Kesedihanku tidak akan pernah hilang jika aku belum bisa menemukanmu malaikat kecilku, kemana aku harus mencarimu, aku sangat merindukan dirimu. Hanya kau titipan darinya, hanya kau malaikat kecilku.
BRAAAKK.....
pintu mansion mewah ditendang begitu kuat Hingga pintu itu terlepas dari engsel, seorang pria berdiri dengan tatapan menusuk.
"Wah....wah...selamat datang tuan antoni hector, selamat datang adik ipar kesayanganku,"suara kemenangan seorang pria dengan senyuman miring disana.
"b******k KAU ALBERT," teriak seorang pria yg menendang pintu mansion itu.
BUGH......
BUGH......
BUGH.......
Berbagai pukulan antoni layangkan pada sosok albert yg merupakan kk kandung dari alm istrinya. Tubuh albert terhempas ke sisi tembok karna pukulan dari antoni hector yg tak lain adalah adik iparnya sendiri, hingga sudut bibir ALBERT mengeluarkan darah.
"Apa maumu SIALAN, mengapa kau berniat merusak persahabatan kami, KATAKAN,"bentak antoni sambil menarik kasar rambut albert hingga mendongak menatapnya.
"Karna aku membenci Alvaro Marcello Anindito, dia merebut tender yg sudah aku incar sejak lama DAN AKU MEMBENCI DIA,"teriak albert menatap permusuhan pada adik iparnya itu. Karna lebih membela sahabatnya dari pada kk iparnya sendiri.
"Kau tidak punya logika albert, tender itu dimenangkan, bukan di incar CISH....bahkan aku menyesal memiliki kk ipar SEPERTI mu, yg hanya karna tender berani berbuat sehina itu,"ujar antoni menatap jijik pada kk dari alm istrinya itu.
BUGH.....
BUGH.....
BUGH.....
Berbagai pukulan demi pukulan dilayangkan antoni ke wajah, perut dan dagu albert hingga tubuh albert remuk,
"Aku akan MEMBUNUHMU SI....."
"PAPA," teriak seorang anak berusia 5 tahun berdiri dengan wajah polosnya, antoni menoleh ke asal suara itu, terlihat pria kecil itu tengah tersenyum padanya.
Antoni menatap dari atas hingga ke bawah, tubuh pria kecil itu seakan copy paste seluruh yg ia miliki, dari wajah, mata , hidung, dan bibir tipis yg berwarna merah muda itu.
"PAPA,"panggil pria kecil itu lagi sambil memberikan senyuman termanisnya.
"Ka...Kau memanggilku papa,"tanya antoni sekali lagi.
"Tentu, kan papa antoni adalah papa stevan,"jawab pria kecil itu dengan wajah berbinar.
"Si...siapa yg memberitahu mu,"tanya antoni seakan tidak percaya putranya sudah tumbuh besar bahkan sangat sehat.
"Paman albert, kata paman ALBERT. Papa stevan sedang kerja buat cari uang untuk stevan,"jawab pria kecil itu dengan polosnya.
Antoni menoleh menatap kk iparnya yg sudah terkapar dengan tubuh babak belur, antoni segera berdiri karna sejak tadi ia mengunci gerakan albert dengan menduduki perut kk iparnya itu. Antoni mengulurkan satu tangannya untuk membantu kk iparnya untuk bangun, albert dengan senang hati menerima uluran tangan adik iparnya itu.
"Sayang sini,"panggil antoni setelah membantu albert berdiri.
"PAPA,"teriak pria kecil itu berlari memeluk antoni, yg berlutut sejajar dengan tinggi tubuhnya,"papa, stevan kangen papa, papa kok lama sekali pulang kerjanya,"tanya stevan sambil mengendus leher jenjang antoni, membuat antoni terkekeh geli.
"Maafkan papa ya nak, papa mencari uang yg banyak untuk stevan agar stevan tidak kekurangan apapun,"kata antoni sambil menggendong putra kecilnya ke atas pangkuannya dan duduk di sofa panjang.
"Walau aku menculik stevan aku tidak mungkin mencuci otak anak kalian, aku tidak sejahat itu membuat ikatan papa dan anak terlepas,"kata albert jujur.
"Kau memang tidak mencuci otak putraku, tapi kau menghancurkan tali persaudaraan aku dan alvaro, kau tahu alvaro adalah sahabat adik perempuanmu sendiri, tapi kau tega menghancurkan ikatan kami. Kami berempat menjalin hubungan ini sudah sangat lama, alm istri kami juga bersahabat apa kau tidak bisa BERPIKIR dengan DEWASA,"desis antoni dirinya mencoba menahan kemarahannya.
"Aku tahu maafkan aku, karna ketidak dewasaan ku mengakibatkan hubungan kalian hancur. Aku hanya terbawa amarah saja, kau tahu sifatku antoni,"kata albert mengaku salah.
"Tapi karna ketidak dewasa-an mu itu hubungan kami berakhir dan itu karna kau albert,"desis antoni menatap tajam lawan bicaranya."dan stevan mulai hari ini stevan akan tinggal bersama papa, stevan maukan,"tanya antoni dan dibalas anggukan kepala dari putra semata wayangnya.
"Mau pa, tapi paman ALBERT,"tanya stevan.
"Paman tetap disini stevan jika stevan kangen paman, stevan boleh berkunjung ke mansion ini kapan pun stevan inginkan,"jawab albert.
"Baiklah paman, stevan mau pa tinggal sama papa,"jawab stevan dengan binar bahagia, sambil bersandar di d**a bidang antoni.
1 tahun kemudian
Seorang pria muda duduk menyendiri dengan tatapan kosong menatap hamparan rerumputan di mansion miliknya, tatapan pria muda itu adalah tatapan kesedihan.
"Kemana kau putri kecilku, sudah 1 tahun aku mencarimu tapi aku belum bisa menemukanmu. Maafkan atas kelalaianku istriku, aku sungguh meminta maaf,"ujar pria muda itu sambil membelai bingkai foto pernikahannya dan foto putri kecilnya,"daddy merindukanmu baby,"desis pemuda itu dengan tetesan air mata yang jatuh tepat di kedua kelopak matanya.
Jakarta
Seorang gadis tengah menggendong seorang balita berusia 1 tahun didalam gendongan khusus bayi, sambil berceloteh pada balita kecil itu.
"Coba panggil mommy,"ujar sang gadis mengajarkan memanggil dirinya dengan sebutan mommy.
"Sayang ayo coba panggil aku mommy ,"sang gadis mengulangi ucapannya dan balita berusia 1 tahun itu membuka sedikit mulut mungilnya sambil berceloteh dengan bahasa khas bayinya.
"Baba...baba...baba,"ujar balita itu sambil terkekeh geli saat dirinya mengucapkan kata - kata itu.
"Loh kok baba sih, mommy....mom-my baby,"kata gadis itu semakin gemas melihat putri kecilnya itu yg suka sekali membuat ia kesal dengan tingkah lucunya.
"Baba....baba....hihihi,"lagi - lagi balita itu terkekeh dengan suara khas bayi miliknya yg sengaja dibuat - buat agar gadis yg merupakan mommy nya itu semakin cemberut.
Terlihat kini gadis yg merupakan mommy nya, itu sudah mengerucutkan bibir mungilnya sebagai pertanda menahan kekesalan.
"Iihh mommy semakin gemas melihat mu fenny, kau pasti sengaja ya. Membuat mommy kesel, gemes.....gemes hahaha,"tawa gadis itu karna berhasil mengeritik balita kecil itu hingga tertawa keras.
Ya gadis itu yg tengah berceloteh dengan seorang balita tak lain adalah fanny dan balita itu adalah fenny putri kecil fanny. Fanny menemukan fenny di tengah malam saat perjalanan pulang dari cafe tempat dimana ia bekerja,
Fanny bukannya tidak berusaha mencari kedua orang tua dari balita itu. Tapi fanny berpikir, jika memang kedua orang tua dari balita itu memang berusaha mencari fenny lalu kenapa fenny dibuang.
Itulah yg ada di isi kepala fanny hingga dia memutuskan untuk mengadopsi balita kecil itu dan surat adopsi fenny telah keluar sejak usia fenny memasuki 6 bulan, sebenarnya fanny tidak bisa mengadopsi fenny sebab dia belum berstatus menikah bahkan statusnya masih perawan ting - ting.
Tapi berkat pertolongan kedua orang tua rika, selaku sahabatnya itu, orang tua rika menjadi jaminan untuk keselamatan balita itu dan setelah memohon bahkan sempat fanny berlutut di depan orang banyak. Karna merasa kasihan pada gadis itu dengan lapang d**a pemilik yayasan menyetujui fanny untuk mengadopsi fenny si balita kecil itu.
"Hihihi....mo.....mom Hihihi...mo...mommy,"balita berjenis perempuan itu berusaha menyebut nama mommy sambil tertawa khas bayi miliknya.
"Apa tadi kau memanggilku apa baby,"tanya gadisku itu karna tidak percaya dengan indera pendengarannya.
"Mommy......hahahaha,"lagi - lagi balita itu mengeluarkan suara lucunya, sambil terkekeh ketika dirinya menyebut kata Mommy .
Gadis itu terharu saat balita itu memanggil dirinya dengan sebutan mommy, bayangkan ibu mana yg tidak bahagia saat dirinya dipanggil mommy
"Uuuhh mommy semakin mencintaimu fenny, kau memang anak mommy yg Bukan hanya cantik tapi juga pinter cup...cup,"dengan gemas fanny mencium seluruh wajah fenny membuat balita itu tertawa dengan lucunya.
"Mom, cucu,"ujar fenny dengan suara cadar miliknya sambil menarik - narik baju fanny berniat membuka baju mommy cantiknya itu.
Fanny yg melihat kelakuan fenny yg berniat membuka bajunya menahan tawa.
"No, baby, No,"kata fanny mencoba memberitahukan, jika s**u bukan di sana bagaimana mungkin fanny memiliki s**u, dirinya saja masih perawan belum pernah melahirkan bahkan p******a miliknya masih utuh dan bergelantungan dengan manisnya di dalam bra itu.
Fenny mengerucut bibir mungilnya sambil tetap kekeh ingin membuka pakaian fanny.
"Cucu mom, cucu,"kata fenny menujukkan satu jarinya yg ia masukkan kedalam mulut mungilnya sambil berpura - pura menyedot.
"Fenny mau s**u ya, sebentar mommy buatkan dulu oke muach. Fenny duduk disini dulu ya,"kata fanny membawa fenny duduk di lantai yg di alas karpet itu sambil berjalan menuju dapur kecilnya.
Fenny melihat kiri kanan sambil tertawa kecil melihat mommy nya meninggalkan dirinya, dirinya segera melangkah dengan langkah kecilnya sambil sesekali dirinya terjatuh tapi fenny kembali berdiri sambil melangkah kembali.
Fenny mencoba menggapai pintu keluar kebetulan pintu itu tidak fanny tutup, Fanny masih sibuk dengan panci kecil yg tengah memasak air untuk membuat s**u tanpa fanny sadari jika fenny telah keluar dari kontrakan kecilnya dengan langkah kecil miliknya.
"Hihihi.....aou aou hihi mo...mommy....mommy hihi,"fenny tertawa kecil saat dirinya menyebut kata mommy. Tanpa disadari fenny dirinya sudah berada di tengah jalan hingga sebuah mobil melintas ke arahnya.
Fenny yg polos justru sibuk dengan coletah khas bayi miliknya, sambil mengemut jempol kecil miliknya itu sambil tertawa ceria dan terus memanggil mommy.
"Mommy hihi....mommy,"panggil fenny dengan suara khas bayinya, tanpa melihat bahaya yg akan mendekati dirinya.
Fenny yg baru keluar dari dapur kecil miliknya seketika kedua matanya terbelalak lebar sambil berusaha mencari putri kecilnya.
"Fenny......FENNY Sayang kau dimana,"teriak fanny dengan raut cemas - cemas sambil menoleh ke arah pintu yg sudah terbuka ,"FENNY,"teriak fanny menjatuhkan botol s**u milik fenny sambil berlari keluar.
Fanny berlari tak tentu arah hingga kedua matanya menatap ke arah jalan, jantung fanny hampir melompat keluar dari tubuhnya saat dirinya melihat fenny berdiri tepat di tengah jalanan.
"FENNY AWAS.....,"teriak fanny histeris.
Braaaaak.......
"Fenny,"teriak fanny berlari ke arah fenny.
Tbc,