Wajah Hanum terlihat sembab karena menangis saat Bram datang menjemputnya. “Ayo,” ajak Bram dengan mengulurkan tangannya, tapi Hanum berlalu tanpa mempedulikan dan pria itu hanya bisa menarik napas panjang. “Hai, Hanum,” Puspa tersenyum seramah mungkin saat Hanum membuka pintu depan penumpang yang dia duduki. “Hanum kamu duduk di belakang ya,” Bram menunjuk pada pintu belakang mobilnya. “Hanum mau duduk di depan sini?” tawar Puspa yang bisa melihat ada sorot kemarahan dari wajah Hanum. Brak! Puspa terlonjak kaget saat Hanum tiba-tiba menutup pintu mobil di hadapannya dengan keras. “Hanum!” bentak Bram melihat kelakuan putrinya itu, “Itu tidak sopan!” Hanum tak peduli dengan bentakan Bram kemudian membuka pintu mobil dan kembali menutup pintu dengan keras. Brak! Sekali lagi Hanum