengan hubungan wanita itu dan pria yang makan siang bersama dengannya. *** Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam akhirnya Selena dan Thalia pun tiba di Bali. Ya, siapa yang tidak kenal dengan pulau itu yang terkenal dengan keindahan dan keeksotisannya. Bahkan Bali selalu menjadi tujuan utama para turis mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. "Kamu yakin mau menginap di hotel itu?" Selena bertanya menoleh ke arah Thalia yang berjalan di sebelahnya. "Yakin dong, kan aku udah kasih tahu kamu kalau pemandangan di sana itu indah pakai banget. Ditambah mereka punya kolam renang pribadi yang menghadap langsung ke pantai. Bisa kamu bayangin bagaimana indahnya. Dijamin bakal menyegarkan mata dan pikiran" jelas Thalia sambil memperhatikan ke sekitar bandara yang cukup ramai. "Iya sih, tapi aku yakin di sana banyak para pasangan yang sedang berbulan madu" Selena berkata beralih menatap ke depan. "Terus kenapa? Kamu keberatan?" Thalia mengangkat satu alis dan menoleh ke arah Selena. "Atau jangan-jangan kamu jadi teringat waktu kamu dan Radit berbulan madu?" tanyanya dan Selena melirik ke arahnya. Selena menghela nafas dengan kasar dan memperhatikan ke sekitar bandara begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Thalia. Namun yang dikatakan oleh Thalia memanglah benar, dengan melihat para pasangan yang berbulan madu membuat Selena kembali teringat sewaktu ia dan Radit berbulan madu, meskipun dulu mereka tidak berbulan madu di Bali. Tapi tetap saja itu akan mengingatkan Selena pada momen indah itu yang begitu berarti dalam hidupnya. Melihat raut wajah Selena membuat Thalia merasa bersalah, ia pun merangkul bahu temannya dan membuat wanita itu menoleh ke arahnya. "Ya udah, kalau begitu kita menginap di hotel atau penginapan lain aja. Kamu yang pilih deh tempatnya. Karena kita ke sini kan buat bersenang-senang bukan untuk mengingatkan kamu pada pria itu" Selena menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan sedikit kasar. "Enggak apa-apa kok kita tetap nginap di hotel itu aja" jawabnya menganggukkan kepala. "Lagipula, wajar kalau kita ketemu sama pasangan yang sedang berbulan madu karena Bali adalah tempat yang tepat untuk pasangan yang baru menikah" "Yakin enggak apa-apa?" Thalia bertanya mengangkat satu alis, ia ingin memastikan bahwa Selena sama sekali tidak keberatan untuk menginap di hotel yang telah ia pilih. "Yakin" Selena mengangguk tanpa ragu. "Lagipula, aku enggak sabar untuk melihat kolam renang pribadi yang kamu bilang itu. Yang katanya, menghadap langsung ke arah pantai. Pasti bakal indah banget" Sebuah senyuman terukir di wajah Thalia saat mendengar yang Selena katakan. "Kalau begitu ayo kita cari taksi dan menuju ke hotel itu" ajaknya yang terlihat begitu bersemangat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN