Imam mengendarai mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya yang tidak terlalu padat seperti di ibu kota. Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan sang kekasih yang sudah sebulan ia tinggalkan begitu saja tanpa ada komunikasi. "Apa aku harus membelikannya hadiah dulu?" Gumam Imam dalam perjalannya. "Ah biarkan saja, cukup aku yang jadi hadiah kejutannya.Aku tak ingin membuang waktu lagi." Lanjut Imam lagi. Setelah beberapa belas menit berlalu Imam pun berhenti tepat di halaman samping rumah kekasihnya itu yang tidak begitu jauh dari rumah sakit karena masih berada di wilayah yang sama. Dengan semangat ia mengetuk pintu begitu saja setelah mendapat informasi paling akurat sejagat raya, bahkan ia melupakan keberadaan seorang gadis yang pernah mengganggunya saat terakhir ia be