Sheril menganggukkan kepalanya. “Iya, Daren. Lo gak akan ninggalin Devya. Karena emang secinta itu lo sama Devya. Sekarang, mending lo urusin bokap lo. Jangan sampai dia ke sini dan ribut lagi.” “Papi gak akan sudi menginjakkan kakinya ke sini, Sheril. Tapi, kalau memang dia ke sini, kasih tahu gue.” “Iya. Ada Pak Antony kalau Om Bayu bikin ricuh. Meski cuma bisa nahan dia doang sebenarnya.” Antony tersenyum tipis seraya menatap Sheril yang kini menatap ke dalam ruangan Devya kembali. Sementara di luar sana. Zion terus menerus menghubungi Agatha karena apartemennya terkunci. Sebab dirinya tidak bisa masuk ke dalam, sandinya diganti lebih tepatnya. “Kamu di mana, Agatha? Kenapa teleponku tidak kamu angkat! Sialan!” gerutunya terus mencoba membuka pintu apartemen kekasihnya itu. Namun