Bab 1. Dia Akan Bekerja Disini!
“Carikan saya wanita malam ini! Saya butuh pelampiasan untuk melupakan Arabella.” Seorang pria berdiri menghadap jendela besar yang mengarah ke perkotaan lepas. Di belakangnya, berdiri seorang pria yang merupakan asisten pribadinya. “Apa kau tidak mendengarku, Simon?!” Pria itu berbalik menatap laki-laki di belakangnya. Seketika laki-laki itu pun menunduk melihat tatapan tajam dari atasannya itu.
“Saya mendengarnya, Tuan Dave, tapi … apakah Anda yakin, dengan apa yang baru saja Anda ucapkan? Bukannya saya meragukan Anda, hanya saja … sebelumnya Anda tidak pernah melakukan hal itu, Tuan.”
Dave terdiam mendengar ucapan Simon. Yang dikatakannya memang benar, selama ini dia tidak pernah mau membayar seorang wanita malam hanya demi memuaskan hasratnya. Namun, itu karena dia memiliki Arabella, seorang gadis yang selama ini menjadi pujaannya. Tapi sayang, wanita itu justru lebih memilih pergi meninggalkannya di saat dia begitu mencintainya.
“Itu dulu. Sekarang lain lagi. Aku butuh wanita itu!”
Simon mengangguk. “Baiklah, kalau memang itu yang Anda inginkan. Saya akan berusaha mencarikannya untuk Anda.”
Setelah mengatakan itu, Simon pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Tak butuh waktu lama, panggilan itu pun diangkat oleh sang pemilik ponsel.
“Hallo, ini dengan Madame Sahukia, ada yang bisa saya bantu? Ini dengan siapa?”
Terdengar suara wanita paruh baya dari seberang sana. Rupanya, Simon menghubungi seseorang yang memiliki akses agar bisa memberikan apa yang diinginkan atasannya.
“Halo, sebelumya perkenalkan saya, Simon–asisten pribadi Tuan Dave Darian Davis. Anda mungkin pernah mendengar namanya. Tujuan saya menghubungi Anda, atas perintah dari Tuan Dave sendiri. Beliau menginginkan seorang wanita malam ini. Apa kau bisa menyediakannya?”
“Wanita? Untuk Tuan Dave Darian? Apa kau serius? Bukankah setahuku, dia tidak pernah mau menyewa jasa pekerjaku? Tapi kenapa, tumben sekali, hari ini dia menginginkannya. Apa kalian tidak sedang membodohiku?”
“Membodohi?! Untuk apa saya melakukan itu?”
Dave yang mendengar hal itu, langsung merebut ponsel asistennya. “Saya sedang tidak bercanda! Saya akan membayarmu 10 kali lipat dari harga yang biasa kau tawarkan jika kau bisa memberikan wanita terbaik untuk saya malam ini!”
Sahukia terkejut mendengar ucapan tersebut. Rupanya pria itu benar-benar serius meminta seorang wanita padanya. Dia sungguh tidak menyangka, kalau seorang Dave Darian akan menjadi salah satu pelanggannya. Padahal selama ini, dia sudah melakukan berbagai macam cara untuk mempengaruhi Dave, supaya mau menyewa salah seorang pekerja wanitanya. Akan tetapi, laki-laki itu menolak mentah-mentah tawaran Sahukia.
”Oh, Tuan Dave, jadi Anda benar-benar serius, ingin meminta seorang wanita padaku?! Tentu, itu adalah suatu kehormatan bagiku, kalau Anda bisa menjadi pelangganku. Pasti, aku akan menyediakan wanita terbaik malam ini untuk anda, Tuan Dave.”
“Baiklah, Sahukia, saya pegang kata-katamu! Pokoknya, jangan sampai kau mengecewakanku! Kalau tidak, saya tidak akan segan-segan untuk menarik izin usahamu dan menghancurkannya! Apa kau paham?!”
Sahukia ketakutan. “Ah, t-tentu saja tidak, Tuan Dave, aku tidak akan mungkin berani mengecewakanmu. Aku janji, kalau aku akan menyediakan wanita terbaik untukmu malam ini.”
Dave langsung menutup teleponnya begitu saja. Setelah itu, dia pun mengembalikan ponsel itu pada Simon.
“Kau, aturlah mengenai wanita itu! Aku tunggu malam ini,” ujar Dave pada sang asisten.
Simon pun mengangguk patuh. Mengiakan perintah atasannya. “Baik, Tuan Dave.”
***
Sementara itu di tempat lain, tepat di sebuah kamar, seorang gadis sedang mendesain sebuah gambar pakaian. Dia nampak fokus menggerakkan pensil di tangannya dengan teratur. Namun, tiba-tiba bunyi ponselnya mengalihkan perhatiannya. Gadis itu pun langsung menjawab panggilan tersebut. Panggilan yang berasal dari Juan–kekasihnya.
“Halo, Juan? Ada apa?”
“Kau sibuk, Sayang?”
“Tidak, aku sedang mendesain gambar. Kenapa memangnya?”
“Bisa kita ketemu? Aku kangen banget sama kamu, Anna. Lagian kan kita juga udah beberapa hari ini enggak ketemu.”
“Baiklah, aku akan datang ke apartemenmu.”
“Tidak, Sayang. Aku yang akan menjemputmu. Kamu siap-siap aja, ya!”
“Oke, aku tunggu.”
Panggilan pun terputus. Anna tersenyum sambil menatap ponsel miliknya. Ya, sudah beberapa hari ini Anna memang tidak bertemu dengan Juan. Sama halnya dengan apa yang dikatakan pria itu, Anna juga sangat merindukannya.
Setelah selesai bersiap, Anna pun keluar dengan mengenakan dress yang membuatnya terlihat cantik. Dress itu Anna sendiri yang mendesainnya. Ya, selain mengurus perusahaan papanya, Anna juga memiliki sebuah butik hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Rencananya, tahun ini dia akan melepas masa lajangnya bersama Juan. Mereka sepakat untuk menikah dan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi nantinya.
Anna berjalan keluar rumah. Di sana, Juan sudah menunggunya. Namun, tiba-tiba saja seseorang menghadang langkahnya.
“Kau mau ke mana, Anna? Sudah tau papamu sakit keras, masih juga mau keluyuran!” Seorang wanita yang merupakan ibu tirinya Anna tampak begitu kesal. Wanita bernama Barbara langsung menghalangi kepergiannya.
“Aku akan pergi bersama Juan sebentar. Aku janji tidak akan lama, Ma.”
Tak lama kemudian seorang wanita lain datang. Ya, dia adalah Clara Bautista–kakak tirinya Anna. Wanita itu tampak membisikan sesuatu pada ibunya. Setelah itu, Barbara pun terlihat mengangguk seperti mengerti sesuatu. Entah apa yang mereka bicarakan, Anna sama sekali tidak peduli.
“Baiklah, aku akan izinkan kau pergi, tapi jangan lama-lama!” ujarnya sedikit menyunggingkan senyuman.
Mendengar izin itu, Anna pun tersenyum. Dia mengangguk patuh. Mengiakan perkataan sang ibu tiri lalu kembali melanjutkan langkah kakinya keluar rumah.
“Maaf, aku terlambat,” ujar Anna setibanya dia di dalam mobil. Juan tersenyum dan menoleh ke arah Anna.
“It's oke, no problem, Honey. Mau jalan sekarang?”
Anna mengangguk. Mobil itu pun mulai melaju meninggalkan halaman rumah.
Sepanjang perjalanan, Anna terus berbicara dan menceritakan apa saja yang dia lakukan beberapa hari ini. Juga, atas pencapaian apa saja yang sudah dia lalui. Sementara Juan, dia hanya tersenyum sambil mendengarkan. Hingga kemudian, mobil pun berhenti di sebuah rumah besar yang bahkan Anna sendiri juga tidak tahu itu di mana.
“Kita di mana, Juan?” tanya Anna saat kekasihnya itu membukakan pintu mobil untuknya. Namun bukannya menjawab, Juan hanya tersenyum pada Anna.
“Aku akan membawamu ke sebuah tempat, Anna, ikutlah denganku!”
Anna hanya terdiam tanpa berkata apa pun lagi. Juan sudah lebih dulu menggandeng tangan Anna dan membawanya masuk.
Di dalam ruangan itu, banyak sekali para wanita yang mengenakan pakaian seksi. Anna pun dibuat keheranan, kenapa kekasihnya itu membawanya kemari? Apa maksudnya? Apa ini rumah temannya? Apa sedang ada pesta di sini, makanya mereka semua berpakaian seksi seperti itu? Beragam pertanyaan mulai mendesaknya untuk bertanya pada Juan. Namun, baru akan bicara, seorang pria dan wanita menghampiri mereka berdua. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Madame Sahukia–pemilik rumah itu. Juan juga memperkenalkan Anna dan mengisyaratkan kepada orang-orang itu untuk segera membawa kekasihnya.
Mengetahui hal itu, Anna sangat terkejut. Terlebih saat tiba-tiba saja Juan mendorongnya. Anna bahkan sampai tersungkur ke lantai.
“Juan, apa maksudnya ini?”
“Bawalah dia! Mulai sekarang, dia akan bekerja di sini.”
“Bekerja di sini? Memang tempat apa ini?”
“Ini rumah bordil, aku menjualmu di sini!”
Anna begitu terkejut mendengar ucapan Juan tersebut. Dia tidak menyangka, kalau ternyata Juan sudah merencanakan semua itu dan telah membuat kesepakatan diam-diam dengan orang-orang itu tanpa sepengetahuannya.