Jantung Ziva rasanya berlarian melihat kedatangan Ammar. Meski dia tahu kalau Ammar tidak mengenali wajahnya yang sekarang, namun tetap saja si jantung tidak bisa diajak kompromi. Jedar jeder melulu, berasa mau copot dari tempatnya. Ziva melirik ke arah Ammar. Setidaknya kerinduannya terhadap Ammar terobati dengan menatap wajah tampan itu. Tampak olehnya wajah Ammar kusut dan sorot mata pria itu tajam dipenuhi kekesalan. Dia seperti sdang frustasi. Ada apa dengan Ammar? Kenapa pria itu tampak sedih bercampur marah? Dari ekspresi dan sorot matanya saja sudah kelihatan kalau pria itu tampak sangat kesal. Ammar membanting tubuhnya ke kasur. Matanya terpejam. Satu tangannya dia letakkan untuk menutup mata. “Ayolah, Men! Kau terlihat sangat kusut dengan kondisimu akhir-akhir ini. Pakaianm
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari