Tanisha termenung. Jawaban Barra begitu singkat. Kenapa Barra berbeda? Sama sekali tidak menanyakan kabarnya, dan tidak menjawab soal keinginannya bertemu. “Ah.. Barra. Kenapa?” Tanisha bicara pada dirinya sendiri. Ia memeluk bantal dan menangis. *** Rhe kaget sekali melihat apartemen Barra yang begitu luas dan besar. Tidak hanya itu, apartemennya rapi dan tertata dengan citarasa interior yang baik. Berbeda dari apartemen miliknya yang kosong tanpa interior apapun. “Duduk..” Barra menyuruhnya duduk. Rhe memperhatikan kalau Barra membuka jaketnya, lalu menggulung tangan kemejanya hingga ke siku. Ia memperhatikan Barra menuju dapur dan membuat minuman. Tak lama, minuman itu ada di hadapannya, “Untukmu Rhe, teh manis hangat. Jangan khawatir, teh itu belum kadaluarsa.” Bar