Rhe membuka kancing piyamanya, dan membalikkan bajunya sehingga menutupi bagian d**a dengan punggung terbuka. Barra perlahan membuka perban dan mengecek lukanya.
“Sudah mulai kering Rhe. Hanya saja, ini cukup panjang. Aku khawatir berbekas,” Barra berdiri dan mencuci tangannya, lalu mengambil salep dan kotak P3K. “Tidak apa-apa berbekas. Sudah resiko aku,” Rhe menjawabnya.
“Ah, jangan.. Aku sedih setiap melihatnya. Rasanya seperti aku tidak bisa menjaga dan melindungimu,” Barra mulai mengoleskan salep tersebut.
“Itu bukan salahmu bukan?” Rhe mulai merasakan sentuhan Barra di kulitnya. “Kamu bisa melindungi masyarakat banyak dari para penjahat itu. Dan, aku bertugas untuk menjagamu dari mereka,” Barra bicara tegas.
Dengan pelan ia mengoleskan salep di luka memanjang itu d
