Tengah malam Mita terbangun dari tidur nyenyaknya, ia melihat suaminya belum datang dan entah kemana perginya. Ia mulai merasa harus tidak mempedulikan suaminya yang jahat itu. Mita masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu, lalu menggelar sajadah di tengah rembulan malam tepat di bawah bulan yang masih menampakan sinarnya dengan damai. Ia mulai melaksanakan kewajibannya, shalat dalam keadaan menangis, di setiap gerakannya ada bulir kristal yang jatuh membasahi pipinya, di setiap lantunan doa yang ia panjatkan terdapat tangis yang sebentar lagi akan pecah. Ia bersujud, sujud yang sangat lama dengan doa terpanjang sepanjang masa. Ia berkali-kali menyelipkan nama suaminya agar di luluhkan dan dijauhkan emosi dari hati juga pikirannya. Selesai shalat, ia mulai menengadahkan kedua