"Kamu". "Ya, saya" ucap Bram. Bram memperhatikan Agni, ia memandang secara jelas wajah Agni. Iris mata bening itu yang selalu menggangu pikirannya. Wanita itu sama sekali tidak sedang sibuk, ia hanya anak magang tidak seharusnya mengerjakan pekerjaan seperti ini, yang tidak seharusnya ia kerjakan. "Ada apa?" Tanya Agni. "Ikut saya" ucap Bram, hanya dengn tatapan ia memberitahu Agni untuk mengikutinya. Bram lalu meninggalkan Agni begitu saja. Sementara Agni nelangsa dalam hati. Agni sebenarnya ingin mengabaikan laki-laki itu begitu saja. Semua mungkin telah membenarkan apa yang terjadi kemarin, menguatkan bahwa dirinya memiliki hubungan khusus dengan Bram. Semua semakin percaya karena Bram lah yang datang kesini menemuinya secara langsung. Sungguh ia tidak ingin membuat itu terjadi,