"Tuh, beneran kan?"
Amanda melihat sosok wanita tua yang rambut di kepalanya tampak sedikit. Rambut jarang-jarang itu terlihat hanya menempel di kulit kepala yang tampak merah dan penuh luka berongga. Darah dan nanah tampak menyatu. Bau busuk juga menyeruak dari hantu tersebut. Sosok itu menghadap ke arah dinding. Pakaian lusuh dan bersimbah darah tampak menyeramkan.
"Permisi ya, Nek, saya cuma mau ke kamar mandi."
Amanda menghentikan langkahnya di depan pintu kamar mandi lalu membaca doa sebelum dia masuk.
"Allahuma ini udzubika minal khubusi wal khobaits aamiin."
Doa sebelum masuk kamar mandi itu terlantun dari bibir mungil milik Amanda.
Hantu nenek tua itu lalu menghilang saat Amanda mau masuk ke kamar mandi. Setelah selesai menuntaskan hajatnya, dia pun bergegas. Namun, kakinya tergelincir saat menuruni dua anak tangga menuju pintu belakang.
Adam yang tiba-tiba muncul langsung menolong gadis itu dengan cara menarik tangan gadis itu dan tak sengaja memeluknya. Amanda langsung merasa kikuk salah tingkah dan malu mendapat pelukan dari pemuda itu.
"Eh, hati-hati Amanda nanti jatuh," ucap Adam seraya melepas pelukan gadis itu.
"I-iya, Mas, eh Adam. Makasih ya udah nolongin aku," ucap Amanda.
"Jangan panggil saya Mas, panggil Adam aja!" pinta pemuda itu.
Gadis itu hanya mengangguk lemah dan tersenyum ringan. Amanda buru-buru pergi menuju ke neneknya. Mella, Mbak Mira dan anak-anak juga sudah menunggu di halaman belakang untuk mempersiapkan pesta kecil untuk ulang tahun Adam.
*
Malam itu, acara ulang tahun Adam berlangsung dengan meriah. Mereka bernyanyi saling bermain tebak-tebakan dan juga saling bercerita lucu maupun cerita misteri.
Acara kejutan untuk Adam juga berhasil terealisasi. Para anak didik di Taman Aksara dengan sukarela mengumpulkan uang untu memberikan kado berupa dompet untuk Adam.
"Maaf ya, Kak, hasil uang patungan kita cuma bisa beli dompet murah seperti itu," ucap Mella mewakili para anak rumah singgah.
"Ya ampun, aku seneng banget dapat ini. Kalian kenapa repot-repot, sih? Makasih banyak ya semuanya," ucap Adam penuh ketulusan dan merasa terharu.
Amanda lalu ikut mendekat ke arah Adam.
"Aku bingung mau kasih Mas apa, tapi kata nenek rajutan buatan aku bagus, jadi aku kasih ini buat Mas," ucap Amanda.
Gadis itu menyerahkan syal rajutan berwarna hijau tua pada Adam.
"Makasih banyak, Manda, ini bagus banget. Tapi jangan panggil saya Mas, panggil Adam aja," ucap Adam.
"Nggak enak, Mas, pokoknya selamat ulang tahun ya," lirih Amanda.
Lesung pipi yang terlukis di wajahnya itu menambah kecantikan paras ayu miliknya. Adam sampai menatap lekat sejenak rupa gadis itu seraya tersenyum.
"Kak, ayo mulai acara doorprize-nya!" bisik Mella membuyarkan lamunan Adam.
"Oh iya, yuk kita mulai!" ajak Adam.
"Oke semuanya, perhatiin ke Kak Adam, dia mau bagi-bagi hadiah nih. Baru ini kan nemu orang ulang tahun bukannya minta hadiah malah bagi hadiah. Yuk, kita sambit eh maksudnya sambut Kak Adam," ucap Mella.
Para hadirin bertepuk tangan seraya menyanyikan lagu ulang tahun untuk Adam.
"Terima kasih semuanya. Nah, kalian pegang kupon dari aku, kan?" tanya Adam.
"Pegang, Kak." Semuanya menyahut dengan kompak.
"Kalian udah kasih nama juga, kan?"
"Sudah, Kak."
"Nah, masukkan kupon itu ke kotak ini biar Kak Adam undi ya," ucap pemuda itu seraya mengarahkan kotak ke semua yang hadir.
Selanjutnya, Adam memilih tiap nomor kupon tersebut dan menyebutkan hadiahnya. Mella mendapatkan voucher dua ratus ribu untuk berbelanja di distro miliknya. Nenek Ratih mendapat hadiah utama yaitu uang senilai satu juta rupiah. Sedangkan Amanda mendapat voucher makan di restoran all you can eat.
"Alhamdulillah, bisa bawa nenek makan enak di tempat ini," ucap Amanda seraya memeluk neneknya dari samping.
Ada juga yang mendapat satu set alat tulis, kaus, topi dan uang dari Adam. Setelah hadiah dibagikan, acara tersebut akhirnya berakhir. Semua anak-anak serta yang lainnya menuju ke kamar penginapan yang sudah ditentukan.
*
Pagi dini hari menunjukkan pukul tiga di jam dinding yang Amanda lihat. Gadis itu terbangun karena panggilan alam yang membuat perutnya mulas saat itu.
"Duh, mules banget lagi, mana harus ke toilet. Aku kan takut liat penampakan tadi," gumam Amanda.
Perut gadis itu sangat melilit sampai dia memberanikan diri menuju ke kamar mandi.
Ceklek.
"Haduh tuh nenek melotot lagi ke aku."
Amanda membuka pintu kamar mandi dan dilihatnya seorang nenek memakai kebaya dan kain jarik dengan rambut terurai penuh uban. Kedua mata sosok itu tampak merah menatap tajam pada gadis yang mau memasuki kamar mandi itu.
"Aku udah baca doa masuk WC ya, Nek, jadi jangan ganggu aku, duh numpang-numpang ya, Nek."
Hantu wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya.
"Aku masuk ya, Nek, permisi ya, Nek." Amanda menutup pintu kamar mandi lalu duduk di atas closet melaksanakan hajatnya.
"Haduh, Nenek ngapain ikutan jongkok? Jadinya aku kan bisa liat belatung di kepala Nenek, mana pada dadah dadah sama aku," lirih Amanda berusaha mengalihkan pandangannya.
Sampai akhirnya, dia menutup matanya ketakutan. Namun, dilihatnya lagi kepala sang nenek yang penuh luka lebar menganga dengan belatung dan bau darah anyir tercium.
"Haduh, Nenek jangan liat ke aku terus dong! Nenekliat ke sana aja!" pinta Amanda.
Gadis itu buru-buru menuntaskan hajatnya dan mencuci tangan serta mem-flush kloset itu.
"Permisi ya, Nek. Jangan ganggu ya, kan aku nggak ganggu," ucap Amanda lalu membuka pintu kamar mandi.
Seseorang berdiri di depan toilet mengejutkan gadis itu.
"Eh, ada Amanda, aku kira siapa."
Ternyata sosok Adam sudah berada di depan pintu kamar mandi mengejutkannya.
"Astagfirullah, Mas Adam ngagetin aja! Mas, mau masuk kamar mandi, ya? Aku saranin jangan deh, soalnya tadi agak bau, tadi aku habis pup, hehhehe," ucap Amanda malu setelah buang air besar.
"Oh, kamu habis BAB?" tanya Adam.
Amanda mengangguk.
"Ya udah, nggak apa lah. Aku sebentar doang kok, nanti aku tahan napas."
"Oh, ya udah kalau begitu. Eh, Mas Adam, kamu baca doa dulu ya, takut ada yang ganggu," ucap Amanda sambil melirik penampakan nenek yang masih ada di dalam kamar mandi.
"Hahaha … kamu ngapain percaya aja sama hal kaya gitu?" Adam lantas masuk dan menutup pintu kamar mandi.
Amanda menuju dispenser air untuk minum karena rasa haus di tenggorokannya. Adam terdengar membuka pintu kamar mandi.
"Kamu masih di sini, Manda?" tanya Adam.
"Iya masih, aku minum dulu. Aku baru mau balik ke kamar," jawab Amanda.
"Boleh minta tolong, nggak?"
"Minta tolong apa?" sahut Amanda menoleh pada Adam.