“Mau makan apa?” Barra mulai menyalakan mesin mobil. “Apa saja.. Bebas,” Rhe memasang sabuk pengaman. Barra tertawa, “Kalau terus membebaskanku, kamu akan bosan karena aku akan mengajakmu makan nasi goreng terus.” Sudut mulutnya muncul membentuk tawa, Rhe tergelak, “Tidak apa-apa..” Barra menatapnya, “Tidak akan bosan? Rhe, kita tidak mungkin makan berdua hanya sekali atau dua kali. Aku akan sering mengajakmu makan berdua saja.” Rhe menatapnya, “Se-sebe-rapa sering?” Barra terbahak-bahak, “Akan sangat sering. Aku tidak mau hari-hariku tanpa kamu Rhea Adhisti.” Wajahnya terasa panas, kalau ini siang hari, mungkin saja Barra akan melihat pipinya yang merah padam. “Selain itu, aku harus memastikan kamu makan dengan cukup. Tidak mudah menangkap penjahat, harus ada energi untuk itu