Kemana?!

881 Kata
“Ayo fy pulang. Biar kakak yang anterin.” Ajak Iel menarik tangan Ify. “Gak mau..” tepis Ify. “Fy, dengerin kakak lo. Gak akan bagus kalo orang orang rumah tau lo pergi gak bilang bilang.” Ujar Via. Ify menggeleng atas jawaban untuk Via. “Ayo fy  kakak anterin.” Ajak Iel lagi. Ify acuh saja atas ajakan kakaknya itu. “Iya fy, mending lo pulang deh siapa tau kak Rio atau mama Manda udah pulang.” Bujuk Agni. “Nanti motor lo biar gue yang bawa.” Sambung Cakka. “Gue bisa bawa sendiri.” Jawab Ify singkat. “Tapi itu bahaya fy, kalo ada apa apa dijalan gimana. Mending kita bareng bareng ke rumah lo yukk.” Tukas Shilla. “Gue bilang gak mau! Kok rese sih! Kalo kalian mau ngajakin gue pulang kalian aja sono yang pulang. Ganggu waktu gue banget sih.” Dengus Ify sebal sambil melanjutkan makannya. “Oke. Kita gak akan ngajakin kamu pulang. Tapi kita bakal awasin kamu terus kemanapun kamu pergi.” Putus Iel. “Terserah.” Jawab Ify seadanya. “Jadi lo rencananya mau kemana??” Tanya Alvin yang sedari tadi tidak membuka mulut. “Hmm...” Ify nampak berfikir. “Setelah ini gue mau belanja ke mall, terus main game sebentar, ketaman beli ice cream, setelah itu ke pasar malem..” “Lo mau pergi sampe malem??” Potong Via yang diangguki oleh Ify. “Rio bakal pulang sebentar lagi. Nanti dia pasti nyariin elo.” Ujar Cakka. “Biarin aja. Lagian gue itu pergi cuma untuk hari ini besok besok juga bakal dikurung lagi. Jadi gue bakal puas puasin maen sampe malem. Terserah kalian mau ikut atau enggak karena gak ngaruh sama keputusan gue.” Putus Ify. “Oke kita bakal temenin lo.” Jawab Alvin mewakili yang lain. “Oke. Tapi ada syaratnya.” Ujar Ify misterius. “Apa??” Tanya Shilla, Via dan Agni bersamaan. “Apapun itu. Bakal kita ikutin kemauan lo.” Ujar Alvin pasti. “Baiklah.” Dengan senyum bahagia Ify akan memulai perayaan kebebasannya hari ini. **** “Haduh pak gimana ini? Non ify belum kembali juga. Tuan muda pasti akan marah besar.” Keluh bi Inah. “Saya juga ndak tau bi harus bagaimana. Saya tadi buang air kecil sebentar jadinya pos kosong apalagi siang ini saya sendiri yang jaga.” Ujar Pak Tarjo. Kemudian suara deru mobil terdengar disusul dengan suara klakson. ‘Tin tin' “I.. itu pasti tuan muda.” Ucap bi Inah gugup. “Yaudah bi, saya bukakan dulu gerbangnya.” Ujar pak Tarjo kemudian. Mobil Rio memasuki kawan rumah dan setelah mobil terparkir di garasi, ia segera turun dan masuk kedalam rumah yang tampak sepi. Rio dengan senyuman rindunya berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamar miliknya dan sang istri tercinta. ‘Cklek' “Sayang, Aku pulang...” Seru Rio. Kosong. Ruang kamarnya ini kosong. Tak ada istrinya dikamar ini. Dengan cepat Rio melangkah menuju ke kamar mandi dan ruang ganti. Tapi nihil. Tak ada seorang pun disana. Dengan wajah  khawatir dan marah Rio berkeliling rumah mencari istrinya. “Fy... Ify... sayang...” “Fy kamu dimana sayang...” “Sayang kamu dimana?!” Tak ada jawaban satupun membuat Rio mengerang frustasi. Bi Inah dan pak Tarjo dengan takut takut mendekati tuan mudanya itu. “Tu... tuan.. non Ify sejak tadi siang kabur dari rumah.” Jelas bi Inah tak berani menatap Rio. Rio mengernyit kening terheran. “Kenapa bisa dia kabur??!” Tanya Rio tak habis fikir. Dan mengalirlah semua cerita dari bi Inah. Tanpa merespon ucapan bi Inah Rio segera menelfon mamanya. Nada sambung terdengar dari telepon Rio. Dan terhubung. “Hallo yo? Ada apa?” “Mama pergi sama Ify??” “Ify? Dia ada dikamarnya kok.” “Enggak ada ma. Rio udah cari sekeliling rumah. Yaudah Rio cari Ify dulu.” Rio mematikan teleponnya secara sepihak. Kemudian ia mulai menelfon seseorang lagi. ‘Tut... tut... tut...’ Rio mencoba untuk menelpon beberapa orang lagi yang mungkin mengetahui keberadaan Ify. ‘Tut... tut... tut...’ “s**l. Hp mereka mati semua.” Dengan kesal Rio menuju ke bagasi untuk mengambil motornya agar lebih cepat dan mudah mencari Ify. “Pak  Tarjo! Bi Inah!” Panggil Rio. Dengan sigap kedua abdi itu pun menghadap tuan mudanya. “Iya tuan..” “Mana motor saya??” Tanya Rio. “Maaf tuan setibanya saya kerumah motor tuan tidak ada. Mungkin non Ify membawa motor itu dalam aksi kaburnya.” “Astaga. Sisi liarnya mulai muncul lagi.” Keluh Rio sambil mengacak rambutnya frustrasi. “Yaudah bi, pak makasih. Kalian kerja aja lagi.” Setelah berkata seperti itu Rio berlari menuju mobilnya dan mulai mencari keberadaan istrinya. Rumah Iel, Via, Shilla, Agni, Alvin dan Cakka sudah ia datangi. Beberapa tempat kesukaan Ify pun ia jelajahi. Bahkan mall, tempat wisata sampai bandara pun ia kunjungi. Tetapi semuanya sama sama nihil. Tak ada hasilnya. Tak ada istrinya disana. Dengan wajah lelah dan rambut serta baju yang  berantakan, ia menjatuhkan dirinya disofa ruang tamu. “Bagaimana yo? Sudah ketemu?” Tanya Manda dengan wajah khawatir. Setelah mendengar bahwa putrinya tak ada dirumah. Ia segera pulang kerumah. Rio menggeleng lemah. Ia sungguh khawatir dengan istri dan anaknya. “Yo lebih baik kita lapor polisi. Ini udah mau malam tapi Ify belum pulang. Mama takut terjadi apa apa sama Ify. Dia pakai motor gede yo dengan badannya yang mungil itu. Astaga..” “Ini belum 24 jam Ify hilang. Polisi gak akan bisa bantu kita. Ify baru pergi 6 jam yang lalu.” Ujar Zeth. “Terus kita harus bagaimana??” Tanya Manda putus asa. “Gak ada pilihan lain selain nunggu Ify sampai pulang.” Ujar Zeth. Rio mencoba untuk menelpon teman temannya dan teman teman Ify. Tapi hasilnya tetap sama. Teleponnya tak diangkat. “s**l! Mereka ini kemana sebenarnya!!” Raung Rio kesal sambil mengusap wajahnya frustasi. Vote and Comment guys!! Babies Haling
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN