Aku dan Ken duduk dengan lesu sembari memandangi dua buah koper mini dan dua tiket yang tergeletak di meja rias. Hari ini kita berdua akan pergi ke Phuket, tidak ada yang membuka suara lantaran asik merenungi nasib satu sama lain. Lagi pula, Mama mertuaku itu ada-ada saja. Membelikan tiket pesawat untuk pergi honeymoon, padahal aku dan Ken saja tidak pernah berpikiran sampai kesana. Hidup berdua dengan manusia menyebalkan yang punya wajah lumayan cakep itu pun sudah menguras kesabaran, apalagi ini. Meskipun hanya 3 hari, tapi aku merasa khawatir yang berlebihan. “Yakin nih kita berdua berangkat? gue takut akan terjadi kdrt disana” ungkapku jujur, kdrt disini bukan kekerasan fisik namun kekerasan lisan mengingat aku dan Ken sama-sama suka bacot. Bisa kalian bayangkan betapa rusuhnya kalau