“Kalian berisik,” lirih suara Avin sambil meringis menahan sakit di bagian bahunya yang terluka. Padma hanya tersenyum mendengar ucapan itu, dengan mata yang berkaca-kaca, “Aku senang Abang sudah sadar.” Avin mengulas senyum walaupun itu terlihat lemah, “Abang juga senang melihat Adek Abang ini baik-baik saja.” Ada tawa terkekeh yang terdengar dari Padma dengan menyusut bagian ujung matanya kemudian menggenggam salah satu tangan Avin. Kemudian pandangan Avin beralih pada Puspa yang berdiri di ujung ranjang di seberang Padma, “Kau baik-baik saja?’ Puspa hanya menganggukkan kepalanya, “Iya Bang.” Avin melihat ke arah anak-anak Puspa yang juga ikut berdiri di sekitar ranjangnya, “Fani dan Azzam, oke?” Bukan jawaban yang di berikan oleh Fani dan Azzam, justru tangis yang meledak