Devina masuk ke rumah Kanaf dengan helaan napas halus, Kanaf tengah membaca majalah, ia sudah mendengar kabar tentang Qiara yang masuk rumah sakit, namun ia tidak bisa ke sana menjenguk putri temannya, dikarenakan Devina melarangnya dan mengatakan bahwa semua baik-baik saja. Devina duduk disofa dan menghadap Kanaf. “Bagaimana keadaan Qiara?” tanya Kanaf. “Dia baik-baik saja, ‘kan?” “Devina merogoh kantung celananya yang ia kenakan kemari dan menyodorkan ATM milik Kanaf kembali. Kanaf tahu pasti Devina sudah memutuskan sesuatu, dan kali ini keputusannya sudah pasti tentang Zein dan putrinya. “Baiklah. Aku akan menerimanya kembali,” kata Kanaf mengambil ATM miliknya meksi hatinya terluka, namun bukan itu yang penting, yang terpenting adalah kebahagiaan Devina dan Qiara. “Kamu nggak bert