Rea tahu jika Mike masih menatapnya dari balik tubuhnya. Namun ia tetap tak menganggapnya. Rea yakin jika Mike tak akan berani menggodanya lagi.
Tapi sayangnya, Mike bukan tipe orang yang gampang menyerah. Mike menyeringai saat berpikir bahwa Rea sengaja menggodanya dengan berpakaian seksi seperti itu. Dan tadi, gadis itu hanya terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba saja. Ya, Mike yakin sekali jika Rea menginginkan dirinya. Sama seperti dia yang juga sangat menginginkan tubuh seksi nan menggoda milik Rea.
Rea membalikkan tubuhnya dan sangat terkejut melihat Mike sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum menyeringai jahat.
Rea mengerutkan keningnya, “Ngapain lo? Awas gue mau lewat,” sentak Rea yang malas meladeni tingkah Mike yang sejujurnya membuatnya takut saat ini.
Terlebih lagi melihat tatapan mata Mike yang terpenuhi kabut gairah. Rea bisa melihatnya dengan jelas. Arti tatapan mata Mike yang tersirat begitu menginginkannya.
“Kenapa terburu-buru masuk ke kamar, sayang? Bukankah kau sedang menggodaku, baby?” ucap Mike seraya ingin menyentuh pipi Rea.
Tapi dengan cepat tangannya di tepis oleh Rea. Gadis tersebut menatap nyalang Mike yang kaget, namun dengan cepat tersenyum mengejek ke arahnya.
“Wah, lo galak juga yah? Jadi makin penasaran deh!” goda Mike sambil tertawa kecil.
“Heh b******k! Gue bukan cewek murahan kayak pacar-pacar lo yang bisa lo tiduri semalam, lalu lo buang gitu aja,” hardik Rea kesal.
“Tenang sayang, gue akan membuat lo jadi satu-satunya yang akan jadi kekasih gue. Bagaimana? Apa lo mau jadi cewek gue, Hm?” Mike mengulurkan tangannya dan membelai lembut pipi Rea seraya tersenyum begitu hangat.
Senyum yang mampu menghangatkan raganya. Rea terdiam sejenak. Lantas detik berikutnya ia terbahak. Membuat Mike mengernyitkan kedua alisnya, menatap bingung akan respon yang Rea berikan.
“Tunggu! Ini Lo lagi nembak gue atau gimana? Lo lucu yah,” Rea terkekeh kecil.
“Lo nggak punya malu apa? Lo disini cuman numpang. Ini rumah gue, dan Lo dengan percaya dirinya bilang ke gue, apa gue mau jadi cewek Lo? Ck! Dasar Playboy cap teri Lo!” sentak Rea yang kesal akan kepercayaan diri Mike.
Mike hanya diam saja saat Rea bicara. Memilih untuk mendengarkan terlebih dahulu sebelum akhirnya ia akan menjawab semuanya.
“Kenapa diam? Lo pikir, diri Lo itu siapa? Merasa sok ganteng gitu, iya? Aduh, di luaran sana yang lebih ganteng dari Lo banyak kok. Jangan kepedean deh,” cibir Rea sengit.
Setelah mengatakan itu, Rea berjalan dan menabrak sebelah lengan Mike dengan keras. Membuat Mike terkejut dan berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya.
“Nggak mungkin Lo nggak sengaja menggoda gue? Gue tahu jelas pakaian apa yang Lo pake selama ini? Kenapa tiba-tiba...” Mike menghentikan kalimatnya saat melihat Rea membalikkan tubuhnya dan menatap Mike ketus.
“Ini rumah gue. Jadi, gue bebas buat pakai baju apa pun di rumah gue sendiri. Kenapa memang dengan pakaian yang gue pakai? Ini masih normal kan? Yang penting kan gue nggak telanjang aja di depan Lo,” sinis Rea yang berniat untuk berbalik.
Mike segera menahan lengan Rea dengan mencekalnya. Mendorong tubuh Rea ke dinding. Mengungkung Rea di dinding. Hingga gadis itu tak dapat lagi bergerak.
Rea tentu saja terkejut mendapati apa yang Mike lakukan padanya. Gadis menatap marah ke arah Mike. “Lo apa-apaan sih? Lepasin gue Mike! Awas saja sampai Lo berani cium gue sembarangan lagi kayak tadi? Gue nggak akan, hmmpt.” Mike segera membungkam bibir Rea dengan ciumannya yang terasa begitu terburu-buru dan tidak sabaran.
Rea kaget bukan main. Saat bibir Mike yang sejak tadi pagi memang mengganggu pikirannya hingga dengan nekat melakukan hal seperti ini.
Membalas perbuatan Mike dengan memakai pakaian yang tidak seperti apa yang ia kenakan setiap harinya. Pakaian yang cukup seksi.
Rea berusaha mendorong tubuh Mike dengan kedua tangannya yang bebas. Tapi tetap saja, Mike tak mau melepaskannya. Ia sudah bertekad untuk memiliki Rea seutuhnya.
Rea masih terus melakukan perlawanan. Walaupun setengah dari dirinya sangat menikmati ciuman Mike. Laki-laki tersebut memang jago dalam hal berciuman.
Terbukti dari seberapa piawainya dia dalam mempermainkan lidahnya di dalam mulut Rea yang terbuka karena ia sengaja menggigitnya.
Merasa terganggu dengan aksi Rea untuk membebaskan dirinya. Mike memegangi kedua tangan Rea dengan satu tangannya. Lantas menariknya ke atas. Agar ia lebih leluasa dalam menikmatinya.
Rea semakin takut saat kedua tangan dan kakinya seolah tak bisa bergerak. Sebab Mike menutup semua akses geraknya.
Lambat laun, Rea mulai tenang. Dan mulai menikmati ciuman Mike yang memabukkan. Terlebih tangan Mike yang bebas mulai bergerilya mencari dimana titik sensitif seorang perempuan yang terkadang sama letaknya tapi bisa juga berbeda.
Bibir Mike mulai menjelajahi leher jenjang Rea yang telah menggodanya sejak tadi untuk ia beri tanda. Sementara Rea hanya bisa pasrah dan menikmati sensasi yang baru pertama kalinya ia rasakan.
Ciuman Mike beralih menyusuri rahang Rea dengan lembut serta memberikan kecupan-kecupan kecilnya. Lalu naik ke cuping telinga Rea dan mulai menggigitinya dengan pelan. Menimbulkan sensasi geli namun nikmat yang dirasakan oleh perempuan tersebut.
Sementara tangannya telah berada di dua gundukan yang berada di depan. Rea semakin bergerak kegelian. Saat tangan aktif mulai melancarkan aksinya pada kedua benda yang menjadi favorit dari bayi hingga dewasa tersebut.
Mike mencium bibir Rea lagi. Melihat Rea yang kehabisan napas karenanya. Ia dengan terpaksa melepaskan ciumannya, tapi tidak dengan cekalan tangannya di kedua tangan Rea yang berada di atas kepalanya.
Mike kembali mendekatkan wajahnya dan mulai mencoba untuk mencium bibir Rea lagi. Hasratnya benar-benar bangkit sore ini. Dan ia tak bisa menahannya lebih lama lagi.
Mengingat jika biasanya ia selalu mendapatkan pelepasannya setiap harinya dengan perempuan-perempuan yang berbeda-beda tergantung keinginannya.
Tapi kali ini, Mike harus sedikit memaksa untuk bisa mencium Rea. Bibir Mike nyaris menempel lagi di bibir Rea. Namun, apa yang baru saja terlontar dari mulut Rea membuatnya membeku seketika itu juga.
“Lo nggak bisa lanjutin itu, karena gue....lagi dapet tamu bulanan,” pungkas Rea pelan.
Hening. Mike masih sangat terkejut sekaligus kesal setengah mati. Karena gagal mendapatkan pelepasannya hari ini.
Mike menggelengkan kepalanya keras. Menolak apa yang barusan ia dengar. “Lo pasti bohong kan? Gue yakin Lo Cuma mau ngerjain gue doang. Iya, kan?” tuding Mike dengan napas tersengal-sengal.
Rea menggelengkan kepalanya pelan. “Nggak. Gue memang lagi dapet saat ini. Lo bisa rasain ada yang berbeda bukan?” Rea menatap mata Mike dengan serius.
Mengerti apa maksud dari perkataan Rea. Mike melepaskan pelukannya dan cekalan di tangan Rea. Lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Menutup pintu kamar mandi dengan keras saking kesalnya. Menuntaskan apa yang seharusnya menjadi kewajiban Rea. Gadis yang telah membangkitkan sesuatu yang seharusnya tidak bangun hanya karena melihat apa yang Rea kenakan saat ini.
Melihat Mike yang terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi dan langsung menghidupkan shower. Rea bisa menebak apa yang laki-laki itu lakukan di dalam sana.
Dalam hatinya, Rea bersyukur karena tamu bulanannya datang siang tadi. Karena memang sesuai dengan rencana balas dendamnya pada Mike.
Namun, ia tak sampai berpikiran akan melakukan hal ini. Karena sedikit banyaknya ia tahu bagaimana rasanya tersiksa. Jika tidak dituntaskan.
Belum pernah melakukannya. Bukan berarti Rea tak tahu apa-apa. Sebab pengetahuan bisa datang dari mana saja. Entah teman atau saudara. Mungkin juga dari buku-buku atau juga internet. Semua tersedia dengan baik segala informasi yang kita butuhkan.
Rea segera masuk ke dalam kamarnya. Saat melihat penampilannya yang sudah acak-acakan. Ia berjanji untuk tidak akan tergoda lagi pada ciuman Mike yang mampu menghanyutkannya dalam pusara kenikmatan yang selalu digadang-gadang oleh sebagian orang sebagai surganya dunia.