"Dina, jawab! Jangan diam saja, aku tidak memintamu untuk diam, aku memintamu untuk menjawabnya. Tidak bisakah kamu menjawabnya, apakah sulit untuk mengatakan iya atau memang benar kamu ingin bukti ini sampai ke tangan suamimu? Jika memang iya, baiklah aku akan kirimkan. Kamu pikir aku tidak punya nomor telepon suamimu." Sekali lagi Anton mengancam Dina. Ancaman Anton membuat Dina ketakutan, dia tidak menyangka jika Anton benar-benar mempunyai bukti atas apa yang dia rencanakan untuk mertuanya itu. "Baiklah, baiklah, aku akan ke sana. Kamu keterlaluan, menyebalkan kamu Anton. Tapi, aku harap bukti itu segera kamu hapus. Aku tidak ingin kamu menyimpan bukti itu, mengerti!" teriak Dina yang mengakhiri panggilan telepon dengan Anton. Dina menjerit dan menjamak rambutnya, dia benar-benar