16. Senyum Dean

1601 Kata

Mas Dilan terus menatapku ketika aku meminum satu gelas air putih hangat yang baru dia bawa dari dapur. Aku sebenarnya kikuk, tetapi pura-pura biasa saja. Setelah habis separuhnya, Mas Dilan mengambil gelas dari tanganku, lalu memberiku air hangat yang ditaruh di tempat berbahan plastik, berbentuk persegi panjang, dan agak pipih. Aku tahu benda itu memang sering digunakan untuk mengompres perut sakit akibat nyeri datang bulan, dan Mas Dilan bilang, dia dapat benda itu dari Mama. “Taruh itu di perut.” Aku hanya mengangguk, lalu memasukkan benda itu ke dalam piyama. Melihatku meringis, Mas Dilan tampak ingin bertanya, tetapi urung. “Mau nanya apa, Mas?” Aku malas berbasa-basi, jadi lebih baik kutanya sekalian daripada penasaran. “Enggak, bukan apa-apa.” “Orang mulutnya udah kebuka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN