Sudah sepuluh hari berlalu sejak penawaran yang diberikan Marthin saat itu. Shana yang masih menganggap tawaran itu hanya angin lalu, tetap bekerja seperti biasa dan pulang ke rumah sakit untuk menunggui ibunya. Shana baru saja keluar dari kamar mandi setelah bercuci muka, tiba-tiba seorang perawat masuk dan berjalan ke arahnya. "Sha, bisa ke loket p********n sebentar?" tanyanya. Shana mengangguk. Ia lantas menaruh handuk kecil yang sedari tadi dipegangnya ke atas kursi lalu berjalan keluar, mengikuti perawat tersebut menuju loket p********n. Suasana malam itu cukup ramai disana. Banyak orang yang sedang melakukan p********n pengobatan mereka. Shana berjalan ke sisi lainnya dan menemui Dewi yang sedang tersenyum padanya. "Malam Sha ... gimana kerjanya hari ini?" tanya suster Dewi