Mita sudah bangun dari sebelum adzan subuh berkumandang, ia menyibukkan dirinya di dapur menyiapkan beberapa makanan cemilan untuk dibawa menemaninya selama perjalanan ke Jakarta. Hawa dingin menyeruak masuk ke dalam kamar melalui rongga-rongga ventilasi yang tak cukup besar tetapi mampu membuat siapapun enggan untuk melakukan aktivitas sepagi ini. Tetapi berbeda dengan Mita, walaupun ia merasa dinginnya melebihi dingin pagi hari tetapi tetap semangat membuat semua yang ia butuhkan agar dirinya dan bayi di dalam perut tak kelaparan. Ali terbangun saat mencium aroma yang berhasil menggugah perutnya menjadi keroncongan, ia bangkit dan mulai mengikuti dari mana datangnya aroma yang menurutnya sangat lezat. Ia ter-nganga ketika melihat istrinya asik sendiri dengan berjoget-joget ria dalam ke